Permainan Rakyat Daerah Kalimantan Selatan/Basusumpitan

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
  1. B A S U S U M P I T A N


  1. Nama permainan

    Basusumpitan berasal dari kata sumpit. Sumpit oleh masyarakat Kalimantan Selatan sudah dikenal sejak zaman dulu. Suku bangsa Dayak yang sudah terdesak kepedalaman mempergunakan sumpit ini sebagai senjata untuk berburu binatang atau untuk berperang melawan musuhnya.

    Sumpit dalam bentuk aslinya berukuran panjang hampir dua meter, terbuat dari bahan kayu besi ( ulin ), dengan penampangnya kira - kira 3 cm garis tengah dan lobangnya bergaris tengah 5 - 7 mm. Anak sumpitan atau peluru yang sesungguhnya adalah benda tajam yang diberi bersayap kecil, sedangkan mata anak sumpitan tersebut direndam pada cairan yang beracun, sehingga sasaran yang kena sumpit, misalnya binatang dalam waktu beberapa menit saja akan mati.

    Dalam permainan basusumpitan ini, alat yang dipergunakan anak anak adalah potongan bahan bambu kecil dengan peluru / anaknya terbuat dari tanah liat. Adapun arti basusumpitan tersebut adalah bermain sumpit sumpitan dengan mempergunakan alat sumpit dari bambu.

    Permainan basusumpitah ini ditemukan di seluruh Kabupaten dalam Proinsi Kalimantan Selatan.

  2. Peristiwa/waktu

    Permainan ini adalah permainan anak - anak yang dimainkan pada waktu pagi atau sore. Pada umumnya anak - anak bermain di waktu sore, sesudah makan siang atau sesudah pulang dari sekolah. Pelaksanaan permainan di waktu pagi terutama selama anak - anak belajar di sekolah jarang dilakukan karena permainan ini memakan waktu yang cukup panjang serta mudah mengotori pakaian anak - anak.

    Permainan basusumpitan ini boleh juga dikatatakan permainan musiman. Maksudnya ialah dimainkan sewaktu waktu saja dan tidak ada hubungan dengan peristiwa sosial lainnya.

    Apabila ada dua atau tiga anak mulai bermain, maka anak anak lainnya segera pula ikut bermain. Dalam waktu dua atau tiga hari sudah menyebar ke beberapa desa, malah merambat sampai ke kota-kota.
  1. Latar belakang sosial budayanya.

    Permainan ini merupakan sarana hiburan anak - anak dan pada dasarnya setiap anak dapat memainkannya tanpa melalui latihan-latihan khusus. Anak kota, anak desa, anak pegunungan, anak pantai dapat me mainkannya. Anak-anak dari segala golongan dalam masyarakat, apakah mereka itu anak petani, anak nelayan, anak pegawai, anak pedagang dan sebagainya main bersama - sama.

    Jadi permainan ini dapat dimainkan oleh anak siapa saja, tidak terba tas pada lingkungan masyarakat tertentu.

  2. Latar belakang sejarah perkembangannya.

    Basusumpitan berkembang sejak sebelum kemerdekaan. Para informan yang rata - rata berusia 50 tahun mengatakan bahwa sejak mereka masih kecil, mereka ikut pula memainkannya. Hingga kini permainan ini masih berkembang walaupun lebih banyak dimainkan oleh anak anak di desa-desa karena mudah mencari alatnya yaitu bambu kecil yang panjang ruasnya. Permainan ini bersifat musiman, artinya akan menyebar dengan cepat apabila ada anak-anak yang memainkannya.

    Kapan sesungguhnya permainan ini mulai berkembang, belum ada informasi yang jelas tentang ini.
  3. Peserta/pelaku permainan
  1. Jumlahnya.

    Jumlah pemainnya minimum 2 orang. Jumlah maksimum tidak ada ketetapan yang mutlak. Umumnya permaman ini dimainkan beregu.

    Jumlah pemain dalam satu regu bisa mencapai 6 orang.

