Permainan Rakyat Daerah Kalimantan Selatan/Bausutan

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
17. B A U S U T A N


  1. Nama permainan

    Di daerah perairan, yaitu kampung - kampung yang berada di pinggiran sungai di Kalimantan Selatan, menamakan permainan ini dengan Bausutan. Dalam bahasa Indonesianya sama dengan Berusutan.

    Bausutan, kata dasarnya adalah "usut" yang berarti mencari atau mengejar seseorang atau lebih. Setelah mendapat awalan ba dan akhiran an, berarti seperti dalam suatu keadaan melakukan pencarian/pengejaran. Jadi permainan ini adalah permainan kejar - kejaran di air.

    Di daerah lainnya ada pula yang menyebutkan permainan ini dengan sebutan Ba'ausutan dan Basutsutan. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengaruh dialek dan gaya bahasa daerah.

    Di daerah Tanjung Kabupaten Tabalong, permainan ini dinamakan dengan Bapucungan.

  2. Peristiwa/waktu/suasana

    Permainan ini biasanya dilakukan oleh anak - anak waktu mandi di sungai. Kalau beberapa orang anak berkebetulan mandi bersama - sama, mereka pun mengadakan permainan Bausutan ini. Permainan ini biasanya diadakan oleh anak anak pada waktu siang hari, baik waktu pagi, siang atau sore hari.

    Suasana permainan ini cukup mengasyikkan. Hal ini terlihat pada waktu anak - anak sedang melakukan permainan tersebut di sungai. Kadang - kadang mereka tidak menyadari, bahwa mereka sudah berjam jam bermain. Sering pula terjadi mata para pemain yang bermain itu dalam keadaan merah, dan perut - perut jari mereka pun mengerut, namun mereka masih saja melakukan permainan tersebut.

    Dalam permainan ini tidak terlihat adanya unsur - unsur kepercayaan religius magis. Yang tampak hanyalah keinginan untuk mencoba kemampuan dalam berenang dan menyelam.
  3. Latar belakang sosial budaya.

    Daerah Kalimantan Selatan yang banyak dialiri sungai - sungai, merupakan daeraih perairan. Transportasi dan komunikasi lebih banyak lewat sungai. Dengan situasi alam yang demikian, tentunya orang - orang yang menghuni daerah itu berusaha untuk menyesuaikan diri dengan

alamnya.

Untuk menghadapi tantangan alam mereka harus pandai berenang. Karenanya sejak kecil mereka sudah diajari berenang.

Permainan Bausutan merupakan suatu cara untuk mengajak anak anak agar lebih giat belajar berenang. Jika mereka sudah pandai herenang, tentunya dapat ikut dalam permainan tersebut.

Permainan Bausutan merupakan permainan yang berkembang di masyarakat Kalimantan Selatan yang tidak terbatas pada kelompok sosial tertentu. Baik kelompok petani, nelayan dan buruh dan lain lainnya.

  1. Latar belakang sejarah perkembangannya

    Menurut keterangan dari informan, permainan bausutan ini sudah ada jauh sebelum kemerdekaan. Sampai sekarang ini permainan tersebut masih digemari anak-anak. Permainan ini cukup berkembang terbukti di daerah daerah seperti : Kotamadya Banjarmasin, Berangas, Marabahan dan tempat tempat lainnya yang dekat dengan sungai selalu kita temui permainan ini, meskipun terdapat perbedaan dalam penamaannya.

  2. Peserta/pelaku
  1. Jumlah pemain

    Permainan ini dapat diadakan secara perorangan atau kelompok. Apabila diadakan secara perorangan, jumlah pemain minimal 2 orang dan maksimal berjumlah 7 orang.

