Penghidoepan Radja Belgie/Buku 5
Satoe tjerita jang betoel
telah kadjadian di
Europa.
PENGHIDOEPAN RADJA BELGIE V.
Ditjeritaken
oleh :
TJOE BOU SAN.
BATAVIA
DRUKKERIJ SIN PO
1913.
Buku V
[sunting]PENGHIDOEPAN RADJA BELGIE.
Djilid ka 5.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa ia maoe maksoedken dengen berkata begitoe?" menggrěndĕng Caroline, dan dalem hati ia bersoempa, aken membales poetri poenja klakoean menghina.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dan soempa itoe dipegang tegoe sekali oleh barones.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dalem Munt-schouwburg di Brussel, Caroline ada mempoenja satoe loge, betoel berhadep hadepan dengen tempatnja kaoem koelawarga Sri Maha Radja. Saban malem, jang ia taoe Prinses Clémentine ada dateng menonton, ia poen lantas ambil tempat dalem ia poenja loge sendiri, dan samantara komedi bikin pertoendjoekan, tida brentinja ia awasi pada poetri dengen klakoean angkoe, aken terbiti rasa mendongkol, sedeng mistinja orang dapet kasenangan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sadari itoe waktoe, sabentar-bentar ada sadja hal jang menerbiti perbantahan antara poetri Sri Maha Radja jang aseli dan barones jang baroe didjelemaken. Begitoe
sering telah terdjadi satori dalem astana kota Laeken, hingga kaloe maoe dikoempoel djoemblahnja dari jang heibat sampe pada jang paling ketjil, tidalah orang nanti bisa mengitoeng dengen goenaken sadja djari tangan dan kaki.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Saban kali terdjadi perkara demikian, adalah Prinses Clémentine jang sanantiasa djato di fihak kalah. Itoe samoea hal biarlah tertinggal sadja diloear tjerita, katjoewali satoe, jang kita rasa perloe diroeboengken di sini, seperti kadjadian jang paling penting.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pada soeatoe hari poetri masoek dalem kamar ajahnja, djoestroe koetika barones maoe kaloear dari sitoe. Si aseli tida bri kahormatan pada si barones kamaren doeioe. Baginda tatkalah itoe telah djadi begitoe kalelap dengen amara, hingga salagi poetri kasi djawaban atas tjomelannja, ia lantas menampar moeka sang anak.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bagimana Clémentine teroeroek dengen kasedihan di itoe masa, adalah membikin
pena penoelis djadi poentoel aken melangkepken tjerita. Malaenkan kita bisa terangken pada pembatja, samandjak itoe koetika, poetri sabolehnja menjingkiri diri dari apa jang dikira boleh menerbiti tjidra, dan menaoggoeng sendiri kadoekahan, jang tida dengen djalan patoet, orang soeda timpaken atas kapalanja.
Apa harga mendjadi poetri,
Kaloe s'lama misti di'ideri,
Dengen doeka jang menghoekoem diri?
Tapi, biar tiwas dibawa doeri,
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Clémentine tida nanti bisa menahan hati, berada didekatnja Caroline Delacroix, janq seperti sangadja raaoe bikin ia mati. Maka itoe di boelan Februari 1905, poetri pergi ka Saint-Raphaël, dimana dalem kasoenjihan ia maoe tjoba loepaken kasedihan jang menindes hatinja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Caroline poen tida teroes-meneroes tinggal di kota Laeken, hanja ikoet bersama-sama baginda pergi ka San Remo, Ballincourt, Corbeil, Villefranche, Nice dan banjak lagi laen-laen tempat. Dalem itoe perdjalanan di loear negri, baginda merasa lipat ganda lebi laloewasa dari di Belgie. Dari pendoedoek Heysel Barones de Vaughan banjak dapet godahan, sabaliknja di itoe tempat-tempat asing, ia tida pernah menerima soeatoe hina'an dari rahajat negri.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tapi toch atjap kali Sri Maha Radja Leopold II masi pegang atoeran sabagi radja-radja. Demikianlah koetika iaorang sampe di Kaap Ferral, baginda tinggal dalem astana didekat laoet, atas nama karadjahan Belgie, samantaia si nona barones, mengambil tempat di pegoenoengan.
XXV.
Siang-malem, siang-malem, begitoe lekas, doen ia berpoesing atas koetoebnja, hingga terasa belon selang sabrapa lama, soeda melaloehi bebrapa tahon seperti ada impian dalem satoe malem. Demikian poen tjerita ini toeroet djalan bersama-sama begitoe tjepat, hingga sampelali dalem bagian di boelan Februari 1908.
Di serambi dari villa di Beaulieu jang sanget indah, dimana baginda Leopold II ada tinggal bersama-sama Barones de Vaughan, kaliatan terletak bebrapa krosi boeat senangken badan. Diatas salah-satoe krosi, ada berdoedoek si bangsawan kolot, dengen termenoeng-menoeng mengawasi boenga-boenga dalem kebon, jangdari sana-sini ada meninoendjoeki roepanja jang manis.
Itoe satoe hari hawa oedara ada loear biasa panasnja. Barones de Vaughan ada doedoek berhadepan padanja. Banjk sekali nona itoe telah berobah pri lakoenja, djika maue dibandingken koetika ia masi ada di Heysel.
Doeloe nona barones kira, perketinja orang bangsawan malaenkan bisa didapeti dengen berklakoean ag'oeng-agoengan, tapi kamoedian, sasoeda banjak bergaoelan dalem golongan jang lebi baek, plahan-plahan la soeda bisa merobali tingkah, aken djadi mirip dëngen orang berderadjat tinggi jang aseli.
Lagi poen saban-saban bitjara satoo sama laen, baginda kaliatan seperti tiada bisa bosan memori peladjaran, menerangi iniitoe dan tjeritaken penghidoepan tingkatan atas. Itoe achir-achir membikin ia djadi laen sekali dan madjoe dalem perobalian, hingga sekarang, salagi ia ada berdoedoek di damping baginda, sekalipoen pembatja meliat dengen doewa mata sendiri, boleh djadi tida nanti kenali, ia sabenarnja ada nona Caroline Delacroix, jang tempo bebiapa tahon laloe, pernah djadi djoeroe lajan dari satoe kantin di tentoonstelling.
Laen dari itoe ada poelah doewa kadjadian jang paling penting dalem penghidoepan Barones de Vaughan: Soeda doewa kali ia berkandoeng dan melahirken anak. Jang lebi ketjil telah iiuindjeiemah pada 16 October 1907 dalem astana Lormoy di Corbeil, dan itoe haii djoega soeda dimasoeki dalem boekoe tjatetau rahajat negri di itoe tempat. Anak itoe ada sedikit bertjatjat pada anggotanja: ia poenja tangan jang satoe, nialaenkan ada mempoenja doewa djari.
Deugen kalahirannja itoe doewa anak, Sri Maha Radja Leopold II poenja penghidoepan poen toeroet sama-sama djadi berobah. Doeloe hari ia ada kalelap betoelbetoel dengen Caroline poeuja roepa jang tjantik, tapi plahan-plahan telah dateng djoega itoe vvaktoe, aken baginda inget pada ka'adahan di kamoedian hari. Sabagimana doeloe ia sanantiasa merasa senang bilah ada di dampingnja si djantoeng hati, sekarang pembatja bis i njataken, ia rebaken diri di krosi males dengen roepa lesoe, sabagimana biasanja orang jang koerang berpikiran senang.
„Bilanglah padakoe, Sri padoeka! Ada apatah jang menggoda kaoo poon ia ingetan, hingga kaoe menang-menoeiig begitoe?" tanja Barones de Vanghan sambil menge)ah napas.
„Akoe berpikiran koesoet sekali," kata baginda. „Amat banjak perkara jang menindih akoe poenja hati; manatah akoe bisa tjeritaken habis padamoe dalem saisepan roko?“
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satelah berdiam sakoetika lamanja, Sri Maha Radja berkata lagi dengen soeara sember:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„O, doenia jang fana! Dalem sakitjapan mata sadja, samoea bisa djadi berobah laen sekali!“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Berobah djadi laen? Ah, toewankoe, kaoe membikin akoe djadi terkesiap dengen kaoe poenja bitjara! Kaoe toch tentoe tida maksoedti dengen itoe perkatahan, jang katjintahanmoe padakoe telah djadi berobah?.....“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sabenarnja ada begitoe, Caroline!“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Barones poenja moeka djadi soeram, dan meliat baginda dengen mata bersoesa hati.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Soenggoe, Caroline, tapi boekan dalem arti jang biasa,“ sabda lagi baginda. Tatkalah akoe baroe bertemoe pada kaoe, dalem hatikoe lantas bersemi bibit katjintahan. Itoe waktoe akoe soeda lantas djadi tergila-gila. Akoe poenja klakoean, bilah di'inget, tida beda seperti anak-anak moeda dalem sekola. Sekarang itoe bibit soeda mendjadi poehoen, telah mengaloearken
boewa! Tapi hatikoe moelahi dapet godahan, satoe pengrasahan, jang misti tinggal bertempat dalem hatikoe, sampe di lobang koeboer. Dari itoe anak, akoe kwatir sekali jang pertjintahan kita tida nanti bisa membri kasenangan sabrapa lama lagi."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Pada dirikoe poen ampir tida beda terdjadi seperti demikian," kata barones.
„Hatikoe tergerak sekali tempo pertama kali meliat padamoe. Akoe liat kaoe sabagi orang bangsawan jang amat hartawan. Kamoedian akoe dapet kanjatahan, kaoe ada satoe radja, dan kaoe poenja kakwasahan telah membikin akoe poenja mata djadi berkoenang-koenang. Akoe lantas mengimpi, dirikoe dengen mendadak soeda djadi permeisoeri, badankoe moeloek, berlajang-lajang diatas joetahan manoesia jang mendjadi rahajat. Itoelah sadja sabenarnja jang mendjadiken akoe poenja katjintahan."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tapi apa kaoe taoe apa adanja itoe godahan jang menindih akoe poenja hati?
Kaoe taoekah, Caroline, siapa jang membikin akoe dapet pengrasahan begitoe?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Barones poenja moeka berobah djadi mera, bersenjoem sedikit, kamoedian laloe berkata: <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bilanglah sadja teroes terang, kerna akoe tida biasa membadeh-badeh orang
poenja pikiran."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaloe tida ini doewa, barangkali akoe traoesa berpikiran begitoe berat," kata baginda, sambil menoendjoek pada satoe anak jang ada di pangkoean barones, kamoedian pada laen anak, jang lagi rebah diatas beloelang, berdjemoer di panasnja matahari.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Caroline manggoet.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Betoel begitoe, tapi kaoe taoekah apa jang salamanja membikin akoe bermasgoel, bilah meliat pada iaorang?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sri Maha Radja tida bri djawaban. Malaenken matanja meliat pada itoe doewa
anak jang masi ketjil, dengen penoeh kasian.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Caroline poen berdiam sakean lama seperti ada kalelap pikiran. Kamoedian laloe berkata dengen soeara sedih:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ini anak-anak, iaorang tida mempoenja oentoeng begitoe bagoes. Marika tida boleh toeroeni nama ajahnja, hanja misti hidoep sadja seperti barang jang tida ka sana tida ka sini. Iaorang boekan teritoeng dalem golongan orang bangsawan, samantara kaloe misti hidoep dengen bertjampoeran sama rahajat negri, marika tentoe nanti rasaken diri seperti terdjebloes dalem tjetjomberan."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apa jang barones baroesan kata, ada benar sekali. Sri Maha Radja sendiri djoega sering memikiri itoe perkara, tapi saban-saban misti membentoeki kapala, lantaran tida bisa dapet laen djalan boeat mengobah nasib sang anak.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, Caroline, dalem hati koe malaenkan masi katinggalan satoe daja, aken membikin ini anak-anak berdiri lebi atas dari orang-orang ketjil jang kabanjakan. Iaorang nanti djadi amat hartawan, itoe akoe tentoe bikin persediahan, sabelon dateng waktoe, aken akoe brangkat poelang ka tempat baka."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Barones mengelah napas.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tapi djoestroe siapa jang hartawan, nanti dapet kainginan lebi. Ia maoe djadi moelia dan berkwasa...."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sekarang baginda poen mengelah napas. Lebi dari harta doenia, ia tida bisa tinggali pada itoe doewa anak.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ini perkara soeda sampe mendoekaken, Caroline! Djangan kaoe kaloeari lagi perkatahan jang menindih padakoe," kata ia kamoedian. „Sadari jang pertama mendjelemah di doenia, sampo sekarang ini, tida soedanja akoe boelak-balik pikiran, boeat baeki nasibnja kaoe poenja anak, tapi akoe tida bisa dapeti laen djalan boeat bikin moelia pada marika, dari meninggali satoe kakajaban besar."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Habis bitjara Sri Maha Radja berdiam bebrapa sa'at lamanja. Matanja memandang ka loear, dimana pada tepi langit, ada kaliatan awan poeti jang mengandoeng goeroe, plahan plahan naek ka atas.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe merasa badan ada koerang senang," kata baginda sakoenjoeng-koenjoeng.