    Jumlah regu yang bermain biasanya hanya dua regu.
  2. U s i a n y a
    Usia anak yang melakukan permainan ini antara 8 sampai 11 tahun atau anak kelas II sampai dengan kelas V Sekolah Dasar. Sekali kali anak yang berusia 12 atau 13 tahun atau anak yang sudah menduduki kelas VI SD ikut juga bermain. Usia yang terlalu muda lebih banyak tidak diikut sertakan.
  3. Jenis kelamin
    Permainan ini umumnya dimainkan oleh anak laki - laki. walaupun tidak ada larangan untuk anak perempuan memainkannya. Sifat permainan ini memperlihatkan keberanian dan kepahlawanan. Karena itu anak perernpuan tidak menyenanginya,
d. Kelompok sosialnya
Anak - anak yang memainkannya terdiri dari anak - anak segala golongan dalam masyarakat. Jadi pemainnya adalah campuran, dari anak petani, anak nelayan, anak pedagang, anak pegawai dan sebagainya. Mereka biasanya bermain bersama - sama.

6. Peralatan / perlengkapan permainan

a. Lapangan permainan

Tempat yang dipergunakan untuk memainkannya tidaklah memerlukan lapangan khusus dengan ukuran yang mutlak. Halaman sekolah halaman rumah dan tempat-tempat lainnya di alam terbuka dapat dipergunakan sebagai lapangan permainan. Lebih diutamakan tempat yang ada pepohonannya misalnya kebun di samping atau di belakang rumah atau sekolah.

b. Alat permainan

Alat yang dipergunakan untuk bermain adalah batang bambu kecil dengan ukuran panjang kira - kira 35 sampai 50 cm. Garis tengah penampangnya kurang lebih 1,5 cm dengan garis tengah lobangnya kira kira 0,5 cm. Bahan bambu yang dijadikan alat ini adalah bambu yang ruasnya panjang - panjang hingga mencapai 50 cm. Nama jenis bambu yang dipergunakan ialah bambu "tamiang" ., Jenis bambu ini sering dipergunakan juga sebagai joran pancing.
Adapun cara membuatnya hanya memotong bambu tersebut dekat buku - bukunya. Ujung bambu yang sudah dipotong tersebut diraut supaya tidak tajam tepi penampangnya. Mengapa demikian ialah untuk menjaga agar tepinya tidak melukai mulut karena saleh satu ujung / penampangnya dimasukkan ke dalam mulut.
Gambar sketsa I (sumpitan dari bambu) :
 Alat lain selain bambu untuk sumpitan adalah tanah liat yang dijadikan peluru. Tanah liat itu dibentuk bundar seperti kelereng dengan ukuran dapat dimasukkan ke dalam lobang sumpitan.

 Adapun cara mempergunakan sumpitan ini sama seperti orang Dayak zaman dahulu. Salah satu ujung penampangnya yang sudah diisi dengan peluru tanah liat itu dimasukkan ke dalam mulut, kemudian ditiup sampai pelurunya keluar.
 Gambar sketsa II ( anak sedang menyumpit ) :



7. Iringan musik
 Tidak ada iringan musik dalam permainan ini.

8. Jalannya permainan

a.Persiapannya
 Pertama - tama anak - anak yang akan bermain tersebut mempersiapkan alat yang akan dipergunakan dalam bermain. Alat ini biasanya dibawa dari rumah, baik sumpitannya, maupun tanah liat yang dijadikan pelurunya. Setelah alat - alat tersebut siap, anak - anak berkumpul untuk menentukan berapa orang yang akan bermain. Demikian juga untuk permainan, apakah perorangan ataukah beregu. Apabila sudah disepakati tentang jumlah dan bentuknya tadi, mulailah mereka mencari tempat yang diperkirakan sesuai untuk bermain.
 Adapun aturan permainan atau perjanjian - perjanjian diberitahukan dan disepakati lebih dahulu antara sesama pemain untuk menjaga kelancaran jalannya permainan.

136
  1. Aturan permainan
    Adapun aturan permainan clan perjanjian yang harus disepakati bersama adalah :
    1. Tidak dibenarkan menyumpit lawan dalam jarak kurang dari duameter.
    2. Tidak dibenarkan menyumpit bagian tubuh di sebelah atas leher.
    3. Pemain yang “cung ” ( izin tidak bermain untuk sementara ) tidak boleh disumpit.
  2. Tahap tahap permainan
    Dalam tahap - tahap permainan ini akan diuraikan jalannya permainan yang beregu. Misalkan regu I terdiri dari 4 orang yaitu A, B, C,D clan regu II 4 orang yaitu E, F, G, H. Untuk mengenal teman sendiri dalam regu biasanya dipasang satu benda di dada atau di kepala, Misalnya daun atau kertas atau bendanya yang mudah dilihat lawan, sedang regu lainnya tidak memakai tanda apa apa.