    Jika secara kelompok pesertanya minimal 4 ( empat ) orang dan maksimal 10 ( sepuluh ) orang. Mengenai peserta permainan perorangan sekurang kurangnya harus dilakukan dua orang, karena dalam permainan itu ada peserta yang pasang dan ada pula peserta yang naik Begitu pula jumlah yang sebanyak - banyaknya 7 ( tujuh ) orang itu agar jangan terlalu cepat didapatkan oleh yang pasang ( yang mangejar ). Karena semakin banyak pesertanya, semakin mudah pula mangejar pemain yang naik. Selain itu pula agar jangan mengganggu lalu lintas perahu di sungai.
  2. U s i a n y a

    Menurut kebiasaan, permainan ini dilakukan oleh anak - anak yang berusia antara 7 sampai 14 tahun. Bagi anak yang belum mencapai usia 7 tahun, biasanya kurang mampu dalam berenang. Bagi anak yang usianya lebih dari 14 tahun, biasanya mereka enggan untuk bermain karena takut mendapat ejekan dari masyarakatnya.

c. Janis kelamin

 Permainan ini dapat dimainkan oleh anak laki - laki maupun anak perempuan. Namun dalam pelaksanaan permainan tidak pernah terjadi gabungan antara anak laki - laki dengan anak perempuan; Hal ini mungkin dikuatirkan kalau ada anak laki laki yang usil tangan pada waktu melaksanakan permainan tersebut. Jadi apabila permainan ini dilakukan oleh anak laki laki, maka seluruh pesertanya adalah anak laki-laki.
 Begitu pula sebaliknya, jika permainan itu dilaksanakan oleh anak perempuan, maka seluruh pesertanya adalah anak perempuan.

d Kelompok sosialnya
 Permainan ini boleh dimainkan oleh anak - anak dari kelompok sosial manapun di masyarakat. Begitu pula dalam melakukan permainan mereka bergabung menjadi satu dengan tidak membedakan apakah dia anak petani, anak pedagang, anak buruh dan sebagainya.

6. Peralatan / perlengkapan permainan

 Dalam permainan ini tidak diperlukan peralatan khusus. Yang diperlukan hanyalah lapangan permainan, yaitu sungai yang lebarnya 3 sampai 10 meter, dan kadang-kadang mencapai 4 meter. Kedalaman airnya sekitar 3 sampai 10 meter.
 Untuk tidak terlalu jauh dalam pengejaran, biasanya ditentukan batas permainan. Yang digunakan untuk batas ini biasanya pepohonan atau bangunan yang ada di tepi sungai tempat I daerah permainan itu diadakan. Jarak kedua batas itu biasanya ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama, yang ukurannya kurang lebih 20 sampai dengan 40 meter.

7. Iringan ( musik, gamelan dan sebagainya )
 Permainan ini tidak memerlukan iringan musik apapun.

8. Jalannya permainan
a. Persiapan permainan

 Pada waktu pagi, siang atau sore, biasanya anak-anak turun ke sungai untuk mandi, Kalau beberapa orang anak sudah berada dipinggir sungai, mereka pun berkumpul untuk bersama - sama mandi dan bermain - main. Apabila salah seorang anak mengajak untuk mengadakan permainan, tentunya hal itu akan disambut oleh anak-anak yang lain

179

nya.

 Kalau sudah ada kesepakatan, maka ditentukanlah cara permainan, apakah secara kelompok atau perorangan. Andaikata pesertanya ganjil diadakanlah permainan secara perorangan. Tetapi apabila pesertanya genap diadakanlah secara berkelompok. Jika permainan ini diadakan secara kelompok, maka diadakan pulalah pemaduan pasangan. Yang besar berpadan dengan yang besar, kecil berpadan dengan yang kecill. Hal ini untuk menjadi keseimbangan dalam permainan, terutama tahap tahap ambungan.