„Akoe dapet sesak di oeloe-hati. Barangkali akoe bakal diserang demam."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kaloe begitoe kaoe misti lantas rebahken diri di pembaringan," kata barones.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sigra ia bangoen dari tempatnja berdoedoek, dan berdiri di samping baginda dengen hati merasa piloe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa tida baek akoe minta sadja doktor dateng preksa kasehatanmoe?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida, itoe sekarang belon perloe! Boleh djadi berobahnja badankoe ada lantaran hawa oedara: akoe kira bakal mendjadi pantja-roeba. Liat sadja, langit beroman begitoe roepa!"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kamoedian baginda menoendjoek pada awan, jang berlajang-lajang diatas. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tapi Caroline ampir tida mendenger apa jang dibitjaraken.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe rasa, lebi baek kaoe lantas pergi tidoer. Mengapatah djoega kaoe misti paksa-paksa tenaga badan? Boleh djadi djika dapet poeles, kasehatanmoe terloepoet dari serangan penjakit."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sri Maha Radja memang ada rasaken diri seperti tida bertenaga tjoekoep, aken
tinggal berdoedoek di krosi. Dengen banjak soesa ia berbangkit, dan separoh mengglendot pada tangan barones, ia berkata:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe benar sekali: barangkali memang ada lebi baek akoe rebahken badan. Mengasoh salamanja ada hal paling taroetama, aken orang toenggoe bantoeannja alam, boeat perbaeki ia poenja kasehatan."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satoe djam kamoedian baginda soeda poeles. Tapi tidoernja tida ada sabagimana biasa: hawa demam bikin ia menggelisah, samantara tangannja ada panas.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Waktoe hari soeda djadi petang, barones poenja hati djadi keder, meliat si sakit. Boeroe-boeroe ia minta doktor dateng preksa ka'adahan baginda.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tabib jang dipanggili, sigra djoega dateng dalem astana. Satelah menanjaken ini-itoe pada barones, ia berkata: <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe nanti kasi obat, tapi kaoe misti mendjaga betoel, njonja, Sri baginda sekali-kali tida boleh berlaloe dari pembaringan, dan sabolehnja kaoe misti berdaja, soepaja hatinja tinggal senang."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Aer moeka toewan doktor tjoekoep menjataken pada Caroline, bagimana haibat
adanja baginda poenja penjakit.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Koerang-lebi tiga hari lamanja, sang demam tida maoe berlaloe dari toeboe si
kolot.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Samantara itoe, sabrapa bisa barones tinggal dalem kamar, dan rawati „si toewankoe" seperti anak ketjil.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di waktoe tengah malem, bilah Caroline soeda pergi tidoer boeat mengasoh, bebrapa kali baginda tinggal rebah di pembaringan dalem saboer-limboer, dengen merenoeng-renoeng.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apatah jang dipikiri olehnja?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la soeda boekan moeda lagi! Sekalipoen benar ia ada poenja kakoewatan badan tjoekoep, traoeroeng tida lama lagi nanti dateng itoe waktoe, jang ia tida bertenaga lagi, aken brontak dari tjangkemannja maleikat maoet. Ja, barangkali sekarang ini poen nasibnja telah terpantek mati, dan ia aken kalah dalem itoe pertandingan jang heibat. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apabilah ia balik memandang ia poenja perdjalanan hidoep, menginget poelah waktoe ia masi djadi djedjaka, koetika ia menikah, pada ia poenja pemaeisoeri jang soeda meninggal, pada anak-anaknja, laloe ia djadi goemeter sa'antero toeboe dan anggota.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satoe padri, jang koetika ia ada di Brussel telah koendjoengi padanja, soeda njataken dengen soenggoe-soenggoe, bagimana ia ada tersesat, dalem klakoean sama si nona, jang ia briken gelaran Barones de Vaughan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tatkalah itoe ia masi bertenaga besar sekali, ia tida sedikit menginget pada adjalnja penghidoepan. Tapi sekarang, salagi ia rasaken diri ada di tepi koeboer, samoea ingetan berkoempoel djadi satoe, dan tida maoe laloe dari ia poenja kapala.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Boewa hatikoe," kata ia pada hari esoknja, koetika pagi-pagi barones dateng dalem kamarnja, „orang tida bisa tentoeken, boekan? Satoe-satoe menit, boleh mendjadi adjalnja penghidoepan!"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Katerlaloean amat! Masalah dengen mendadak hatimoe telah djadi begitoe lemah?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe tida benar, djantoeng hatikoe! Malahan, akoe sekarang rasaken diri ada lebi enak dari di hari kamaren, tapi toeh misti ada satoe waktoe jang mendjadi adjal, dan mengapatah djoega itoe tentoe boekan sekarang?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djangan begitoe, toewankoe, boewanglah itoe segala ingetan moestahil! Laen
minggoe kitaorang nanti soeda bisa lagi berdjalan-djalan dalem taman, dengen kasenangan sabagimana biasa."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Toeh akoe tetap merasa perloe satoe pendita."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Barones de Vaughan tida bisa berkata satoe apa. Ia misti toeroeti kahendak
baginda, kerna barangkali poen ada benar, sang adjal soeda menoenggoe di depan pintoe.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sabelon tengah-hari, satoe padri masoek dalem kamar si sakit.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Oendang-oendang gredja," kata ia, „melarang akoe, lakoeken kerdjahan boeat kaoe dapet kasoetjian Alah."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sri Maha Radja berpikir sabentaran, kamoedian mengarti habis, apa jang ada dalem ingetannja toewan pendita.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe merasa seperti tertindes oleh barang jang berat sekali," kata baginda kamoedian sambil mengelah napas. „Akoe menanggoeng amat banjak kadoekahan, lebi dari apa jang akoe bisa bilang padamoe....."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kita poenja gredja," kata poelah padri itoe dengen hati piloe, „menitah orang bernikah dengen djalan halal; penghidoepan soetji dari manoesia, ada jang paling taroetama di mata Alah."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Baginda rasaken diri seperti tergentjet dengen itoe perkatahan, jang menjeboeti prenta Jang Maha Kwasa.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Benar begitoe," sabda Radja Leopold II. Kamoedian, satelah berdiam sakean lama dengen menang-menoeng, ia teroesken bitjaranja:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Baek, akoe nanti menikah. Itoe poen memang ada lebi baek bagi anak-anak poenja ka'adahan."
⁂
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Demikianlah pada 19 Februari 1908, telah terdjadi nikahan antara Sri Maha Radja Leopold II dan Barones de Vaughan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bebrapa hari sabelonnja sampe pada waktoe jang ditentoeken, banjak telah menjapeken orang dalem astana, aken bikin persediahan goena melakoeken oepatjara.
XXVI.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Baginda baek kombali.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Koetika ia soeda mendjadi semboe betoel-betoel, terbit satoe kainginan dalem hatinja, aken poelang ka negri sendiri. Satoe pirasat sabentar-bentar dateng mengingeti padanja, bahoewa tida aken selang sabrapa lama, maleikat maoet nanti menjangkem poelah, dengen tida kasi sang korban melolosken diri kombali.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bagi manoesia, moeda atawa toewa, masing-masing poenja, penghidoepan misti sampe pada achirnja, sabagi kaki jang berdjalan misti brenti di soeatoe tempat. Kaloe achir achir sang adjal soeda dateng mengoendjoengi, ada apatah lagi jang katinggalan, salaen menginget penghidoepan jang soeda-soeda ?
Penghidoepan di doenia jang fana,
Sabagi boesoer melepas pana,
Baek bangsawan baek poen hina-dina.
Batin trabisa ngoempat ka mana.
Aer jang teroes ngalir tida brenti,
Bening boetak masi terboekti,
Poen loempoer penghidoepan tjateti,
Prilakoe orang sampe ia mati.
Doenia sabagi satoe kalangan,
Dimana djarang ada halangan,
Aken ibelis londjorken tangan,
Mementjarken ia poenja serangan.
Tapi misti ada penghabisan,
Ada berboeat ada pembalesan.
Begitoe samoea misti berachir,
Misti mati apa jang terlahir.
⁂
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Barones de Vaughan menempatken poelah villa Vanderborgh, jang berada di Heysel dalem kota Laeken.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Oleh kerna Lucien Durieux soeda tida lagi ada bersama-sama, djadi baginda merasakeu lebi laloewasa, koendjoengi si djantoeng hati. Sering kali Sri Maha Radja Leopold II ambil djalan meliwati djembatan, jang sangadja ia soeroe bikin dari astana Stuyvenberg teroes sampe di villa nona barones.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Caroline poenja tempat tinggal, baginda anggap seperti roemah-tangganja sendiri. Ia merasaken sabagi ia ada poenja hak jang sedjati, aken mendjadi toewan di itoe villa. Ia bermaen-maen pada Lucien dan Philippe jang masi ketjil. Ia hidoep sabagimana sering ia berharep djalani penghidoepan! <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Barones poenja klakoean pada orang di loearan, masi tinggal agoeng sadja seperti jang doeloe-doeloe. Ia tida poenja kalahiran bangsawan, dalem toeboenja tida sedikit ada mengalir dara agoeng jang aseli, jang salaloe ada lebi soeka berlakoe rendah pada sembarang orang. Tetapi pada Sri Maha Radja ia bertingka-lakoe laen sekali. Baginda ampir boleh dibilang malaenkan kenal Caroline jang manis, jang salaloe bisa tertawa amat merdoe dan bisa bitjara sembari bersenjoem.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lama kalamahan baginda samingkin djato hati pada barones, samantara kapertjahannja poen djadi samingkin besar. Traoesa dibilang lagi, bagimana Caroline poenja broentoeng: barangkali djoega permeisoeri sendiri belon pernah dapet koernia begitoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sri Maha Radja Leopold II, sabagimana telah ternjata dari peroesahan di Conggo, ada saorang jang mengarti betoel perdjalanan mentjari oentoeng. Tapi barones poen tida boleh dikata ada koerang tjerdik, dalem hal memoepoet, dimana ada terpendam oewang, dan idoengnja tida koerang tadjam dalem hal menjioem baoe, dimana adanja soember kaoentoengan. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Atjap kali baginda dapet banjak sekali kaoentoengan dengen menoeroeti barones poenja perniatan. Demikianlah kapandean iaorang berdoewa dalem perkara mentjari oentoeng, hingga pigoera-pigoera djoega dibelih oleh Sri Maha Radja, dengen niat aken didjoewal kombali, apabilah ada memperoleh laba.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satoe kali baginda belih satoe pigoera dari Stevens dengen harga doewapoeloe
riboe frank. Barones tawar barang itoe dengen harga tigapoeloe riboe frank, tapi Leopold II menampik, dan berkata:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Pada kaoem koelawarga sendiri tida ada kabiasahan orang berlakoe satjara soedagar, anak manis! Dari itoe poen akoe merasa tida lajik sekali, mendapet oentoeng dari kaoe poenja oewang, maski poen benar dengen membelih ini pigoera, kaoe djoega nanti bisa memperoleh laba jang boekan sedikit."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Caroline bersenjoem.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pada esok harinja baginda hadepken barones satoe bingkisan, jang berpoeloe lipat lebi besar harganja dari itoe pigoera. Astana Balincourt, bersama sakalian perabotnja, ia djadiken kapoenjahannja si djantoeng hati. Pembrian ini, nistjaja orang
Barones de Vaaghan bersama ia poenja doewa anak lelaki: Lucien, Hertog van Tervueren dan Philippe, graaf van Ravestein. (katja 340).
lantas misti kenal harganja, bilah orang dapet denger kabar jang membrita, bahoewa gebar pembaringan poenja rendah sadja, ada berharga lebi dari saratoes riboe frank.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di loearan, di mana-mana poen baginda ada terkenal seperti orang amat himat. Tapi bagi orang jang taoe betoel hikajat itoe astana Balincourt, siapatah jang nanti brani tinggal tetap dengen perkatahannja, atas baginda poenja klakoean?
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sabaliknja dari laen fihak, tida koerang djoemblahnja orang jang brani memastiken, bahoewa baginda ada meranting sendiri, poehoen-poehoen di tamannja dan ia poenja topi roempoet, sampe lama baroe ditoekar dengen jang baroe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satoe kali barones maoe tjobah toekar topi, jang baginda masi soeka pakeh, dengen jang baroe, tapi perboeatan ini boekan djadi dapet gandjaran. Baginda bertangas, dan dengen tida mengarti atas orang poenja baek hati, ia lantas menjomel kalang-kaboet. Dan hatinja jang panas baroe dapet dipademken, koetika si djantoeng hati kasi tjerita, itoe topi baroe telah dibelih ampir dengen saperapat harga.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pada waktoe moesin dingin, baginda paling soeka memakeh kopiah, jang biasanja berada diatas kapalanja pengawal astana. Ia hidoep dengen himat sekali, hingga kanimatan dalem roemah djoega ampir tida diperloeken olehnja, satoe hal, jang bagi sasoeatoe orang hartawan, nanti perhatiken betoel, boeat dapet lebi banjak dari jang laen. Dan apabilah barones mengoesik itoe perkara, salaloe baginda berkata:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tinggali, akoe dalem ka'adahan sekarang, anak manis! Kasenangan boekan misti didapeti dengen menoeroeti sadja kabanjakan orang. Satoe-satoe manoesia, ada poen ja laen kasoekahan. Orang jang senang, adalah jang bisa dapet ia poenja kahendak hati!"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Baginda poenja kainginan, jaitoe bisa menjoekoepken onkost doewa poeloe frank sahari. Barangkali djoega ada benar sekali, kaloe maoe dibilang, pikiran itoe ada teramat aneh dan ada mendjadi tanda, baginda sedeng ada dalem waktoe membekasi.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Aken tetapi bagimana djoega ia ada himat aken diri sendiri, bagi barones baginda salaloe maoe berboeat sabrapa bisa boeat menjenangken. Dalem astana Balincourt, ia kaloearken oewang satoe millioen doewaratoes riboe frank sabagi hadiah atas hari tahon barones, dan di harian natal, satoe millioen.
