Pembalesannja Kawanan Liangsan/Bagian ka ampat/Bab 5
Bikin pembalesan menoeloeng orang,
katemoe Ong Tjin kasi denger
perkatahan tadjem.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Angin jang bersilir ada dirasaken aloes sekali. Koenjoeng-koenjoeng dari dalem oetan ada terdenger soeara orang bertjektjok, hingga membikin Jan Tjeng dan Jo Liem laloe memasang koeping.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Benerlah itoe ada soeara orang,“ kata Jan Tjeng.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Kerna koeatir orang jang mengomong itoe ada pendjahat, maka katiganja itoe laloe madjoe menghamperi dengen pelahan dan mengintip ka tempat dimana soeara itoe kaloear. Di sitoe ada kaliatan doea lelaki jang lagi bersiap boeat berklai pada kawannja. Roepanja jang satoe ada
goesar dan soeda bersadia boeat menjerang, tapi jang laen tinggal bersabar dan berkata dengen soeara jang tjoekoep boeat didenger oleh itoe tiga orang:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Tentang itoe prampoean, kaloe kaoe tida soeka boeat kita poenjaken sama-sama, baek diondeken sadja, siapa jang dapet prijs, ia itoe jang ambil. ― Atawa kaloe tida maoe begitoe, baek kita tjari lagi satoe, kaloe soeda dapet baroe kita piara. Begitoe akoę kira tida terbitken rasa mengiri, boekan?"
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Tapi kaloe tida dapet ?“ menanja itoe kawan dengen aseran.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Mana boleh tida dapet, kaloe maoe ditjari,“ saoet orang jang pertama: „tapi sabegitoe lama masi belon terdapet, itoe jang soeda ada biarken sadja doeloe.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Itoelah akoe tida satoedjoe, kerna boeat dapetken itoe prampoean, akoe jang mengaloearken tenaga lebi banjak, maka saharoesnja akoe jang moesti poenjai. Tapi kaoe maoe berkapala batoe dan maoe djoega itoe prampoean dipoenjaken sama-sama, mana ada atoeran begitoe!“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „He, kaoe bitjara apatah begitoe? Boekantah kita berdoea ada kawan lama, jang sagala pakerdjahan dilakoeken boleh bilang seperti peseroh, dan mana ada atoeran boeat itoeng siapa ada lebi banjak kaloearken tenaga, dan siapa jang lebi sedikit. Pendeknja kendati banjak atawa sedikit, haroeslah dibagi sama-sama dengen zonder mengiri, baek barang atawa kasenangan. Ituelah baroe namanja kawan.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Itoe akoe tida satoedjoe !“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Tjoba kaoe liat itoe barang, siapa jang kaloearken tenaga lebi besar, siapa jang boenoe itoe doea pemikoel? Boekan itoe semoea akoe poenja pakerdjahan, sedeng kaoe tjoema membawa lari sedja, toch, akoe dengen senang hati maoe dibagi doea."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Sembari oetjapken itoe perkatahan jang paling blakang, orang itoe menoendjoek pada doea pikoel barang jang terletak di satoe tempat kira-kira toedjoe delapan tindak dari tempatnja bitjara, sedeng Louw Seng dapet liat moekanja itoe orang, waktoe ia berpaling.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Louw Seng djadi terkedjoet, kerna ia kenalin bahoewa orang jang lagi mengomong ini ada itoe doea brandal jang telah memboenoe dan rampas barang jang terpikoel oleh kawannja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Jan Tjeng dan Jo Liem, jang sasoeda dengerken itoe pembitjarahan, lantas dapet mengarti, bahoewa doea kaparat ini ada orang-orang djahat. Waktoe satoe antaranja menoendjoek barang jang diseboet, Jan Tjeng lantas kenalin, bahoewa boengkoesan itoe ada kapoenjahannja. Jo Liem poen dapet liat itoe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Baroe sadja Jan Tjeng maoe berkata: brangkali ini orang ada itoe brandal jang telah boenoe boedjangnja, Louw Seng laloe menghamperi
dan bisiki, katanja:
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Inilah dianja jang telah boenoe itoe anak dan rampas pikoėlannja kawankoe. Dari omongannja itoe, njatalah akoe poenja kawan jang satoenja djoega telah diboenoe olehnja.“ <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Jo Liem tida menanja lagi, hanja lantas tjaboet goloknja dan kaloear dari tempatnja semboeni sambil berkata:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Ah, bangsat! kiranja kaoe jang telah rampas dan boenoe akoe poenja pengikoet. Nah sekarang rasakenlah akoe poenja golok!“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Itoe doea kaparat djadi amat kaget, tapi goloknja Jo Liem soeda menjamber batang lehernja, hingga satoe dari itoe orang lantas roeboe dengen leher jang ampir poetoes. Sedeng kawannja jang liat itoe bahaja, djadi amat kaget dan lantas berlompat dengen dikedjer oleh Jan Tjeng.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Jan Tjeng memboeroe, sedeng Louw Seng lantas menghamperi ka itoe tempat dimana boengkoesannja ada terletak.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Kerna tempat itoe ada banjak batoe-batoe tjadas dan banjak djoerang, maka itoe orang jang dioebar djadi amat katakoetan, hingga dengen iida merasa ia telah lompat ka djoerang, dimana ta lantas djato dengen tida bisa bangoen lagi.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Mampoes loe!“ kata Jan Tjeng, jang waktoe liat orang itoe katekoek lehernja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Tapi, sebab hatinja amat gemas, maka orang gaga ini laloe toeroen dan tabas lehernja itoe kaparat jang belon mati betoel.