 Persiapan selanjutnya ialah penentuan batas lapangan permainan yang biasanya ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama. Dan untuk penentuan pemain atau kelompok mana yang lebih dahulu pasang, biasanya diadakan umipah atau pinsut.
 Kalau permainan itu diadakan secara perorangan maka terlebih dahulu diadakan umpipah. Jika peserta umipah itu tinggal dua orang, baru diadakan pinsut.
 Tetapi kalau permainan itu diadakan secara kelompok, untuk penentuan kelompok mana yang lebih dahulu pasang, cukup dengan mengadakan pinsut oleh masing-masing wakil dari kelompoknya.
 Yang kalah pinsut dikatakan sebagai yang pasang (yang memulai permainan sebagai pengajar), dan yang menang sebagai peserta / kelompok yang naik (yang memulai perminan ini sebagai orang yang dikerjar).

Aturan permainan

 Dalam melaksanakan permainan Busutan ini ada aturan permainan yaitu:

  1. Dalam memulai pengejaran, yang pasang tidak boleh langsung mengejar peserta yang naik, sebelum ada aba-aba atau ucapan kata "sut" dari salah seorang pemain yang naik.
  2. Pemain yang larinya lewat batas, dianggap senagai pemain yang telah tertangkap. Kalai permainan itu diadakan secara perorangan dia akan menjadi pemain yang pasang dalam permainan selanjutnya. Apabila secara kelompok, maka dalam permainan selanjutnya kelompoknya akan menjadi kelompok yan pasang.
  3. Bagi pemain yang naik (yang dikejar) boleh meminata "cung" (meminta istirahat) apabila terjadi sesuatu yang sangat perlu sekali untuk istirahat, umpama karena putus tali celana, telinga kemasukan air dan sebagainya. Pemain yyang pasang pun tidak boleh mengejarnya selama yang bersangkutan membetulkan / membenahi dirinya. Sebaliknya jika "cung" (minta istirahat) iu di kemukakan wak

180
tu terdesak dalam pengejaran, maka “ cung” itu dianggap tidak benar, dan pengejaran pun tetap dilakukan.
4) Dalam permainan kelompok, satu orang pemain yang tertangkap berarti semua dianggap sudah tertangkap. Dalam permainan selanjutnya kelompok yang tertangkap tersebut akan menjadi kelompok yang pasang. Kalau dalam permainan perorangan, pemain yang tertangkap itulah yang akan menjadi pemain yang pasang ( sebagai pengejar ), sedangkan yang lainnya tetap sebagai pemain yang naik.

c. Tahap permainan

 Sebelum penentuan pemain atau kelompok mana yang memulai pasang, anak anak sudah menceburkan diri ke air.

 Di samping untuk mengadakan gerakan pemanasan, sebagian dari mereka berusaha mencari tempat yang baik untuk melaksanakan ambungan. Memang tempat ambungan ini harus bersih dari tonggak ataupun bekas pohon. Hal ini menjaga jangan sampai terjadi hal hal yang tidak diinginkan dalam waktu melaksanakan ambungan. Lagi pula dasar sungai tempat ambungan itu dicari tanahnya yang agak keras agar memudahkan bagi sipengambung. Jadi penentuan bagi pemain atau ke lompok yang memulai pasang biasanya diadakan di air.

 Sesudah dapat ditentukan pemain atau kelompok yang mana lebih dahulu pasang, pemain atau kelompok yang naik segera menyebar.

 Setelah ada ucapan kata “ sut ” dari salah seorang pemain yang naik ( yang dikejar ), barulah diadakan pengejaran oleh peserta yang pasang.

 Dalam waktu pengejaran, peserta yang pasang berusaha mengejar peserta yang naik sampai dapat tertangkap / terpegang.

 Peserta yang dikejar dapat “ cung” ( minta istirahat ), jika ada sesuatu yang terjadi pada dirinya, umpama tali celananya yang putus, telinganya yang kemasukan air dan sebagainya. Apabila dia sudah dapat memberesken segala sesuatunya, dia harus menyatakan diri lagi dengan ucapan “ sut" yang berarti bahwa dia sudah siap untuk dikejar lagi.

 Apabila peserta yang pasang dapat menangkap / memegang badan salah seorang peserta yang baik, maka berarti hak sebagai peserta yang naik bagi pemain itu sudah berakhir.