⁂
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Hari soeda berdjalan sampe pada moesin herfst.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Oedara ada bagoes dan hawa poen njaman rasanja. Dalem Bois de Boulogne dadaonan poehoen banjak jang soeda moelahi koening. Malaenkan sedikit di sana-sini masi kaliatan warna idjo. Ini adalah mendjadi tanda, jang moesin dingin ampir pertoendjoeki poelah ia poenja roepa, gilang-goemilang seperti baloer menoetoepi moeka boemi.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di tepi danau ada satoe laki-laki berdjalan moendar-mandir. Pakeannja boleh
dilang ada perlentei, tapi ada sedikit loear biasa.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Orang itoe sabentar-bentar merandak dan meliat koeliling, seperti ada soeatoe apa jang ia toenggoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia poenja kapala toengkat, jang terbikin dari mas, ada berkilat-kilat di tjahaja matahari jang gilang-goemilang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Koetika matanja meliat pada itoe barang indah, moekanja djadi bersenjoem sabentaran.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Pembriannja jang pertama!" kata ia dengen soeara plahan. „Tapi siapatah brani harep, ia sekarang nanti maoe kasi lagi padakoe hadiah begini! Di doenia memang ada perkara, jang orang lakoeken, tapi kamoedian lantas menjesel, dan lebi soeka tida berboeat itoe....."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Koenjoeng-koenjoeng ia berdiam, seperti ada soeatoe apa jang membikin hatinja djadi koerang senang. Sasa'at kamoedian ia berkata poelah dengen soeara menggerĕndĕng:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Koerang adjar betoel! Tida ternjana sekali, si Caroline bisa berlakoe begitoe kedjam, seperti di itoe soeatoe malem! Dan jang membikin akoe paling gergetan, jaitoe si toewa bangka jang menjelak di tengah, dan lantas ambil fihaknja ia poenja „neng manis". Tapi baeknja sekarang perkara barangkali nanti djadi lebi bagoes dari jang doeloe akoe ada doega! Si kolot salaloe toeroeti, baek apa sadja jang bisa membikin senang hati „si anak manis", dan itoe ada njata sekali koetika iaorang berdoewa pergi di tentoonstelling. Tjoema dengen menoenggoeken sadja, barangkali misti djadi terlaloe lama ....."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia berdiam lagi bebrapa sa'at. Moekanja djadi sedikit soeram.... Achir-achir ia berkata lagi: <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ah, dasaran si Caroline jang bentahan! Satoe kali akoe poen soeda toelis padanja: „Mari dateng padakoe, kitaorang sekarang toch soeda ada poenja lebi dari tjoekoep aken bisa hidoep dengen senang." Tapi apa? Tida, ia tida ada ingetan tinggali si toewa bangka. „Akoe soeka padanja," ia bri djawaban, „dan tida maoe bikin orang, jang begitoe tjinta padakoe, djadi soesa hati." Ai, liatlah! Di doenia soenggoe tida ada perkara jang moestahil! Siapatah jang bisa mendoega lebi doeloe, Caroline aken bisa mempoenja pikiran begitoe haloes! Sekarang bagi akoe tida ada laen djalan, malaenken diami sadja ia toenggoeken si kalot sampe mati. Orang jang soeda toewa begitoe, poen tida nanti bisa tiggal hidoep lagi brapa tahon, dan djoestroe samingkin lama ia ada dalem tangannja „si toewankoe", hartanja nanti djadi samingkin bertamba, achir-achir boeat akoe djoega poenja kasenangan! Dan tidakah ia pernah menoelis padakoe begini: Sabolehnja akoe nanti berdaja, boeat dapeti banjak harta goena anak-anak." Nah, liatlah harepan apa ada padakoe di kamoedian hari......"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di itoe sa'at, di tempat jang sedikit djaoe, kaliatan satoe nona moeda dateng mengamperi laki-laki itoe. Diliat dari dandanannja sadja, lantas soeda bisa ternjata, nona itoe lebi soeka bersenang-senang, maski poen boeat samantara waktoe, dari pada lakoeken hidoep jang didapet dari perkerdjahan soetji.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Durieux - kerna laki-laki itoe boekan laon adanja lantas boeroe-boeroe madjoe mendekati, dan sembari pegang tangan si nona, salakoe orang jang kangan, laloe berkata:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bagimana dengen ka'adahanmoe, Mathilde? Banjak baekan?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Si nona batoek beroelang-oelang, kamoedian menjaoet:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ada baekan, tapi tida begitoe lekas tersemboeh betoel. Aken mendjadi waras seperti doeloe hari, Dr. Dublane kata, akoe misti toeroet segala ia poenja nasehat jang dibilangi padakoe. Akoe poen rasa misti begitoe. Tjoema sekarang akoe merasa kliwat tida enak, jang akoe tida bisa mentjari sendiri, hingga membikin kaoe misti kaloear oewang begitoe banjak goena kaperloeankoe."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Aken hal akoe, traoesa kaoe pikiri sampe begitoe. Boekankah si kolot tida nanti mendjadi miskin lantaran berlakoe sedikit rojal pada kitaorang?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Mathilde tertawa, sekalipoen ia beroelang-oelang diserang batoek.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe maoe kata," kata poeiah Durieux, „Caroline tida nanti djadi kabratan, mengasi kitaorang sedikit lebi banjak. Mathilde, kaoe barangkali tida taoe, brapa besar onkostnja orang jang maoe hidoep dengen pantes."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, kaoe bilang sadja begitoe..... hidoep pantes, tapi....."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Eh, eh, Mathilde, orang seperti akoe, kaloe tida kliwat terpaksa, tentoe tida nanti maoe berdjalan dengen kopia pengawal astana, sabagi jang dilakoeken oleh Sri Maha Radja Leopold II, sabagimana Caroline ada toelis padakoe. Itoe terlaloe sekali, satoe orang jang ada mempoenja harta begitoe besar, masi tinggal pelit sadja, seperti pendoedoek di pagoenoengan!"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Mathilde tertawa bergelak-gelak, kamoedian berkata:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe poen ada dapet denger satoe hal jang sanget mengheiranken. Eh, apa benar, baginda radja tjaboet hak anak-anaknja dalem hal poesaka?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sarape begitoe djaoe, akoe belon denger soeatoe apa, tapi kaloe orang kliwat banjak dapet kadoekahan hati dari anak-anaknja," — dan ia tertawa berdjekak-djekak — „tentoe orang tida nanti maoe tinggalken goedang poesaka boeat itoe segala pengrongrong poenja kasenangan!"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tapi poetri-poetri baginda toch tida berboeat soeatoe apa, jang boleh membikin satoe ajah djadi pata hati!"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe boleh kata sadja begitoe! Tapi tjoba andeiken jang dirimoe ada djadi Sri Maha Radja dari karadjahan Belgie. Apa kaoe nanti tinggal merasa senang, djika kaoe poenja poetri-poetri rendahken deradjat dirinja, seperti menikah pada saorang jang malaenkan bergelar graaf?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Mendenger ini djoega Mathilde tertawa geli, dan seraja angsoerken tangan pada Lucien, ia berkata:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe tida niat djalan-djalan sedikit?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dengen soeka sekali, Mathilde, tida soeatoe hal membikin hatikoe lebi senang dari ada bersama-sama kaoe! Boeat apatah djoega manoesia hidoep di doenia?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sakoetika lamanja iaorang bergendengan tangan dengen tida oetjapken satoe perkatahan, seperti maoe rasaken betoel-betoel hati poenja broentoeng. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ha, moesin zomer ampir tida bisa diliat lagi bekas-bekasnja," kata si nona koenjoeng-koenjoeng. „Liat sadja, Lucien, warna idjo tjoema sedikit jang masi kaliatan." Dan seraja mengelah napas, ia tambaken poelah bermadah: „Begitoelah djoega bagi penghidoepan manoesia! Dengen sakedjap segala impian bagoes bisa terganti dengen sedar jang pait. Kamoedian, apatah jang nanti mendjadi achirnja?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Durieux lirik sabentaran pada katjintahannja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Samantara itoe kaliatan sabagi sedikit pengrasahan haloes, pengrasahan jang hargaken kabedjikan manoesia, mendjelemah dalem hatinja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida sampe begitoe terlaloe, anak manis!"kata ia. „Masalah orang hidoep boleh dioepamaken seperti ada dalem impian, jang begitoe lekas terganti dengen laen ka'adahan, djika orang mendjadi sedar?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe koerang benar artiken maksoed bitjarakoe, Lucien! Memang djoega dari
permoelah pikiran kitaorang tida berdjalan di satoe tempat."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Boleh djadi, anak, tapi apa malaenkan itoe sadja bisa bikin kita djadi koerang broentoeng?" <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kombali ternjata pada aer moekanja Durieux, satoe senjoem jang kedji, tapi mata si nona tida dapet meliat itoe, dan berkata lebi djaoe:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Koetika kaoe masi djadi saorang miskin, dan kira jang ia loepaken padamoe, itoelah ada satoe waktoe sedap sekali bagi koe...."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Pertjaja omongkoe, Mathilde! Sapoeloe kali akoe lebi soeka, kaloe kita bisa pertoendjoeki moeka pada orang banjak, terhoeboeng dengen tali kawinan jang sah. Tapi kaoe taoe, boekan, itoe nanti membikin lebi soesa sadja kita poenja ka'adahan? Kitaorang doewa-doewa tida mempoenja harta, dan berkerdja sababis tenaga, ho! itoe akoe kira tida nanti bisa menoeloeng sabrapa banjak....."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sajang sekali jang kaoe ada merasa begitoe !"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ah, mengapa? Sekalipoen memang benar akoe ada harep bernikah padanja, tapi
dalem segala perkara, sampe maoe djoega bertingka tjinta soepaja dapet menikah, sedeng sabetoelnja akoe tida ada poenja hati sama sekali. Inget sadja ini, Mathilde, soepaja hatimoe dapet hiboeran!
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Lucien, Lucien, apatah goenanja orang hiboeri hatinja ada djadi radja, kaloe orang itoe ada dalem sedar, dan taoe, dirinja tjoema satoe rahajat jang hina-dina? Djika loterij soeda diboeka, dan orang telah saksiken, pada angka brapa bakal ditrimaken kaoentoengan, bilanglah Lucien, apa goenanja lagi orang berharop, itoe nanti djadi berobah?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Oes, kaoe bikin kesal hatimoe sendiri, Mathilde! Bilanglah sadja sekarang, brapa banjak kaoc perloe oewang?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ai, kedji amat kaoe poenja pertanjahan, Lucien! Brapa banjak kaoe perloe oewang! Akoe kapingin sekali bisa mendjawab: akoe tida perloe sama sekali! Tapi sekarang terpaksa; akoe misti pakeh oewang doewa ratoes frank, dan tida taoe dari mana akoe bisa dapet toeloengan . . . . .”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Durieux kaloeari ia poenja dompet dari sakoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ambillah ini,” kata ia, seraja mengasi ampat oewang kertas dari saratoes frank,
— 352 —
„kaloe kaoe ada perloe apa-apa lagi, kataken sadja padakoe. Sabolehnja akoe nanti berboeat goena membikin baek kaoe poenja ka'adahan.”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tapi ini sabetoelnja ada terlaloe banjak, Lucien, lebi dari apa jang akoe perloe.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djangan kata begitoe. Kaoe toch taoe, itoe pembrian akoe kasi dengen satoeloes hati, Mathilde. Dengen soengoe — dan ia peloek lehernja si nona, samentara bibirnja menjioem orang poenja djidat — akoe belon pernah dapet rasa begitoe tjinta pada laen orang seperti pada kaoe. Akoe kira, jang, kaloe salamanja akoe ada bersama-sama kaoe, akoe nanti berobah djadi lebi baek. Kerna dari kaoe akoe dapet pengadjaran, bagimana klakoean lemah-lemboet, bisa loemerken logam jang paling pengabisan keras.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tapi apa kaoe tida baek?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hajo, djangan berlaga, Mathilde, kaoe poen taoe akoe poenja ka'adahan sampe
di bagian jang haloes. Akoe poenja hati ada terlaloe kakoe, sabagi tjabang kering, jang lantas nanti djadi patah kaloe di'eloek. Pada saban kali akoe bertindak madjoe, akoe sanantiasa lebi doeloe inget aken diri sendiri. Akoe tida sedikit bisa toeroet kaoe poenja kaJemboetan, anak manis, jang djika maoe diandeiken sabagi kembang, adalah kembang jang beroepa bagoes dan berbaoe haroem.”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa salamanja kaoe ada begitoe?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida,” kata ia dengen soeara berbisik, „tapi dengerlah, anak manis! Akoe sabenarnja ada dapet waktoe baek, jaitoe maoe dikata, djika akoe maoe, akoe bisa dapet peladjaran tinggi. Tapi apa telah kadjadian? Bersoeka-soeka ada lebi menarik akoe poenja hati dari itoe kamistian didalem sakolah, dan koetika orang toewakoe dapet kanjatahan, jang akoe poenja peladjaran tida bisa djadi madjoe, iaorang lantas menetapken, kasi akoe peladjaran dalem pertoekangan.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe pikiran betoel sekali. Tjoba akoe djoega bisa dapet orang toewa seperti jang kaoe poenja!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe misti djadi toekang bikin perkakas, tapi dalem hal itoe poen lekas sekali membikin akoe bosan. Dalem itoe waktoe akoe dapet berkenalan pada satoe sobat, jang oemoernja lebi toewa bebrapa tahon dari akoe. Kitaorang ada sama pikiran, jaitoe merasa amat tida betah trima peladjaran lebi djaoe. Tegesnja, kitaorang bentji sekali pada sakolahan, begitoepoen berkerdja. Kitaorang poenja kainginan, jaitoe berdjalan-djalan sadja dengen bersoeka-soeka, tapi tida kakoerangan dalem segala perkara.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dengen kainginan begitoe, kaoe misti terlahir djadi anaknja orang jang mempoenja harta joeta'an."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Memang, tapi di soeatoe kota seperti Paris tida terlaloe moestahil aken dapet penghidoepan begitoe. Tjoema kaoe misti tanja, tjara bagimana."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sekarang akoe mengarti."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kamoedian Mathilde mengelah napas.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Anak manis, kaoe ada terlaloe baek, aken mengarti, apa jang telah akoe lakoeken. Akoe sama sobatkoe, seperti ada satoe toeboe, iang mempoenja satoe hati. Pada permoelahan, tida ada begitoe gampang. Kitaorang lakoeken pentjoerian-pentjoerian ketjil hingga achir-achir sobatkoe memperoleh oentoeng, dapet mempoenjaken oewang
sadjoemblah jang besar djoega.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tapi kitaorang tida lebi lama tinggal berdoewa'an sadja. Kita dapet laen-laen sobat, laki-laki dan prampoean.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Orang toewakoe soeda lama tida maoe ambil perdoeli padakoe, dan kitaorang termasoek dalem kawanan bangsat, jang tida sedikit mempoenja kasian, pada siapa sadja jang bisa djadi korbannja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tatkalah soeda beroesia lebi toewa, akoe pisaken diri dari iaorang. Akoe berkenalan pada Caroline, dan pada permoelahan, akoe dapet pengrasahan, seperti dengen soenggoe akoe ada menjinta padanja. Tapi tida lama akoe tinggal begitoe, kerna Caroline banjak mempoenja tingka. Sabentar ia berlakoe manis sekali, tapi sakoenjoeng-koenjoeng bisa djadi berobah, dan bertingka seperti ada sanget membentji padakoe. Dalem itoe koetika ka'adahankoe ada djaoe dari baek. Akoe poenja oewang simpanan — kerna sabelon akoe berkenalan pada Caroline, sakean lama akoe ada berkerdja dalem balatentara — soeda habis 'koe pakeh boeat onkost sahari-hari, dan bagi 'koe tida ada laen daja, dari minta toeloengan Caroline, aken bagi 'koe dari ia poenja pendapetan oewang berkerdja. Aken tetapi gadjinja tida bisa menjoekoepi, aken dipakeh boeat hidoep berdoewa. Akoe liat Caroline poenja roepa ada sampe tjantik, aken bisa dapet pengasilan dari perdjalanan serong. Akoe kasi njata niatkoe padanja. Tapi akoe kliroe. Caroline ber hati lebi haloes dari jang akoe doega. Ia banta keras sekali akoe poenja niat. Lebi djaoe kaoe soeda taoe, itoe hal-hal jang kadjadian di tentoonstelling .....”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]],,Ja, itoe samoea akoe taoe, dan akoe poen brani bilang dengen segala kapastian, jang kaoe, sasoeda lakoeken penghidoepan seperti dalem itoe tempo jang telah liwat, tida nanti bisa merasaken lagi broentoengnja penghidoepan soetji. Padakoe tida bedah sebagi itoe djoega, tapi tidalah begitoe tjilaka seperti kaoe. Akoe tida aken hidoep sabrapa lama lagi, hingga djoega doeka-tjita tida bisa menimpah begitoe kian-kian tahon, seperti jang nanti kadjadian pada dirimoe.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ei, ei, Mathilde! Hajo, boewang itoe segala ingetan djelek dari dalem pikiranmoe! Siapatah djoega jang nanti bisa bilang dengen pasti, kaoe tida aken bisa djadi
baek kombali?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]],,Tida, Lucien, tida bisa! Harepan begitoe, bagi akoe, misti djadi satoe harepan jang siasia. Salaen itoe, maskipoen bisa kadjadian, itoe malaenkan semboe boeat
— 357 —
„Ah, itoe samoea perkara gila!”
„Kaoe boleh kata begitoe ....”
„Tapi, Mathilde, timbanglah perkara dengen pikiranmoe jang sedar! Boekankah Alah djoega tida nanti bisa robah perkara jang soeda liwat,jang berlakoe dalem kian-kian tahon jang telah laloe?"
„Memang, itoe poen akoe mengarti! Djoega benar, kaloe maoe dibilang, nasibkoe seperti sekarang, boekan akoe jang tjari sendiri. Dalem oesia masi moeda sekali, akoe soeda ditinggal mah-bapa dan tida poenja satoe soedara, laki-laki atawa prampoean. Akoe berdiri seperti toenggoel di tepi laoetan bahaja. Tida bisa dapet kerdjahan di sana-sini, oleh kerna akoe dapet peladjaran terlaloe sedikit. Bagi akoe poenja penghidoepan, djadi tida ada laen djalan, dari trima nasib seperti apa jang soeda kadjadian. Memang, kaloe maoe ditilik pri hal alesan, ada banjak sekali jang boleh mengentengken akoe poenja perboeatan salah, tapi itoe samoea tida membikin 'koe lebi senang. Saban sa'at, tida loepoetnja penjesalan menimpali hatikoe ....”
Kamoedian ia menangis tersedoeh-sedoeh.