    Kedua regu kemudian berunding untuk menentukan regu mana yang akan bertindak selaku penyerang dan regu mana yang akan bersembunyi, Atau boleh juga dengan melakukan hum-pin-sut antara wakil regu I dan regu II. Yang menang pin -sut jadi penyerang. Dalam pin-sut ternyata regu I yang menang, sehingga regu I menjadi penyerang, regu II menjaga serangan lawan. Sambil bersembunyi di balik pohon. Regu II menyebar mencari tempat di balik pohon - pohon, sambil berteriak “sudahkah” regu I mulai menyerang menyumpit regu II. Regu II menjawab “ sudah ” dan berlindung di balik pohona atau keluar sambil membalas menyumpit regu I. Biasanya peluru dibentuk lebih dahulu sampai 10 biji sebelum disumpitkan. Waktu akan menyumpitkannya peluru dimasukkan lebih dahulu ke dalam mulut agar berair clan licin sehingga mudah keluarnya kalau disumpitkan.

    Sebenarnya regu I sebagai penyerang tidaklah menyerang terus tapi ikut juga bertahan karena regu II dibolehkan menyerang juga wa laupun tidak segencar regu I. Dalam sumpit - menyumpit ini masing masing regu harus memperhatikan aturan yaitu tidak boleh menyumpit dalam jarak kurang dari due meter atau pada bagian tubuh yang tar larang seperti kepala.
    Dalam serangan yang sangat gencar itu akhirnya dua di antara pe main regu I kehabisan peluru. Keduanya menyatakan menyerah dan keluar dari lapangan permainan duduk menyaksikan temannnya.Walaupun ada pemain yang keluar, permainan diteruskan antara dua melawan empat. Setelah berjalan beberapa menit temyata di antara pemain regu II menyerah juga karena kehabisan peluru.
Pada tahap akhir regu II merasa kewalahan karena diserang terus oleh dua pemain regu I. Akhirnya regu II mengakui keunggulan regu I dan pemain terakhir menyerah kalah. Kedua regu pemain berunding kembali untuk membicarakan apakah permainan akan disambung lagi. Apabila kedua. regu tersebut bersepakat, mereka berangkat meninggalkan lapangan untuk mencari tanah liat, kemudian kembali untuk meneruskan permainan. Apabila mereka merasa cukup 1elah, permainan tidak diteruskan lagi.
Pemain dinyatakan menang kalah, apabila dapat menyerang dan bertahan terus sampai salah satu regu kewalahan dan kehabiSan peluru.
d Konsekwensi kalah menang.
Tidak ada sanksi apa-apa atas pemain yang kalah dalam permainan ini. Mereka harus mengakui kekalahan secara jujur dan senang hati, Pemain yang menang biasanya merasa bangga karena dapat mengalahkan lawan.

9. Peranannya masa kini .

Peranan yang diperoleh dari permainan ini ialah terlatihnya beberapa ketrampilan seperti membidik dalam menyumpit. Disamping itu anak-anak dilatih untuk berlaku berani dan jujur dalam perbuatan sehari- hari,misalnya berani mengakui kekalah8n sendiri. Mereka secara' jujur mengakui keunggulan lawan. Latihan-latihan ketrampilan dalam permainan ini benar-benar membentuk jiwa anak untuk menghadapi kehidupan sehari sampai ke hari tua mereka.

10: Tanggapan masyarakat

Sesungguhnya masyarakat menanggapi permainan ini cukup positip. Di samping sebagai sarana hiburan anak-anak dengan alat yang murah dan tidak terlalu sulit mendapatkannya, juga di dalamnya terkandung unsur unsur edukatif yaitu membentuk sifat jujur clan berani. Oleh karena itulah masyarakat menganggap permainan ini sangat baik sekali sebagai sarana hiburan anak-anak. Sifatnya adalah rekreatif dan menggembirakan anak. Karena adanya unsur edukatifnya maka masyarakat beranggapan bahwa tidak menjadi halangan kalau permainan ini berkembang terus.

BASUSUMPITAN

Seorang pemain berusaha menembak musuh dengan sumpitnya