 Begitu pula halnya dalam waktu pengejaran ini, ada seorang peserta yang naik melarikan diri melewati batas lapangan permainan, maka pemain tersebut sama halnya dengan tertangkap dalam pengejaran.

 Kalau seseorang pemain yang naik dapat tertangkap atau melewati batas lapangan permainan, maka tahap pengejaran dihentikan dan diteruskan dengan tahap ambungan. Ambungan dilakukan oleh pemain yang tertangkap dalam pengejaran.

 Cara ambungan itu ialah :

 Pemain yang pasang dan yang tertangkap bersama sama berenang ke tepi sungai sampai ke dalaman yang airnya hingga dada pemain. Pemain yang tertangkap kemudian menghadap ke darat dengan menjunjungkan ke dua tangannya sambil merendahkan diri hingga bagian kepala terendam ke dalam air.

 Dengan berpegang di kepala atau di tangan yang terjunjung keatas, pemain yang pasang segera menaiki bahu pemain yang tertangkap tadi dan ambungan pun segera diadakan. Pemain yang diambung harus menjatuhkan dirinya ke bagian belakang pengambung.

 Dalam permainan kelompok, ambungan ini dilaksanakan oleh pasangannya masing masing. Pelaksanaannya dapat diadakan secara serentak tetapi kalau tempat ambungan tidak memungkinkan, dapat pula dilaksanakan dengan cara bergantian. Ambungan ini merupakan suatu kenikmatan bagi anak anak yang sedang melakukan permainan itu. Kadang kadang hal ini merupakan kebanggaan dari anak, karena dengan hal itu berarti dia selalu berhasil mengadakan kejaran terhadap lawan bermain.

d. Konsekwensi kalah menang

 Konsekwensi kalah menang dalam permainan Bausutan ini ialah :

1). Yang menang dalam pinsut untuk penentuan memulai permainan "menjadi peserta yang naik ( yang dikejar ), sedangkan yang kalah pinsut menjadi pemain yang pasang ( yang mengejar)
2). Peserta yang naik apabila tertangkap atau melewati batas lapangan permainan, maka dia harus mengambung si pengejarnya. Dan dalam permainan selanjutnya dia harus menjadi peserta yang pasang (yang mengejar )

3). Bagi pemain yang sering pasang dan sering pula mendapatkan / menangkap pemain yang naik, akan sering pula mendapatkan ambungan dari kawan / peserta yang didapatkannya. Ambungan ini merupakan suatu kenikmatan bagi yang diambung, dan hal ini selalu di inginkan oleh anak anak dari peserta permainan Bausutan tersebut.

9. Peranannya masa kini

 Bila dibandingkan dengan masa lalu, secara kwantitas memang terlihat perkembangannya. Hal ini mungkin karena adanya pertambahan penduduk.

 Permainan ini bagi masyarakat yang tinggal di daerah peraiaran, berperanan bagi anak anak untuk mendorong belajar berenang / menyelam

Kalau anak - anak sudah pandai berenang, berarti mengurangi kekuatiran orang tuanya dalam menghadapi tantangan alam sekitarnya.


10. Tanggapan masyarakat

Menurut tanggapan sebagian masyarakat menyatakan bahwa permainan Bausutan ini perlu sekali dikembangkan. Peranan yang terlihat disini selain sebagai dorongan untuk belajar berenang, juga sebagai bekal dalam menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi dalam kehidupan sehari hari.

Begitu pula mengenai fungsinya, permainan ini berfungsi sebagai hiburan dan olah raga.



BAUSUTAN

Anak-anak sedang melkukan hum-pin-sut untuk menentukan seorang pemain yang jadi yaitu pemain yang harus mengejar pemain lain.

Seorang pemain sedang melakukan ambungan terhadap pemain yang menang (berhasil menangkapnya)

PETA PERMAINAN RAKYAT DAERAH
KALIMANTAN SELATAN