„Diam, Mathilde, diam!" kata Durieux dengen soeara lemah-lemboet, seraja memeloek pada si nona, „biar apa djoega telah kadjadian pada diriraoe, bagi akoe, kaoe tinggal djadi satoe boenga paling bagoes dan paling haroem, dibanding dengen laen-laen jang akoe pernah dapeti.”
XXVII.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dalem Palmen-palviljoen, Baron de Goffinet berdiri dihadepan djendelah, sembari menang-menoeng meliat ka loear, dimana oedjan toeroen menggritjik tida berkapoetoesan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sadari Permeisoeri Marie Henriette meninggal, Sri Maha Radja ada berlakoe lebi manis padanja. Bagi baginda achir-achir mendjadi njata, jang toewan baron ada saorang jang toeloes hati dan setia, doewa sifat, sekali poen jang pertama kadang-kadang mendjadi soeatoe ganggoean, tapi jang kadoewa tida bisa habis dipoedji.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sasoeda berdiri begitoe sakoetika lamanja, toewan baron oesap-oesap djidatnja,
seraja berkata pada diri sendiri:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ha, penghidoepan manoesia, tida bedah seperti djaroemnja lontjeng. Ada waktoe
pagi, aken orang mendjelemah dengen boenga hati, meliat kasoetjian, kamoedian dateng tengah-hari, boeat manoesia ngalami pri ka'adahan doenia, achir-achir datenglah sang malem, aken orang tidoer dalem koeboeran. Ada manoesia jang meninggali kahidoepan pada waktoe baroe fadjar, itoelah ada jang paling broentoeng. Ada djoega jang paksa tiwasken diri, sasoeda ngalami matahari poenja panas jang paling haibat; ia inilah haroes disedihken oleh samoea manoesia. Poen ada jang baroe tersimpan dalem koeboeran, koetika betoel-betoel soeda dateng sang malem. Ia ini adalah jang paling banjak ngalami asem-garemnja doenia. Ada jang bilang, toentoet penghidoepan begitoe, ada jang paling broentoeng, ini soenggoe satoe pikiran jang sesat sekali. Orang itoe tentoe tida pikir, achirnja penghidoepan, samoea ada pait dan getir bagi orang jang banjak ngalami. Samingkin banjak orang saksiken ka'adahan doenia, samingkin orang nanti merasa djemoe pada penghidoepan manoesia . . . .”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tatkalah itoe pintoe terboeka dengen plahan. Dr. Thiriar masoek dalem kamar.
Toewan Goffinet palingken badan, dan, seraja mengamperi pada toewan tabib, ia
menanja: <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bagimana kaoe poenja pengliatan? Apa si sakit ada djadi lebi baek?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dr. Thiriar gojang kapala.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida ada laen djalan dari lakoeken potong,” kata ia, „kerna baginda tida nanti bisa tinggal hidoep lagi doewa belas djam lamanja, bilah ka'adahan ada seperti sekarang.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dan kaloe dipotong . . . . .”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ada sanget berbahaja. Akoe dateng padamoe, djoestroe boeat minta kaoe kasi
taoe ini hal pada barones. Ia sekarang ada rebahken badan boeat mengasoh sabentaran, dan akoe poen lebi soeka tida menggangoe padanja, jang soeda begitoe banjak menanggoeng tjape, tapi sabaliknja akoe ada merasa koerang enak, djika lakoeken sadja potong, dengen tida kasi taoe lebi doeloe padanja.”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Baek, akoe nanti tjeritaken padanja sabagimana kaoe poenja perbilangan," kata
toewan baron, kamoedian lantas berlaloe.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Koetika Barones de Vaughan dapet denger dari pengawal kamarnja, apa jang
Baron de Groffinet maoe kasi taoe padanja, laloe ia menoetoepi moeka dengen kadoewa tangan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tentoe djoega ia tida nanti bisa tahan!” kata ia sambil bersedoeh-sedoeh. „Badannja soeda ada begitoe lemah!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Saprapat djam kamoedian barones soeda ada berhimpoenan sama toewan-toewan
doktor. Ia mendengari katrangan dari sakalian tabib, jang menjataken, lebi baek berlakoe oentoeng-oentoengan, dari pada biarken si sakit menanggoeng sangsara sampe achir-achir mendjadi mati djoega.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djadi tida ada laen djalan jang lebi baek bagi baginda?" tanja de Vaughan
dengen soeara sember.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Malaenkan seperti jang soeda dibilang, njonja!” djawab Dr. Thiriar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaloe begitoe, apa boleh boeat!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Demikianlah telah mendjadi satoe katetapan, aken tabib-tabib pertoendjoeki
ilmoenja dalem hal membelèk.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Helaas, mata toewan-toewan doktor, jang begitoe lama telah diasah dalem pertapahan, poen sakali ini ada kliroe dalem hal sakitnja Sri Baginda. Dimana iaorang ada mengira, nanti dapeti bisoel atawa laen-laen penjakit, jang menghalangi kamandjoerannja obat, tida terdapet soeatoe apa. Boleh djadi ada laen jang mendjadi sebab, maka baginda begitoe soesa tersemboeh dari penjakitnja, tapi sekarang ini ilmoe pengataoehan soeda tida berkwasa lagi, boeat bikin perpreksahan lebi djaoe.
⁂
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bagi Barones de Vaughan adalah satoe kasedihan besar, dalem waktoe baginda
terserang penjakit haibat aken kadoewa kalinja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Saban djam, ja, ampir boleh dibilang saban menit, ia dapet menerima warta
tentang ka'adahan „si toewankoe,” dan sabrapa sering jang ia bisa, ia pergi ka palviljoen, dimana Sri Maha Radja sanantiasa berada, salama ia terserang penjakit.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ka'adahan jang paling tida enak bagi barones, jaitoelah sabentar-bentar baginda misti trima koendjoengan, jang membikin ia kapaksa misti berlaloe dari pembaringan „si toewankoe.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Prinses Clémentine, Gravin dari Vlaanderen, Prins Albert, Prinses Elisabet, ada berganti-ganti sadja meliati ka'adahan baginda, dan apabilah iaorang samoea soeda pada berlaloe, masi ada lagi doewa padri prampoean, jang lakoeken perkerdjahan seperti djoeroe rawat.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Malaenkan di waktoe malem, barones tida dapet ganggoean. Koetika itoe, padri-padri prampoean mengambil tempat sedikit djaoe, atawa di kamar sabelah. Lantaran itoe barones djadi bisa ada sendirian pada pembaringan si sakit.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satoe kali, tatkalah ada dalem tempo begitoe, barones lantas berloetoet dan bersedoeh-sedoeh lama sekali, sahingga satoe tangan jang telah djadi koeroes, mengoesap-ngoesap kapalanja, dan satoe soeara lemah berkata:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe trima besar sekali kaoe poenja boedi, djantoeng hati! Bagimana adanja
broentoeng jang sedjati dalem penghidoepan satoe radja, kaoelah jang membri kenal itoe padakoe!”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kamoedian laloe ia tjioem tangan itoe, jang soeda tinggal koelit sama toelang,
dan basaken dengen aer matanja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Mengapa broentoeng itoe tjoema bisa kadjadian dalem tempo begitoe sabentaran?” tanja ia dengen soeara berbisik.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Baginda poenja kabaekan, membikin barones djadi dapet rasa tjinta padanja.
Katjintahan itoe kaloe maoe diseboet dengen benar, adalah sabagi katjintahan satoe anak pada ajahnja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sri Maha Radja Leopold II, djarang sekali dapet rasa broentoeng. Bermoelah ia
ada mengira, apa sadja jang djatoh dalem tangannja, itoelah ada peroentoengan bagoes, tapi kamoedian, bagi ia telah mendjadi njata, jang pikirannja itoe, tersesat djaoe betoel dalem kakliroean.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Koningin Marie Henriette, boekan ada satoe prampoean jang boleh mendjadi istrinja, dan baginda, boekan ada satoe lelaki, jang boleh djadi soeaminja permeisoeri.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kamoedian ia bertemoe pada Barones de Vaughan. Sadari itoe waktoe, ia rasaken diri seperti ada didalem sorga, hingga poen ia merasa amat berat menanggoeng boedi si nona, jang soeda bisa bikin ia dapet ngalami penghidoepan, sabagimana sering kali ada diharep olehnja.
XXVIII.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sri Maha Radja meninggal!
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Hal itoe tersiar di sa'antero kota lebi banjak seperti kabaran biasa, dari pada warta kasedihan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sabagimana djoega kabanjakan terdjadi pada orang sakit, begitoe poen baginda tida sekali njana, jang ia bakal mangkat. Pada Baron de Goffinet, ia masi bitjaraken tentang kabagoesannja Cote d'Azur, kamana ia harep bisa pergi bebrapa minggoe lamanja, boeat mendjadi semboe betoel-betoel. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Koenjoeng-koenjoeng di waktoe pagi hari, datenglah sang adjal jang amat haibat, menjerang pada si sakit, hingga djoega pengataoehan sakalian tabib, tida bisa samboeng baginda poenja djiwa.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Selang satengah djam baginda meninggal, dateng Prins Albert dan Prinses Clémentine dalem itoe Palmen-palviljoen. Toewan-toewan minister dibri taoe ka'adahan itoe dan dalem sakedjap sadja, dari sana-sini banjak dateng pembesar jang berdjalan terbirit-birit. Sigra djoega dikirim kabar kawat kamana-mana tempat, hingga tida selang lama lagi, dalem sa'antero karadjahan Belgie, tersiar kabar; „Sri Maha Radja meninggal!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dalem villa Vanderborgh, sabaliknja ada dalem kasoenjian.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dalem satoe kamar, ada satoe njonja moeda dan tjantik, berloetoet di djoebin
sambil menangis tersedoeh-sedoeh.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sri Maha Radja meninggal!
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Bagi ia, kadjadian itoe, adalah seperti goenoeng goegoer. Ia taoe, tida lama lagi nanti dateng permoesoehan dari sana-sini, kerna tentoe sekali poetri-poetri baginda tida aken maoe tinggal diam sadja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia sendiri telah rasaken, misti lekas berlaloe dari itoe roemah. Dari itoe poen ia maoe lebi doeloe lakoeken sembajang pengabisan kali bagi baginda.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Salagi ia bersedoeh-sedoeh, tangisi baginda jang soeda mangkat, pengawal kamar
dateng mengasi taoe, toewan doktor Thiriar dateng mengoendjoengi.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Minta ia masoek!” kata ia, kamoedian berbangkit dengen hati sedikit lebi legah.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia madjoe bebrapa tindak, angsoerken tangannja pada toewan tabib, seraja katanja dengen soeara sember:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Trima kasi atas kaoe poenja kabaekan, jang soeda tida meloepaken akoe, jang ada dalem ka'adahan begini tjilaka. Salekas-lekasnja akoe maoe balik ka Balincourt, dimana akoe telah tinggali anak-anakkoe. Akoe merasa kapingin sekali katemoe kombali pada marika. Baginda ada tinggali berkat, jang akoe misti lantas sampeken pada anak-anaknja.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kamoedian kaliatan poelah aer mata barones jang berlinang-linang, Tapi ia
tahan hatinja saboleh-boleh, aken tida menangis lagi seperti anak ketjil.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djangan terlaloe menoeroeti hati, njonja,” kata si tabib kolot. „Hertog Tervueren dan Graaf Ravenstein, kaoe traoesa kwaitiri, kerna marika ada dapet djagahan baek di astana Balincourt. Sekarang paling taroetama, kaoe menginget kasehatan diri sendiri.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Trima kasi, toewan doktor,” kata de Vaughan, „tapi tjobalah kaoe tjeritaken
sekarang padakoe: Apa telah terdjadi samantara baginda meninggal?”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Prinses Stephanie bersama Graaf de Lonyay dan Prinses Louise soeda dateng,
aken sembajang dihadepan mait ajanja ...”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Soeda, toewan, sabegitoe ada sampe tjoekoep menjataken, apa jang bakal mendjadi akoe poenja nasib.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe poen kwatir ada begitoe . . . . .”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Belon habis toewan doktor berkata-kata, satoe boedjang dateng membawah kabar,
bahoewa toewan hakim maoe minta bitjara pada barones.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dr. Thiriar lantas maoe berlaloe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe moehoen padamoe, toewan, djanganlah tinggalkan akoe sendirian!”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Boenjinja soeara barones ada begitoe banjak mengandoeng kasedihan, hingga
kapaksa toewan doktor tinggal berdiam.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Samantara itoe toewan hakim masoek, diboentoeti oleh Mr. Janson, advocaat dari
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe dapet prenta, njonja, aken metereiken apa jang ada dalem ini villa.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Siapa jang titahken kaoe begitoe?” tanja barones dengen termangoe-mangoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Prinses Louise.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sekarang djoega akoe maoe melawan ini perkara. Apa tida aken bergoena satoe apa?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida, njonja. Madjelis pengadilan telah bri idjin, metereiken samoea barang-barang jang ada di sini, kerna apa jang baginda poenja sendiri, adalah miliknja ia poenja achliwaris. Tapi tentoe sekali, kaoe djoega boleh melawan ini perkara di pengadilan. Laen dari begitoe. . . . .”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Lakoeken sadja sabagimana kaoe ada diprenta. Akoe sekarang djoega nanti bitjaraken ini hal pada akoe poenja advocaat!” Dan seraja berpaling pada Dr. Thiriar,
barones berkata poelah:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe tida merasa terlaloe, toewan, samantara kita dioeroeki kasedihan, jang baroe sekali kadjadian, sedeng kita maoe korbanken samoea apa jang ada, boeat belih kombali djiwanja orang jang meninggal, kita misti lagi dapet ganggoean dalem perkara ini?”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Toewan doktor gojang kapala. Apa ia bisa kata? <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di itoe hari djoega barones pergi pada ia poenja advocaat, dan pada esoknja, perkara soeda moelahi dipreksa dalem pengadilan di Laeken. Barones tida ada kainginan aken oeroes sendiri ia poenja perkara, hanja malaenkan kasi masoek satoe seerat pengadoean.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Samantara itoe Prinses Louise soeda soeroe metereiken djoega samoea barang jang ada di astana Balincourt.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kamoedian, oleh kerna njata tida ada perkara gelapken milik, maka pengadilan ambil poetoesan, aken tjaboet ia poenja meterei.
XXIX.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Harta, harta doenia jang gilang-goemilang, memang bisa sekali bikin penghidoepan manoesia seperti ada didalem sorga! Dari sebab begitoe, kaloe satoe manoesia hartawan meninggal doenia, djarang kaoem koelawarganja bisa terloepoet dari tjektjok lantaran hartanja. Begitoe poen Prinses Louise poenja dateng di negri Belgie, pembatja soeda taoe . . . malaenkan boeat harta, harta doenia jang bersifat manis sekali! Tapi marilah kita moendoer sedikit dalem tjerita, dan intipi poetri itoe, salagi ia maoe berpisah dari Graaf Mattachich. Tatkalah itoe, poetri ada doedoek berhadep-hadepan dengen graaf katjintahannja dalem salah satoe hotel jang paling besar di Keulen.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sampe bertemoe kombali di Paris, sobatkoe,” kata Louise dengen berbisik. „Akoe misti poedji klakoeannja Sri Baginda baroe, jang soeda bri idjin padakoe, aken dateng
di Brussel. Akoe sekarang berharep, nanti bisa bikin beres segala oeroesan kita. Perkerdjahan ini tida bisa diselesiken sadja dengen gampang, itoelah boleh dipastiken, tapi sabolehnja akoe nanti djaga, soepaja itoe setan bantal, lepehken segala apa jang ia dapet tida dengen djalan halal, ia tida boleh goenaken waktoe baek aken rampas kita poenja milik jang sah.”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tapi akoe minta kaoe, Louise, berlakoe dengen kasabaran! Dan toelis sedikit padakoe, begitoe lekas ada hal apa-apa, jang kita tida bisa doega sekarang.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe tentoe sekali! Akoe amat kapingin taoe, apa dengen sabenarnja ia telah tjaboet hak anak-anaknja dalem hal poesaka, aken goenanja laen orang.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe tida pertjaja ada begitoe roepa.”
Graaf Mattachich. (katja 370).
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida pertjaja? Tapi boekan kaoe djoega ada taoe, jang ia soeda memboewang banjak oewang goena Niederfull-bacher stichting? Boeat itoe sadja, katanja orang, ada diborosken tiga poeloe millioen."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Habis, apa salahnja ?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida salah? Kaoe kira akoe bisa merasa senang di hati, oewang diboewang-boewang begitoe aken diriken astana-astana, samantara akoe tida taoe, tjara bagimana misti hidoep dengen pantes dari sahari ka laen hari?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djadi kaoe pendeknja tida maoe pakeh timbangan soeatoe apa aken sampehken kaoe poenja niat?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Pakeh timbangan? Tida nanti! Sabegitoe djaoe akoe masi bisa berboeat, sabegitoe djaoe masi ada daja aken dapet akoe poenja milik, akoe tida nanti menjingkir maski poen saoedjoeng ramboet."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaloe kaoe kata begitoe, berboeatlah sabagimana jang kaoe rasa baek, tapi pertjaja djoega padakoe, Louise amat tertjinta, lebi baek kaoe ambil djalan dami, sabegitoe djaoe niat kita masi bisa disampehken, dari pada berboeat jang boleh bikin djadi bertamba djoemblahnja kita poenja moesoe. Sekarang sadja soeda sampe banjak orang bitjaraken kita poenja hal, dan itoe salamanja boekan dalem perkara bagoes."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa akoe maoe perdoeli sama moeloet orang? Apa ada satoe manoesia di doenia jang toeroet bersoesa hati, koetika akoe ada dalem kamalaratan? Tidakah iaorang samoea mendengerken dengen sanget getol, pada sasoeatoe kaboesoekan jang orang tjeritaken tentang hal akoe? Dan koetika akoe ditangkap dan ditoetoep dengen begitoe kedji, tatkalah akoe disakiti dengen matjem-matjem daja, apa ada satoe manoesia jang soeda londjorken satoe djarinja aken menjegah, soepaja akoe tida djadi binasa? Manoesia di doenia, hm!..... marika itoe samoeanja ada binatang, ja, binatang alas jang paling kedji! Matjan sama matjan tida saling gigit, tapi manoesia, ah! lebi baek orang traoesa bitjaraken hal manoesia, kaloe ia tida maoe napsoenja djadi meloewap! Bilah akoe tinggal miskin, akoe tida dapet harta milikkoe, liatlah, orang nanti bersenjoem sindir bilah meliati kita liwat di djalanan. Boekankah satoe poetri jang miskin ada lebi koerang harga dari manoesia biasa jang melarat?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tapi biar bagimana djoega, sama Sri Baginda baroe, sama Prins Albert, berdaja sabisamoe, soepaja kaoe tinggal baek padanja, kerna itoe ada perloe sekali."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe poenja niat tida sedikit aken menggentoes ia poenja haloean. Kaloe ia bisa, dari doeloe djoega ia soeda menoeloeng padakoe, tapi adalah soesa sekali, aken ia tjampoer tangan dalem perkara si kolot, jang sanantiasa moesoeken akoe."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Graaf Mattachich meliat pada lontjeng, kamoedian laloe berkata poelah:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tapi sekarang soeda sampe temponja aken kitaorang brangkat."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sapoeloe menit kamoedian, iaorang soeda ada di station, dimana kreta soeda ada bersediah aken brangkat.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lagi satoe kali marika mendjabat tangan, kamoedian iaorang melambei dengen sapoe tangan, dan sigra djoega kreta brangkat membawah poetri soeloeng dari Maha Radja Leopold ka Brussel, iboe kota tanah lahirnja, jang dalem kian-kian tahon tida diliat olehnja, satoe kota, dimana banjak tersimpan peringetan jang sedih bagi ia, tapi banjak peringetken djoega, penghidoepan manis dari doeloe-doeloe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia sekarang boekan lagi satoe poetri moeda jang berhati goembira, jang sorot matanja ada kentaraken broentoengnja penghidoepan. Batinnja telah mendjadi toewa sabelon dateng waktoenja, ia telah tjape lantaran berdaja boeat penghidoepan, ia soeda lelah oleh kerna banjak ngalami. Dalem kasoenjian, pernah ia tanjaken diri sendiri, apa ia ada bersalah, jang kamelaratan ada menjoesoen tindih diatas kapalanja, dan koetika itoe, ia soeda tida bisa sangkal, jang kasoesahannja, sabagian ada lantaran perboeatannja sendiri jang sesat, tapi biar poen bagimana, memang djoega orang belon pernah berlakoe padanja dengen katjintahan dan kabaekan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kadang-kadang ia menginget pada soedaranja, Stephanie, pada siapa soeda sakean lama ia ada koerang baek. Apa doenia ada berlakoe pada soedara itoe seperti jang telah kadjadian pada dirinja? O, ia djoega ada dapet bagian dari itoe mega mendoeng, itoe poen tida bisa disangkal. Apa Rudolf tida bri rasa tjilaka seperti Coburg? Dan lagi Graaf de Lonyay, apa ia itoe ada lebi dari Graaf Mattachich? Ja, orang telah seret Mattachich dalem perkara wissel, persalahken ia telah palsoeken tanda tangan dan sabaginja. Tapi apa tida sampe terang dan njata, jang ia sama sekali tida ada sabagimana jang ditoedoeh? Orang pandang ia sabagi satoe pengoentit redjeki, jang berharep nanti bisa masoeki oewang millioenan dalem sakoe. Boeat anggap begitoe, orang toch misti taoe doeloe hal jang sabenarnja!
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dan Prinses Clémentine? Louise ampir tida kenal padan, tapi ia taoe, soedara
itoe sanantiasa berpinda-pindahan tinggal dalem astana bapa dan achirnja pisahken diri djaoe-djaoe dari sang ajah, lantaran tida bisa tahan bertjampoer gaoel sama Barones de Vaughan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dan sekarang Louise pergi ka Brussel, ia nanti bertemoe kombali pada samoea
kaoem koelawarganja!
⁂
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di watas tanah Belgie, Sri Maha Radja Albert kirim satoe pengiring. Boekan seperti orang oesiran ia dateng di Brussel, tida, hanja sabagi poetri jang aseli, dan dalem astana ia disamboet lebi manis dari jang ia brani harep.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sri Baginda baroe ada trima ia dengen sapantesnja, dan waktoe membri selamat
bertemoe, Albert telah kasi kentara, jang ia ada berharep, moelahi itoe waktoe, samoea kaoem koelawarga nanti djadi baek kombali seperti doeloe. Permeisoeri baroe memeloek pada poetri, dan pada sorot matanja ada njata, ia merasa sanget berkasian pada Louise jang tersiasia.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lantaran tersoeroeng oleh rasa takoet pada ia poenja pioetang pioetang, jang soeker di'itoeng djoemblahnja, teriring oleh harepannja aken sigra terlepas dari itoe kasoesahan, tertambah lagi dengen sakit hatinja pada si setan bantal, jang samantara itoe ada hidoep dalem kamewahan dan kamoeliahan, samantara ia, satoe poetri aseli, tida bisa hidoep nenoeroet deradjatnja, membikin dalem hatinja Louise, malaenkan timboel satoe harepan, tatkalah ia disamboet dengen manis boedi oleh radja dan permeisoeri baroe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Waktoe malemnja Baginda Albert ada koendjoengi pada poetri.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tjobalah kita damiken sekarang, apa jang misti diperboeat,” kata baginda. „Kaoe mengarti sendiri, samoea hal jang boleh menerbitken tjektjok, misti disingkiri saboleh-boleh.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tapi sekarang njata itoe perkara soesa mendjadi,” kata poetri. „Akoe telah prenta akoe poenja advocaat boeat metereiken ini atawa itoe.”
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe mendoekahken akoe lebi dari jang
— 377 —
akoe bisa kataken padamoe. Pertama, oleh kerna akoe rasa sekarang ini boekan ada waktoenja aken berlakoe demikian, kadoewa sebab akoe ada harep, jang ini perkara bisa dibikin beres dengen tida ambil atoeran keras.”
„Tapi kaoe toch tida berkaheudak, aken akoe toeroet sabaginiana boenjinja soerat wasiat, boekan?”
„Tida, itoe boekan sama sekali akoe poenja kahendak. Datengkoe ka mari soeda bisa menoendjoeki terang sekali padamoe, jang akoe ingin bisa singkiri samoea, apa jang akoe timbang tida patoet atawa tida benar.”
„Akoe mengoetjap banjak trima kasi, jang kaoe soeda soedi trima akoe begitoe manis.”
Baginda berbangkit dan angsoerken tangan pada poetri.
„Apa jang akoe bisa, akoe nanti berboeat aken goenamoe dalem perkara harta poesaka.”
„Itoe akoe soeda saksiken dari kaoe poenja klakoean," kata poetri, seraja samboeti tangan jang diangsoerken padanja.
„Tapi, kita misti djangan loepahken,” kata poelah baginda, „jang diatas itoe perkara, ada laen hal jang lebi penting !”
XXX.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Soerat wasiatnja Baginda Radja Leopold ada adjaib sekali, begitoelah Prinses Louise dapet denger lapoeran dari ia poenja advocaat.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Baginda almarhoem itoe ada diriken satoe maatschappij goena membagoesken kota-kota, dengen kapitaal 124.000.000 frank. Itoe sadjoemblah oewang jang amat besar, boleh dianggap sadja miliknja baginda sendiri, jang dapet ia koempoelken, sabagian dari oewang contant, sabagian lagi dari barang berharga, seperti pigoera-pigoera dan sabaginja. Tapi samoea aandeel sekarang ada dalem tangannja Barones de Vaughan, jang lantaran itoe, adalah djadi orang jang poenja sendiri-diri.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sadjoemblah oewang jang lebi besar lagi dalem aandeel-aandeel poen soeda djato
dalem tangan Baginda Leopold pada waktoe Congo-staat dipindaken dalem miliknja karadjahan Belgie. Djoega itoe aandeel-aandeel sekarang ada pada barones.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apatah jang katinggalan bagi anak-anaknja?
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ka mana perginja itoe lima belas millioen frank, jang baginda trima dari poesaka ajahnja, dan itoe ratoesan millioen, jang ia dapet oentoeng dari Congo dan laen-laen peroesahan?
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Atas ini pertanjahan Barones de Vaughan misti bisa kasi djawaban, demikianlah
Prinses Louise rasa.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe tinggal di sini sampe samoea oeroesan djadi beres?” tanja toewan advocaat, jang dapet oetoesan dari poetri.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida,” djawab Louise, „akoe tinggal di sini tjoema boeat sabentaran sadja.
Tida ada soeatoe apa jang sangkoeti hatikoe di ini tempat. Sama soedarakoe Stephanie akoe tida begitoe baek. Ia ada lebi bisa atoer penghidoepan dari akoe: sama Weenen dan Brussel ia tinggal djadi sobat baek. Akoe pertjajaken sadja samoea oeroesan atas dirimoe. Kaoe toch tentoe nanti berlakoe sabisa-bisa, boeat tjegah soepaja perkara tida halal, tida berlakoe dengen laloewasa. Baginda tida nanti menghalangi kaoe poenja kerdjahan. Ia ada berhati toeloes, itoe akoe soeda saksiken sendiri, dan salaen itoe, ia ada merasa kasian padakoe.”
⁂
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Oedara ada mendoeng dan hawanja amat dingin. Angin ada menioep kentjeng sekali. Matahari tida sedikit ada menoendjoeki roepanja. Boenji meriam jang menderoe
dan berdengoeng di sa'antero kota Brussel, ada bikin orang jang mendengar, djadi dapet pengrasahan seram. Langit poenja paras jang begitoe moerem, soeda bikin samoea pendoedoek djoega djadi toeroet-toeroet merasa sedih.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lebi tida enak lagi kaliatannja djalanan sama lentera-lenteranja jang disaloeboengi. Lontjeng berboenji beroelang-oelang, sabagi aken menggeraki orang poenja hati . . . Tapi itoe samoea hal jang mendoekahken, tida mendjadi soeatoe halangan bagi beriboe-riboe orang, jang djalan seraboetan di sana-sini, aken meliat baginda dikoeboer.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sigra kadengeran boenji nafiri.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Perarakan mendatengi.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Oedjan toeroen megerintjik dengen tida brenti . . . . dan orang mengiring maitnja Sri Maha Radja Leopold II ka St. Gudule.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Liwat sedikit poekoel sabelas, perarakan itoe masoek kadalem itoe gredja. Kamoedian, sasoeda orang lakoeken oepatjara, laloe peti mait digotong kombali kadalem kreta, aken dibawa ka Laeken.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Samantara itoe oedjan brenti. Samoea orang, jang merasa tjapeh menoenggoe dan kesal kadinginan, bereboet maoe meliat. Iaorang mendesak-desak dan gentoes satoe pada laen.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Koetika itoe, di tempat jang sedikit djaoe ada doewa orang laki-laki, jang mengintjer teroes pada itoe perarakan mait, seraja saling mengoendjoeki pada orang-orang berpangkat tinggi, jang ada doedoek dalem kreta-kreta pengiring.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di Rue Royale marika berdiri diam.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dan apa jang nanti djadi kamoedian hari?” tanja jang satoe.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe tida saorang bisa bri djawaban,” saoet jang laen, „tapi boleh ditentoeken, kita sekarang ada dapet radja, jang lebi bersatoe hati sama rahajat dari jang soeda meninggal.”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Baginda Leopold ada banjak berboeat kabaekan. Dalem tangannja, Belgie dapet
Congo-staat. Betoel, ia ada poenja djoega kadjelekan . . . . . sasoeatoe manoesia tida ada jang sampoerna betoel.”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Belgie boekan dapet, tapi belih itoe djadjahan, dan djoega, belih dengen harga mahal sekali! Inilah ada koerang, kaloe maoe dikata kabaekan.”
⁂
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Baginda Albert sama permeisoeri Elisabeth ada berdoewa'an sadja dalem satoe
kamar di astana. Iaorang doedoek deket sekali satoe sama laen.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djadi, akoe sekarang ini . . . permeisoeri!” kata Elisabeth, seraja memeloek
leher baginda. „Permeisoeri! o, bagimana sedap boenjinja perkatahan itoe dalem akoe poenja telingga, tapi, alangkah djoega besarnja kawadjibankoe sekarang ini! O, akoe nanti berlakoe lebi dari jang doeloe-doeloe . . . .”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tapi tangannja Albert laloe menoetoep moeloetnja dengen plahan, kamoedian berkata:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Lebi dari doeloe kaoe maoe berlakoe baek, maoe djadi satoe tjonto bagi samoea
orang? Itoe tida perloe. Tinggal sadja sabagimana kaoe ada sekarang, dan sakalian rahajat nanti memberkati padamoe!”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe nanti merasa enak, enak sekali dalem hati, bilah samoea orang soeka padakoe, djika toewa dan moeda, memandang akoe dengen mata begitoe manis, seperti anak-anak meliati iboenja.”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kainginan begitoe poen ada padakoe. Akoe merasa tjinta karahajatan Belgie, dan kaloe benar tjinta menerbiti katjintahan, nistjaja sa'antero rahajat poen nanti tjinta padakoe.”
XXXI.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dalem satoe antara gedong-gedong besar di djalanan Louise, dimana orang-orang
bangsawan dari iboe kota Brussel, soedagar hartawan dan ambtenaar-ambtenaar paling soeka djadiken tempat tinggalnja, adalah Prins Victor Napoleon berdiri dihadepan djendelah, dengen berpakean pasiar warna aboe-aboe, sedeng menoenggoeken datengnja ia poenja boedjang, jang lantas nanti kasi kabar, bilah kandaran soeda ada sediah.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Belon lama ia berdiri begitoe, sembari toendjang djanggoetnja dengen tangan,
satoe boedjang jang ditoenggoe, soeda dateng mengamperi.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tjoba tjeritaken padakoe, Jerome, apa jang telah terdjadi dengen baginda! Dan
apatah tida ada soerat dari poetri?”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Di kota telah tersiar kabar, jang baginda soeda meninggal, Sri padoeka. Boleh djadi, tida berselang lama lagi, kabar itoe nanti dimaloemken. Dan poetri soeroe sampehken ini soerat.”
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dengen goepoe prins samboeti satoe enveloppe jang masi tertoetoep, kamoedian laloe, berkata:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaloe akoe ada perloe apa-apa, akoe nanti boenjiken lontjeng. Djika kapaksa, akoe nanti brangkat dengen kreta jang iebi laat. Tida ada soeatoe apa jang bikin akoe misti boeroe-boeroe."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Koetika Jerôme soeda berlaloe, prins laloe sowek itoe enveloppe, dan batja dengen tjepat sedikit perkatahan, jang ada ditoelis oleh Prinses Clémentine.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djadi, doktor-doktor soeda tida bisa harep lagi," kata ia dengen soeara berbisik. „Sigra, sigra djoega itoe besi palangan, jang bertempat diantara akoe dan ia, nanti terhilang! Orang kata, tida pantes sekali harepi orang poenja mati, dan akoe poen ada merasa djengah, tapi itoe rasa girang jang mengoendjoengi padakoe, akoe tida berkwasa boeat tolak kadatengannja. Brapa banjak tahon akoe soeda misti menoenggoe dengen sabar! Kaloe sadja ia maoe, soeda lama akoe dobrak itoe palangan besi, maski
poen apa djoega bakal terdjadi, tapi ia soeda tolak akoe poenja kainginan. la tida maoe hoeboengken diri dengen tali nikahan, kaloe itoe malaenkan boeat tambahken djoemblahnja pasangan laki-istri, jang mendjadi boewa toetoer samoea orang. Dan akoe soeda toeroeti kaoe poenja kainginan, Clémentine 'koe jang manis, akoe soeda oendoerken itoe waktoe broentoeng dengen menoenggoe matinja si kolot. Habis, apatah sekarang akoe tida boleh mengigel, lantaran itoe hari broentoeng soeda ada deket sekali di hadepan kita?
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Alangkah heibatnja itoe waktoe masgoel jang kita soeda liwati, Clémentine! Dan brapa banjak hatikoe soeda mengiri atas penghidoepannja orang-orang ketjil! Di waktoe remḝng-remḝng akoe liat iaorang djalan dengen bergendeng tangan, sembari beromong-omong dan tertawa, menoedjoe ka tempat soenji. Samoea ada pengrasahan broentoeng, jang kaliatan di mata iaorang, dan marika poenja tertawa, ada seperti boenjinja muziek. Dan akoe malaenkan boleh liat itoe pasangan, kamoedian lagi satoe pasangan, jang meliwat dihadepan akoe poenja djendelah. Tjoema satoe kali, satoe kali sadja akoe pernah tabahken hati, aken toenggang koeda, dan boentoeti itoe orang-orang jang amat broentoeng. Tapi tentoe sekali iaorang boekan bertrimakasi padakoe! Apa jang hendak dibitjaraken oleh marika ada hal amat manis dan sedap, jang tida boleh koeping asing mendenger. Ha, . . . . .
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apa lebi baek akoe lekas-lekas balik ka Paris? Tapi apatah perloenja? Akoe soeda djandji aken bertemoe pada soedarakoe di itoe kota, tapi satoe boelan kamoedian akoe toch nanti masi bisa katemoe moeka padanja, dan akoe nanti toelis soerat, jang kaadahan di sini ada begitoe roepa, hingga akoe rasa lebi baek tida berlaloe doeloe dari Brussel. Alangkah girangnja Louis, kaloe ia taoe, harepankoe jang paling manis bakal terkaboel! Ah, tjoba Letitia djoega bisa toeroet bersaksi, ia, jang tida harepi laen boeat akoe dari nikahan jang broentoeng! Tapi, o, ia sendiri tjoema bisa ngalami broentoeng doewa tahon lamanja! Kamoedian datenglah maleikat maoet, jang tjereiken ia dari Prins van Savoye. Kasian sekali!"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sakean lama ia berdjalan moendar-mandir dalem kamar, kamoedian laloe boenjiken lontjeng.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Jerome, soeroe boeka sadja koeda-koeda dari kandaran! Akoe tida djadi brangkat."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Boedjang itoe membongkoki diri dan berlaloe.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe memang ada jang paling baek,"
- 387 -
kata poelaii prins, tatkalah ia ada sendirian. „Apa akoe perdoeli, asal sadja akoe bisa bitjara sabentaran pada akoe poenja Clémentine jang manis! Tapi tjara begimana akoe nanti bisa katemoeken padanja ?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia berdiri diam sakoetika lama didepan medja toelisnja, dan boelak-balik ingetannja, memikiri soeatoe daja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sabenarnja akoe ada ingini satoe perkara jang terlaloe gila," kata ia kamoedian pada diri sendiri, „tapi . . . . ."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kombali ia boenjiken lontjeng.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Jerôme, akoe kapingin sanget bitjara sama poetri, tapi tjara bagimana akoe bisa sampehken itoe niat?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Jerôme tertawa sabentaran.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sri padoeka menanjaken akoe satoe perkara jang soesa sekali."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ah, kaoe salamanja ada lebi tjerdik dari akoe."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Boedjang itoe berdiam sakoetika, kamoedian berkata:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tjoba kaloe Sri padoeka maoe menjaroepakean . . . . ."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe gila, Jerôme! Ini waktoe boekan ada pesta carnaval."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe djoega boekan maksoedken soepaja Sri padoeka menjaroe satjara di pesta carnaval, tapi laen matjem, oepama sabagi satoe pengawe."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe serahken sadja padamoe, Jerốme! Bikin sediah, apa jang kaoe rasa baek.'"
⁂
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Koetika hari moelahi djadi gelap, kaloear satoe toekang anterin kabar kawat dari satoe roemah besar di djalanan Louise, dan menoedjoe ka tempat kadiamannja Prinses Clémentine.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sigra ia kasi pada pengawal pintoe satoe soerat kawat. Lama lagi ia menoenggoe, baroe kaliatan poetri djalan kaloear, anteri sendiri soerat pertandahan. Koetika dapet kapastian, jang iaorang tjoema ada berdoewa sadja, poetri laloe berkata:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe misti djangan lagi berboeat seperti sekarang, Victor! Sabenarnja akoe haroes dikataken koerang pikiran, lantaran soeda toeroeti permintahanmoe ini. Oepamaken ada jang dapet taoe ini perkara, apa orang nanti kata tentang hal akoe?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe ingin begitoe sanget denger kaoe poenja soeara dan pegang kaoe poenja tangan, Clémentine! Apa kaoe inget, brapa lama soeda berselang, sadari kitaorang bertemoe jang paling blakang?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tapi kaoe taoe jang ajahkoe ada sakit,
Prinses Clémentine, poetri dari karadjahan Belgie.(katja 388).
hingga tida pantes sekali akoe berlaloe dari roemah."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe akoe taoe. Clémentine! Tapi apa lantaran itoe kainginankoe bisa djadi hilang, aken memandang kaoe poenja paras? Tjobalah sekarang tjeritaken padakoe, Clémentine jang manis, kapantah nanti dateng itoe waktoe, jang kitaorang boleh berdjalan koeliling dan njataken dengen traoesa semboeni, katjintahan kita satoe pada laen?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Barangkali dengen sigra sekali! Tapi sekarang, lekas berlaloe dari sini! Akoe moehoen padamoe, berlaloelah !"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Prins tjioem dengen hormat tangannja poetri, kamoedian berkata dengen berbisik:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sampe kitaorang bertemoe kombali, Clémentine !"
XXXII.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dihadepan satoe roemah djelek dalem kampoeng orang-orang miskin di kota Paris, Durieux berdjalan moendar-mandir, seraja sabentar-bentar meliat ka atas.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tjilaka betoel!" kata ia dengen plahan pada diri sendiri, „apa benar ia ada di ini roemah? Soeda delapan hari akoe belon dapet kabar soeatoe apa dari ia . . . . ." <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Koetika itoe pintoe roemah laloe terboekah, dan satoe prampoean kampoengan berdjalan kaloear.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Duriex sigra mengamperi padanja, dan berkata:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ma'afken akoe, njonja! akoe maoe tanja, apa barangkali nona Marianne Dupont ada tinggal di ini roemah, saorang jang berkerdja rawati pakean dalem roemah komedi?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Prampoean itoe meliati padanja dengen tjemboeroean, kamoedian bales menanja:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe maoe tagi oewang padanja?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Boekan," saoet Durieux, „malahan akoe masi ada poenja oetang padanja dan sekarang ini niat membajar sama sekali."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaloe begitoe, kaoe dateng pada waktu jang betoel. Dalem bebrapa hari ni penjakitnja nona itoe ada begitoe heibat . . . . ."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hei!" berseroe Durieux dengen kaget, „soenggoe ia ada begitoe tjilaka?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe sadja ka atas. Akoe sigra balik, kamoedian akoe nanti anteri kaoe padanja."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Durieux tida toenggoe disoeroe sampe doewa kali. Ia sigra lompat-lompat dengen melangkahken doewa-tiga tingkatan tangga. Sasampenja di atas, ia dapet denger soeara anak-anak. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dalem satoe kamar ketjil jang mengadep djalanan, ia dapetken ada doewa anak prampoean sedeng bermaen dengen satoe bola sama satoe anak lelaki.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Iaorang sigra brenti, tatkalah meliat ada saorang asing berdiri di hadepannja, dan jang paling toewa laloe berkata:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Iboe tida ada di roemah, toewan!"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„la pergi ka mana?" tanja Durieux.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„la pergi pada doktor boeat itoe nona jang sakit, kerna doktor tida maoe dateng lagi, lantaran ia tida dibajar."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dan di mana adanja itoe nona jang sakit? Apakaoe boleh anteri akoe padanja?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida bisa, toewan," saoet itoe anak, „kerna iboe koentji pintoe kamar, dan koentjinja ada padanja."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaloe begitoe, akoe nanti menoengoe sadja sampe ia balik," kata Durieux, dan ambil tempat di satoe krosi, jang ada di podjok.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Belon selang saprapat djam, prampoean itoe soeda dateng.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Njonja," kata Durieux dengen koerang sabar, „lekasan anteri akoe pada itoe nona."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Dengen sigra, tapi misti djangan oetjap satoe perkatahan," kata prampoean itoe dengen soenggoe-soenggoe. „Penjakitnja sekarang ada begitoe berbahaja, hingga sedikit sadja lantaran boleh membikin
kamatiannja. Doktor jang mengobati tida dapet oewang dan tida soedi dateng tengok lagi. Tadi akoe bawahi sedikit boeat ia dan sabentar ia nanti dateng poelah."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Inilah," kata Durieux, seraja kaloearin oewang kertas saratoes frank dari dompetnja, „ambil ini seperti oepah kaoe poenja tjapeh dan sabagi ganti dari oewang jang kaoe soeda kaloeari. Kaoe boleh bikin peritoengan sampe tjoekoep, akoe nanti bajar dengen tida tinggalken barang satoe cent. Sama doktor akoe nanti bitjaraken, apa ia rasa tida lebi baek, orang jang sakit dibawah ka tempat sebelah salatan."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe maoe soeroe ia pergi ka salatan?" tanja prampoean itoe dengen bersenjoem. „Jatoe memang ada baek sekali, tapi tjara bagimana kaoe bisa bawah padanja? Ia sekarang tida bisa berlaloe dari kamar!"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sampe bagitoe, sakitnja?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Mari, toewan! Akoe nanti anteri kaoe padanja, tapi inget apa jang akoe bilang padamoe."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia laloe ambil koentji dari kantongnja, dan djalan dihadepan Durieux, pergi ka kamar sebelahnja. Pintoe terboekah dengen tida bersoeara, dan katjintahannja bekas Sri Maha Radja poenja djantoeng hati laloe bertindak masoek dalem kamar, jang samoea kelamboenja ada dikasi toeroen begitoe sampoerna, hingga tjahaja matahari tida bisa masoek ka dalem.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kamar itoe ada oengkap sekali, hingga sasoeatoe orang bisa lantas dapet taoe, jang di sitoe ada tempatnja orang sakit. Koetika matanja soeda djadi biasa dt itoe tempat rěměng-rěměng, ia dapet liat di satoe podjok ada satoe pembaringan. Dengan hati-hati ia bertindak madjoe, mengikoeti itoe prampoean.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apa itoe moeka poetjat, tinggal koelit sama toelang sadja, jang rebah diatas bantal, ada Mathilde? Ini soenggoe amat moestahil, tapi toch ia misti pertjaja. Roepanja seperti itoe orang jang sakit soeda tida bernapas lagi. Ia poenja antero toeboe dan anggota tida sedikit kaliatan bergerak, samantara matanja tinggal tertoetoep keras, seperti tida bakal terboekah lagi.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lantaran sanget terkedjoet, Durieux moendoer bebrapa tindak, dan malaenkan bisa berkata: „O, Alah!"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tapi sigra djoega njonja roemah tarik padanja, seraja berkata; „Hajo, ikoet padakoe ! Roepan ja kaoe djoega bakal djadi sakit, bilah tinggal lama di sini. Toenggoe sadja sampe dokter dateng, dan kaoe boleh bitjara padanja."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Seperti satoe anak ketjil, Durieux kasi dirinja ditoentoen ka laen kamar, dimana anak-anak masi teroes bermaen bola.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tida selang lama kadengeran boenji tindakan orang naek tangga. Prampoean itoe laloe memboekah pintoe.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ha," kata ia, „toewan doktor soeda dateng."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Saorang lelaki bertoeboe ketjil, dengen pakeh katja mata jang mendjepit idoeng, laloe beitindak masoek dalem kamar.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Toewan doktor, ini toewan djoega dateng ka mari, boeat tengoki itoe nona jang sakit."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Toewan," kata Durieux dengen amat soesa, „kaloe kaoe poenja ilmoe pengataoehan belon kapoetoesan, biarlah kaoe berboeat apa jang bisa, boeat menoeloeng itoe nona jang sakit. Perkara oewang kaoe djangan kwatir. Bagimana besar djoega adanja onkost, biar poen sampe sapoeloe riboe frank, akoe nanti bajar."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe tida bisa kata soeatoe apa, sabelon akoe liat doeloe ka'adahan orang jang sakit," saoet tabib itoe. Habis berkata, laloe ia pergi ka kamar sakit, teranter oleh njonja roemah. Koetika doktor itoe soeda balik kombali, Durieux menanja dengen koerang sabar;
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bagimana, toewan, kaoe poenja pengliatan?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]"Akoe tida ada harepan lagi. Akoe kira, ia tida bisa tahan sampe di ini soreh. Antara hidoep dan mati, bagi ia, ampir soeda tida ada bedahnja."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa ia bakal brangkat mati dengen tida djadi sedar kombali, doktor ? Apa ia tida nanti bisa kenali orang lagi, tida bisa bri selamat tinggal lebi doeloe padakoe ?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe kwatir, tida. Ia sekarang soeda tida ada poenja kakoewatan sama sekali."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Durieux lepas kapalanja di senderan krosi, dan sembari menoetoepi moeka dengen kadoewa tangan, ia menangis tersedoeh-sedoeh.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Toewan doktor sama njonja roemah, meliati dengen rasa amat kasian. Anak-anak berkoempoel djadi satoe, dan jang paling ketjil tarik moeka, seperti ia djoega maoe toeroet menangis.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Durieux tida ambil perdoeli pada samoea orang di sakiternja. Apa ia perdoeli, apa djoega orang nanti kira atas dirinja ? Prampoean satoe-satoenja jang ia pernah tjintahi dalem saoemoér hidoepnja, sekarang ini ada brangkat mati, dengen tida lebi doeloe bisa bri selamat tinggal padanja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Doktor idjinken, ia katemoeken lagi sakali pada orang jang sakit dan tjioem djidatnja ia poenja katjintahan jang maoe brangkat mati.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sekarang ada lebi back kaoe berlaloe dari sini," kata tabib itoe kamoedian. „Tida ada soeatoe apa lagi di sini Jang perloe kaoe poenja toeloengan. Kaloe kaoe masi maoe berboeat kabaekan bagi itoe nona,
kaoe malaenken boleh berboeat itoe dalem hal mengoeboer padanja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Durieux menoeroet dianteri ka dalem kreta, jang orang panggili boeat ia. Kamoedian kandaran itoe dikasi lari keras, meliwat di sepandjang djalan besar.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Barangkali ada lebi baek djoega begitoe!" kata ia, seraja toerooni djendelah kreta, mengendoes oedara jang seger.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Koenjoeng-koenjoeng koepingnja mendengar soeara treaknja orang jang mendjoeal soerat kabar.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Apa itoe ? Apa ia ada dalem mengimpi? Tida, dengen sabenarnja koepingnja ada denger orang bertreak. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Batja soerat kabar Matin! Pemboenoean jang ngeri di Auteuil! Pendjabat dalem kreta api, jang rampok tiga millioen frank dari saorang Amerika hartawan ! Wafatnja Sri Maha Radja Belgie!"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]la tongolken kapalanja kaloear kreta, dan betoel sadja ia dapet liat satoe pendjoeal soerat kabar. Ia ketok dengen toengkat pada djendelah, deket tempat koesirberdoedoek, hingga lantas djoega kreta dikasim brenti.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kasi 'koe satoe soerat kabar !" kata ia.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kamoedian sigra kreta dikasi lari kombali.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ja, betoel sadja ada tertoelis dengen hoeroef besar-besar:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Wafatnja Sri Maha Radja Belgie!"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kian-kian tahon ia soeda harepi matinja baginda, tapi, sedeng sekarang itoe waktoe dateng, ia tida rasaken girang. Peroentoengan di doenia ada seperti impian, dan sabenarnja djoega memang begitoe!
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ia benjak, dan bikin soerat kabar itoe sampe djadi seperti bola, kamoedian lantas lempar ka loear kreta.
XXXIII.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satenga tahon telah berlaloe, dari apa jang ditjeritaken di atas, tapi maski poen dalem sedikit tempo, ka'udahaii soeda berobah banjak sekali.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Caroline Delacroix, jang sekarang ada tinggal dalem ia poenja villa di FrankrÜk, pada soeatoe pagi, bersama doewa anaknja ada ambil tempat di satoe kamar loewas,jang letaknja di sabelah salatan. Dihadepannja ada satoe medja, dimana ada gambar-gambar dan bebrapa boekoe.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Anak jang lebi moeda dateng berdiri dekat padanja, dan berkata: „Mama, boleh kasi akoe liat lagi itoe gambar-gambar jang bagoes? Kemaren akoe belon liat samoea."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Mama soeka sekali kasi oendjoek kaoe itoe gambar-gambar, anak manis, tapi ada orang maoe koendjoengi akoe, dari itoe kaoe misti liat sendiri sadja, atawa sama juffrouw."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe lebi soeka liat bersama kaoe dari sama juffrouw."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]"Tapi sekarang tida bisa, anak!"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]"Apa kaoe tida boleh tolak sadja samoea koendjoengan, mama?" tanja anak jang lebi toewa.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida. itoe tida bisa! Lagi poen koendjoengan itoe tida mendjengkeli padakoe."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]"Betoel?" tanja poelah anak itoe dengen berpikir. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ja, dan akoe kapingin sekali liat kaoe orang berlakoe manis pada itoe toewan, jang sabentar dateng kamari. la barang kali nanti djadi kaoe poenja papa."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tapi itoe toch tida bisa mendjadi, mama! Kaoe sendiri telah tjeritaken padakoe, jang kitaorang poenja papa ada satoe radja."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Memang djoega betoel begitoe, anak manis, tapi baginda soeda meninggal, dan mama sekarang ada soeka sekali sama itoe toewan."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Habis, kaloe kitaorang tida soeka padanja ?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe tida boleh djadi. Itoe toewan soeka betoel sama anak-anak, hingga kaoe-orang nanti djadi soeka djoega padanja."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di itoe sa'at gouvernante masoek, seraja berkata: „Njonja pesan akoe misti dateng di sini pada poekoel sabelas."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Betoel begitoe, Lucie! Anak-anak maoe liat gambar-gambar. Apa kaoe soeka toeloeng padanja?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Habis berkata, Caroline Delacroix berbangkit, dan sasoeda tjioem pada doewa anaknja, laloe pergi ka kamarnja sendiri.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Belon ada sapoeloe menit ia ada di sitoe, Durieux soeda dateng. Dengen sedikit tersipoe-sipoe, lelaki itoe saraperi pada barones, melondjOrken tangan boeat membri tabe, dan berkata: „Hei, njonja barones, lama sekali kitaorang tida bertemoe satoe sama laen!" Kamoedian ia bersenjoem.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ah, kaoe roepanja seperti soeda terlaloe kangan padakoe!" kata Caroline sembari mesem.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sabenarnia memang ada begitoe!" kata poelah Durieux.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe harep betoel nanti ada demikian, tapi biar bagimana poen akoe maoe kata, satoe Caroline Delacroix jang miskin, tida nanti bisa bikin kaoe sampe djadi begitoe kangan."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Durieux tertawa lagi.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Itoe tida bisa mendjadi. . . Tapi tjobulah bilang padakoe, Caroline, kapantah kitaorang bisa hidoep seperti laki-istri?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hei, kaoe maoe boeroe-boeroe amat! Sekarang ini, belon ada anam boelan maitnja rebah didalem koeboer. Apa orang nanti kata, kaloe akoe menikah di ini waktoe?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tapi djangan sangsaraken akoe terlaloe lama, Caroline ! Kaoe taoe, soeda lama sekali akoe ingin poenjai padamoe."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sabelonnja berselang satoe tahon, akoe tida ada niatan boeat menikah lagi. Kaoe misti taoe orang sekarang poenja moeloet!"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djadi, kira-kira lagi satengah tahon ?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]"Ja."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Bagi 'koe tempo itoe ada terlaloe lama, Caroline, tapi apa boleh boeat, akoe nanti menoenggoe dengen sabar. Dan sekarang, kaoe nanti menjenangken sanget akoe poenja hati, kaloe kaoe soeka kasi akoe satoe
chèque dari doewa poeloe riboe frank, kerna akoe soeda belih satoe auto."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Barones ambil ia poenja boekoe chèque, dan toelis . . . . .
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Inilah," kata ia, „dan . . . kaoe tentoe tinggal djadi akoe poenja tetamoe sampe makan tengah hari, boekan?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Boeat apa kaoe tanja, Caroline?" kata Dijrieux sambil tertawa. „Apa kaoe kira, akoe bisa tampik kaoe poenja soegoehan?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hajo," kata barones seraja berbangkit, „sekarang kitaorang pergi ka kebon. Sabentar akoe nanti kasi kaoe kenal pada anak-anak. Marika itoe soeda djadi besar. Taroetama kaoe misti berlakoe manis pada iaorang. Akoe soeda tjeritaken dengen samoe-semoe kita poenja niatan."
XXXIV.
satoe auto, jang didoedoeki oleh Durieux; ada dikasi lari seperti terbang dan Paris menoedjoe ka Versailles.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Ha! kaloe orang ada poenja oewang, penghidoepan di doenia tida boleh dibilang terlaloe mendiengkeli hati," kata lelaki itoe sendirian dengen tertawa, seraja lepas dirinja di bantal jang empoek. „Tapi tjoba liat itoe toekang klontong di sana! Ia gendong begitoe banjak barang-barang, tentoe
boeat pergi ka satoe satoe roemah. aken djoeal sapotong saboen atawa satoe batang potlood. Brapa ia poenja pendapetan saban hari? Kasian, dalem penghidoepannja, ampir tida ada hari jang terang. Tapi, eh, dengen mendadak ia maoe menjebrang! Toenggoe, sobat, kaoe toch mengarti, jang automobiel dari toewan besar Durieux, tida nanti maoe menjingkir pada sasoeatoe orang
jang berdjalan kaki!"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Chauffeur boenjiken soeara trompet keras sekali, tapi itoe toekang klontong roepanja tida mendenger.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tjilaka betoel," kata Durieux, „siapa jang tida maoe denger, ia misti rasa!"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Baroe habis ia kata begitoe, lantas sadja kadengeran satoe soeara treak, dan kandaran sigra dikasi brenti dengen koenjoengköenjoeng, hingga Durieux mendjadi terkedjoet. Kamoedian ia laloe berbangkit, boeka pintoe, dan toeroen di djalan besar.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Chauffeur soeda lebi doeloe berlaloe dari tempat doedoeknja, dan berdiri didekat itoe orang jang katoebroek, jang rebah di tanah seperti mati.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Durieux samperi itoe toekang klontong.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Hei! roepanja seperti akoe kenal, ini orang," kata ia kamoedian.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa kaoe kenal padanja, toewan?"tanja chauffeur.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kenal seperti sobat, tida, tapi rasanja akoe sering liat padanja. Kaoe taoe apa sekarang kita misti berboeat? Kita tochtidà bolèh tinggali ia rebah di djalan besar. Lekas bantoe padakoe, naeki ia dalem auto, kamoedian, dengen kasi doewa ratoes padanja, tentoe perkara ini nanti djadi habis."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]laorang sigra angkat itoe toekang klontong jang pangsan, dan rebahken dalem kandaran.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sekarang djalan teroes dengen plahan!"berseroe Durieux.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Brapa banjak orang jang liwat, soeda pada brenti, tapi sigra teroesi poelah masing-masing poenja perdjalanan, tatkalah auto soeda berlaloe.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sataoe lantaran apa, dengen koenjoengkoenjoeng itoe toekang klontong boeka matanja, dan berkata:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Apa soeda djadi pada dirikoe? Apa akóe soeda kenah loekah?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Sabegitoe djaoe akoe bisa liat, kaoe tida ada kenah loekah apa-apa, tapi kaoe tinggal rebah begitoe di djalanan . . . . ."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Habis, mana akoe poenja barang-barang? Di mana adanja . . . . ."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Diam, anak! djangan begitoe lekas poetoes harepan . . . . ."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djangan poetoes harepan? Malaenkan itoe barang-barang membikin akoe masi ada poenja milik di ini doenia!" kata ia dengen sasenggoekan. „Ah, ada sariboe kali lebi baek kaloe kaoe kasi akoe tinggal rebah di itoe tempat, sekali poen akoe ba kal djadi mati! Tjara bagimana akoe bisa djalani penghidoepan sekarang ini? Bagi mana akoe . . . . ."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Djangan kaoe begitoe katakoetan, anak !"kata Durieux dengen tertawa. „Brapa djoega harganja kaoe poenja barang-barang, akoe nanti ganti. Tapi tjoba sekarang kaoe tjeritaken padakoe, mengapa kaoe tida tinggal diam di pinggir djalanan, toenggoe sampe akoe poenja auto soeda liwat?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe sedeng kalelap pikiran."
-405-
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kalelap pikiran? Tapi, anak, itoe toch kaoe baroe boleh berboeat kaloe soeda ada di roemah, boekan sekali di tengah djalanan, terlebi lagi jang ramehnja seperti di sini."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Akoe tida ada poenja roemah tangga."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Habis berkata begitoe, toekang klontong itoe kaliatannja ada sedih sekali.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tida ada poenja roemah tangga?" tanja Durieux. „Tapi kaoe toch tentoe ada poenja koelawarga?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Memang, akoe djoega ada poenja koelawarga, tapi iaorang tida maoe kenal padakoe."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Koelawarga, jang tida maoe kenal padamoe? Roepamoe seperti akoe soeda sering liat. Siapatah adanja koelawarga itoe? Apa barangkali akoe kenal padanja?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Tentoe sekali kaoe djoega kenal pada iaorang. Akoe poenja ajah, ada saorang jang namanja terkenal di saloeroe doenia. Ia ada amat hartawan, dan mempoenja banjak auto dan chauffeur-chauffeur seperti djoega kaoe. Sekarang la soeda meninggal."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Durieux kasi kentara jang ia merasa heran.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaoe tida pertjaja akoe poenja bitjara? Soenggoe, toewan, akoe poenja ajah boekan laen orang, hanja Sri Maha Radja Leopold dari Belgie. Akoe poenja iboe ada satoe nona miskin, jang soeda bisa memperoleh oentoeng, djadi baginda poenja katjintahan bebrapa boelan lamanja. Koetika akoe misti dilahirken, ajah soeda kasi sedikit oewang, dan soeroe iboe menikah sama laen orang, jang mana ditoeroet djoega olehnja. Tapi, koetika akoe poenja ajah sampiran taoe, lantaran apa iboe menikah padanja, hatinja lantas mendjadi patah. Pada soeatoe hari, ia ambil samoea oewang jang masi ada katinggalan, dan pergi ka Amerika. Tatkalah itoe tida brentinja iboe mengirim soerat pada ajah. Doewa kali baginda kirimi bebrapa ratoes trank, kamoedian tida mengabarken soeatoe apa lagi. Lantaran itoe, djadi iboe misti berkerdja keras dari pagi sampe malem, aken dapet oewang, goena kitaorang hidoep berdoewa. Tapi, lemah sabagi toeboenja, tida ia bisa tahan toentoet penghidoepan begitoe sabrapa lama, dan koetika akoe beroesia doewa belas tahon, ia meninggal. Akoe menoempang sama tetangga, jang adjarken akoe djalan mengemis. Samingkin lama akoe djato samingkin dalem di tjoeram tjilakah. Oleh kerna kapajahan, akoe minggat dari tempat akoe menoempang, dan maski poen masi beroemoer moeda, akoe laloe djadi soldadoe. Tapi djoega itoe akoe tida bisa tahan. Atoeran jang mewadjibken akoe ada terlaloe keras . . . . . akoe minggat lagi. Tentoe sadja akoe dapet hoekoeman, dan moelahi itoe waktoe, akoe bentji samoea perkerdjahan. Demikianlah akoe djadi seperti sekarang: loentang-lantoeng djalan mengemis. Oewang jang akoe dapet, akoe belihi barang-barang, dan dagangken itoe boeat djadi akoe poenja panghidoepan. Tapi sekarang misti hilang djoega milikkoe itoe! Boeat apatah lagi akoe hidoep di doenia? Boeat apa lagi? Ah, tjoba tadi kaoe tinggali akoe mati di djalanan, ada lebi baek salaksa kali!"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Kamoedian ia laloe bersedoeh-sedoeh seperti anak ketjil, hingga, kendati Durieux tida gampang dapet rasa kasian, tida loepoet hatinja terharoe djoega.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Diam," kata itoe toewan hartawan, „akoe nanti toeloeng padamoe. Sabagimana si kolot soeda siasiaken kaoe. Akoe nanti tjoba bikin baek kaoe poenja peroentoengan."
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Durieux kaloeari ia poenja dompet oewang dan kasi bebrapa lembar oewang kertas pada itoe toekang klontong, seraja berkata:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ambillah ini sariboe frank. Kaoe boleh belih laen barang dagangan, dan dateng esok padakoe, kamoedian kita nanti bitjara lebi djaoe. Inilah akoe poenja nama dan tempat tinggal! Apa sekarang kaoe soeda merasa koewat lagi boeat berdjalan?"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Kaloe perloe, akoe nanti bisa lari djoega! O, biarlah Alah memberkati padamoe, jang berhati begitoe baek!"
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Durieux soeroe chauffeur brentiken auto, dan toekang klontong itoe laloe toeroen, kamoedian meliati kandaran jang berlaloe sabagi ada dalem impian.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]„Ha!" kata Durieux. Itoe ada oewang ajahnja sendiri, jang akoe goenaken boeat menoeloeng padanja! Sedikitnja, biarlah ia merasaken djoega harta peninggalannja Sri Baginda!"
XXIX.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Satengah tahon telah berlaloe lagi dengen tjepat.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Prins Victor Napoleon dan Prinses Clémentine, plahan-plahan kasi njata iaorang poenja katjintahan. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Antero karahajatan Belgie merasa amat girang, dan harepi, poetrinja nanti dapet peroentoengan baek. Tali nikah, jang hoeboengken doewa orang itoe djadi satoe, mendapet satoedjoe dari doewa fihak koelawarga, hingga dari sana sini pasangan itoe banjak menerima pembrian selamat.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Djoega Caroline Delacroix dan Durieux soeda menikah.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Itoe lelaki, jang soeda bisa merasa baek, katjintahannja mendjadi kekasih Sri Maha Radja Belgie, sekarang ini rasa amat broentoeng, mempoenjahi oewang joetahan, jang didapet dari meramken mata, orang oesik kahormatannja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di Frankrijk, dalem marika poenja astana jang sanget indah, kadoewa orang itoe bersenang-senang sabagi soeami-istri, dan kenjot sabrapa iaorang koewat, madoe penghidoepan di doenia.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Berlaloe lagi sapoeloe tahon, tida saorang nanti brani salahken pada itoe lelaki, jang soeda ridlah serahken samentara waktoe ia poenja katjintahan, malaenken boeat dapet oewang joetahan. Orang nanti bongkoki badan boeat itoe orang hartawan, dan tida nanti tanja, dari mana ia soeda bisa dapet kakajahan jang berdjoemblah begitoe besar. Begitoelah adatnja doenia, jang tida nanti bisa dibikin baek kombali!
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Hal harta peninggalannja Sri Maha Radja Leopold II, sampe di itoe waktoe masi belon dapet kaberesan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tempo baginda wafat, ada didapetken oewang contant dan kertas-kertas berharga sadjoembla 20 millioen frank.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Auto-auto dan koeda kreta, itoe auto bagoes, jang baginda dalem tempo paling blakang soeka pakeh boeat pasiar koeliling, samoea dibelih oleh Sri Maha Radja Albert.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Jang paling taroetama djadi perkara tjidra, jalah hal oewang 30 millioen, jang baginda telah kasi masoek dalem peroesahan, jang dinamaken Niederfullbacher Stichting. Oewang itoe ada miliknja Congo-staat, dan oleh kerna itoe djadjahan sekarang telah djadi kapoenjahannja karadjahan Belgie, traoesa ditjeritaken lagi jang itoe Niederfullbacher Stichting djoega misti brikoet bersama-sama.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sekarang hakim misti bri poetoesan antara karadjahan Belgi dan poetri-poetri Radja Leopold Barangkali djoega tida satoe antara itoe doewa fihak nanti dapet kamenangan, tapi samoea misti djato djadi miliknja itoe peroesahan terseboet, jang telah digraki oleh baginda almarhoem boeat diriken astana-astana.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Prinses Stephanie, begitoe djoega Prinses Clémentine, sigra njataken, iaorang tentoe nanti melepasken, apa jang bisa dihoendjoek dengen terang, ada djadi miliknja karadjahan. Tapi dalem hal ini pemerenta ada amat soesa mengoendjoeki boekti, kerna Radja Leopold soeda soeroe bakar samoea soerat-soerat, jang ada berhoeboeng dengen itoe perkara.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Pembrian tiga millioen, jang pameranta kaloeari lebi doeloe aken goenanja Prinses Clémentine, telah banjak dapet bantahan di soerat-soerat kabar. Tida ada dihoendjoek, oewang itoe dengen sasoenggoenja misti djadi kapoenjahannja poetri, lantaran mana, hal kaloeari itoe oewang, orang anggap ada klakoean jang terlaloe menggampangken.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lebi djaoe, Prinses Clémentine maoe dapet kapatoetan sampe tjoekoep dari ia poenja milik.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Jang tida maoe kenal watas, jalah Prinses Louise.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tetap pegang perkatahannja: tida aken moendoer saoedjoeng ramboet, poetri itoe laloe moelahi bikin perlawanan pada karadjahan Belgie dan pada Niederfullbacher Stichting.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Salaen itoe oewang millioenan dari peroesahan terseboet, soeda katarik djoega dalem perlawanan, milik jang laen-laen, jaitoe di Nizza sapatong tanah dari 37 hectare (1 hectare = 10.000 meter pasegi), di villa Franca jang loewasnja 72 hectare dan lagi berbagi-bagi roemah tinggal dan villa.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Di Ostende ada bebrapa villa, Jang Radja Leopold belih dengen harga 340.000 frank dan kamoedian pindahken djadi miliknja Congo-staat. Djoega ini ada dibikin perlawanan oleh aliwaris-aliwaris baginda, begitoe poen atas pendjoewalan doewa villa laen di Ostende, jang telah dikasi pada Barones de Vaughan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tapi sabegitoe djaoe, njonja Durieux tinggal tida teroesik dalem hal mempoenjaken astana di Balincourt, kendati djoega perabotan dalem itoe astana jang amat indah, sabagian besar ada diangkoet dari astana di Laeken.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Lebi djaoe itoe lelakon Harta peninggalan dari Sri Maha Radja Leopold, nanti diselesiken di pengadilan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Biarlah kita berharep, poetri-poetri dari baginda almarhoem, nanti dapet itoe bagian, jang mendjadi iaorang poenja milik jang sah!
PENOETOEP.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Baek hal wafatnja, baek poen hal harta peninggalannja Radja Leopold, banjak telah dibitjaraken oleh soerat-soerat kabar di saloeroe doenia. Antaranja, ada toelisannja correspondent dari Berlin Tageblatt di Brussel, jang dimoeat salinannja dalem soerat kabar Soerabaiasch-Handelsblad, jang terbit pada 22 Februari 1913. Boenjinja ada seperti di bawa ini:
Soeda tiga tahon lamanja mait Radja Leopold II rebah dalem koeboeran dari kaoem koelawarganja di Laeken, tapi sabegitoe lama namanja masi lebi banjak dibitjaraken oleh antero karahajatan Belgie dari radja jang sekarang memerenta. Kerna ia meninggalken poesakah pada negrinja, jang mendjadi boewa toetoernja orang banjak. Ia poelang ka rachmat Alah, boekan sabagi orang dan ajah, jang
tinggalken pengatoeran beres koetika maoe brangkat ka acherat. Tida, sabelon ia wafat, lebi doeloe ia sebar bibit pertjidrahan. Antara ia poenja poetri-poetri ia terbiti perselesihan, antara anggota madjelis, antara minister-minister, antara hakim agoeng dalem negrinja, ia kobarken permoesoehan. Sekarang, dalem samoea golongan ada merasa lebi dari tjapeh, aken landjoetken teroes itoe pertjidrahan. Berbagi-bagi fihak jang bertentangan satoe pada laen, masing-masing maoe letaki iaorang poenja alat perselesihan.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tapi apatah pemimpin-pemimpin karadjahan Belgie, jang sekarang tawarken 36 millioen frank pada Prinses Louise, Prinses Stephanie dan Prinses Clémentine, sabagi oewang boeat achirken itoe lelakon Harta peninggalan dari Sri Maha Radja Leopold, dengen sasoenggoenja ada lantaran berhati ingin perdamian? Kaloe orang boleh pertjaja itoe soerat, jang minister dari madjelis hoekoem, Carton de Wiart, kirim pada advocaat-advocaat dari poetri-poetri terseboet, nistjaja boleh dibilang, karadjahan Belgie tawarken itoe oewang bebrapa poeloe millioen dengen ridlah. Tapi atas soeratnja itoe minister, jang termasjhoer namanja seperti penoelis njanjian jang manis, orang tida boleh taroh kapertjajahan, kaloe tida ada katetapan soeatoe apa.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dalem astana madjelis hoekoem di Brussel, soeda boekan resia lagi, jang dalem ini perlawanan jang sanget penting, hakim-hakim ada miring ka fihaknja poetri-poetri baginda almarhoem. Tiga tahon lamanja pemerenta telah njataken, jang Radja Leopold boekan sadja ada satoe ajah jang koerang baek, tapi dioega ada bapa jang tjerdik bagi anak anaknja. Djika dari lemari-lemari dan peti-peti dalem kamar tidoernja ada tersimpan harta sadjoemblah 54 millioen, adalah sebab baginda malaenkan maoe warisken itoe pada negrinja, boekan sama sekali pada poetri-poetrinja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Tapi pamerenta taoe baek sekali, jang hakim hakim agoeng di Belgie ada orang merdikah dan amat gampang bisa poetoesken, jang bri kamenangan pada poetri-poetri. Dan lantaran itoelah maka itoe minister dari madjelis hoekoem telah toelis itoe soerat perdamian jang berboenji manis.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Samantara itoe advocaat-advocaat tida bisa memboekah soeara lagi. Iaorang bernapas sedikit, sasoeda bikin pembitjarahan begitoe pandjang lebar.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Soedara jang paling moeda, Prinses Clémentine, tida maoe madjoeken dakwahan. Atas ia poenja sapoetangan, perabot berias dan pakean boedjang-boedjang, ia telah toekar itoe makota Singa Vlaanderen dengen Radjawah Keizer, dan dengen broentoeng ia hidoep bersama soeaminja, saorang kaoem Bonaparte, Prins Victor Napoleon, seraja impikèn kadoedoekan keizer dari salah satoe negri. Poetri itoe barangkali soeda merasa senang dengen kadoedoekan radja di Albanie.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Malaenkan Prinses Louise tinggal tida maoe kenal perdamian seperti biasa, dan kendati doeloe ia soeda tida diperdoeliken oleh Prinses Stephanie, sekarang doewa soedara itoe soeda mendjadi akoer dan rapet kombali.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Poetri soeloeng itoe merasa tida senang dengen bagiannja dari itoe 36 millioen, dan tinggal meminta 54
samantara ada djoega jang kata 70 millioen.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Dan itoe Louise jang disakiti, nanti tinggal tida kenal tjapeli dan katarik hati seperti doeloe, dalem hal beranjoet-anjoetan, djalani penghidoepan di doenia, niaski poen oesianja soeda djadi banjak bertambah. Jang metigheranken orang, jalah kaloe ia. dalem bebrapa tahon jang paling blakang, dateng di Brussel, salaloe ada boeat meratab dan berkaboeng, pakeh pakean dan tjadir jang berwarna itam. Tapi salamanja djoega ia bawah ia
poenja katjintahan dari Paris, jang misti anteri padanja, kaloe ia pergi menangis di koeboeran ajahnja, atawa koendjoengi hari koeboernja soeatoe tante . . . . .
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Soerat kabar Bataviaasch Nieuwsblad jang terbit pada 3 April 1913, ada moeat satoe kabar kawat, jang dikirim dari Berlin pada tanggal 2 boelan terseboet. Boenjinja ada seperti berikoet:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Hof van Appèl di Brussel soeda tolak appellan poetri-poetri Belgie, dalem
hal harta peninggalan iaorang poenjaajah, Radja Leopold II.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Perkara itoe, lebi djaoe ada diwartaken djoega dalem halaman kabar kawat oleh soerat kabar Sin Po, jang terbit pada 7 April 1913. Kabar kawat itoe, dikirimdari Brussel pada tanggal 3 dari boelan terseboet, jang boenjinja ada sabagi dibawa ini
Hof van Appèl soeda toelak apellan penghabisan, dalem perkara harta peninggalannja Radja Leopold, jang dimadjoeken oleh ia poenja poetri-poetri, kerna ditimbang, barang-barang miliknja Niederfullbacher Stichting ada kapoenjahannja negri Belgie, boekan poenjanja baginda almarhoem.
⁂
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Manoesia poenja tabiat, sedikitnja misti ada jang tida sama satoe pada laen, maka poen orang poenja pikiran misti ada berlaenan dalem soeatoe hal. Dari itoe, lebi baek kita traoesa njataken pikiran dalem hal penghidoepannja Sri Maha Radja Leopold II, hanja serahken sadja aken ditimbang oleh satoe-satoe pembatja. <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]]Sabagi penoetoepnja ini tjerita, kita malaenkan maoe njataken: Kaloe tabiat manoesia jang tida tertjelahnja maoe dioepamaken sabagi barang boelat betoel, jang bisa bergelinding dengen loeroes, adalah sasoeatoe orang sabagi barang boelat mempoenja somplak, jang saban bergelinding sedikit, misti mandek dengen terpaksa.
Batavia, 6 Mei 1914.