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Hm !“ achir-achir akoe bisa djoega bikin pembalesan pada kadoea orang jang kaoe boenoe, bangsat!" memaki Jan Tjeng dengen gemes, tapi sekarang merasa poewas.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Tapi mana lagi sapikoel?” kata Jo Liem pada Louw Seng, jang lagi maoe benahken itoe barang.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Bisa dapet saparonja poen baek djoega,“ kata Jan Tjeng: „apalagi kita soeda bisa boenoe padanja, boeat bales penasarannja kita poenja doea pengikoet jang telah dianiaja olehnja.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Katiganja itoe lantas berdjalan kombali, jang baroe sadja berdjalan belon brapa lama, katemoe satoe gredja ketjil, dimana iaorang lantas mampir.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Jo Liem lantas boeka pintoenja, dimana ada kaliatan satoe tempat tidoer dan doea boengkoesan jang dibawa oleh pengikoetnja. Hatinja djadi bertjeket, kerna doega, tentoelah ini gredja ketjil ada djadi sarangnja itoe doea brandal.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Sigra djoega ia menghamperi dan angkat koelamboenja jang tertoetoep, dimana ada kaliatan satoe prampoean moeda jang berpakean seperti orang doesoen. lagi semboeni dan waktoe meliat pada Jo Liem, njonja itoe djadi bergoemeter.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Prampoean itoe tjakep djoega.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Istrinja si brandal, “kata itoe orang gaga dengen soeara keren.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Boekan! boekan!......“ bertreak itoe prampoean dengen roepa ketakoetan: „toeloenglah djiwakoe. toeloenglah!“ <td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Meliat kalakoeannja orang itoe, Jo Liem poen lantas pertjaja pengakoeannja itoe njonja. Meliat atas pertanjahannja, prampoean itoe membri taoe: bahoewa ia ada istrinja Kim Thay, saorang jang mendjaga koeboeran di samping ini gredja, dan ini roema berhala ada djadi tempat kadiamannja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Itoe doea pendjahat ia tida taoe orang asal dari mana, dan baroe dateng ka ini tempat pada brapa hari jang laloe. Satelah meliat padanja, satoe antaranja ada jang bernama Long Hoe soeda boenoe soeaminja dan dirinja dipaksa boeat toeroet kahendaknja si begal.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Itoe jang satoe bernama Long Koei, menoeroet panggilan dan pengakoeannja doea orang itoe, pada Long Hoe dan Long Koei ada bersoedara, Tapi lantaran jang satoe tida maoe mengala pada jang laen, dan doea-doea maoe poenjaken sendiri dirinja, maka sadari kamaren marika telah bertjidra, dan pertjidrahan itoe djadi lebi sengit, pada sasoedanja dapetken ini sapikoel barang rampasan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Sembari kata begitoe ia menoendjoek itoe boengkoesan, sedeng parasnja djadi beroba seperti orang maloe
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Lebi djaoe prampoean itoe tjerita, ada berasal dari Jahouwpoh, dan di sana masi ada mempoenjai satoe soedara lelaki. Tapi sadari terbit kariboetan, soedara itoe tida taoe dateng lagi ka ini tempat. Sekarang sasoeda itoe brandal mampoes, ia kapingin poeláng ka itoe doesoen, jang djaoenja dari sini ada kira-kira delapanpoeloe li, dan di sapandjang djalan banjak sekali binatang oetan jang boewas.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Sahabisnja berkata-kata itoe prampoean hatoerken trima kasi pada Jan Tjeng dan Jo Liem, jang soeda boeoe itoe doea pendjahat aken membales sakit hati soeaminja. Dan boedi itoe ia tida nanti loepaken.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Itoe boengkoesan jang dioendjoeki, Jan Tjeng ambil kombali, kamoedian hendak berlaloe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Tapi si njonja telah menjega, kerna ia kata: dari sini kadepanin tida ada roema-roema orang, sedeng hari soeda begini sore. Maka baek Jan Tjeng dan Jo Liem menginep sadja di sini, soepaja tida kagelapan di tenga djalan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Kerna pikir bitjara itoe ada betoel, maka kadoeanja lantas menoeroet. Si njonja djadi girang dan lantas bikin sadia makanan dan arak, sedeng Jo Liem bersama itoe kawan dan pengikoet, laloe
pergi ka itoe djoerang jang tadi, boeat pendem maitnja si kaparat, jang memang masi menggeletak di itoe tempat.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Koetika tiga orang ini kombali ka gredja, itoe prampoean soeda sediaken barang santapan dan silahken penoeloengnja dahar.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Satoe malem telah berlaloe.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Esoknja pagi sabelonnja berangkat, kombali prampoean itoe sediaken thee dan makanan, jang sahabisnja dahar orang gaga itoe hatoerken trima kasi.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Louw Seng lantas pikoel itoe barang-barang jang soeda terdapat kombali. Sakaloearnja dari itoe gredja iaorang djalan di boekit Kimkenia dan tempat-tempat di kadjaoean ada kaliatan bagoes sekali.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Liwat brapa li, di tempat djaoe ada kaliatan soldadoe Kim jang djalan berlerot-lerot, hingga deboe pada mengeboel.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Liatlah itoe soldadoe-soldadoe Kim, saban hari berdjalan kasana dan kamari, boeat mengadoek di kampoeng-kampoeng, “kata Jan Tjeng: „maka apa heran kaloe di mana-mana tempat kita dapet denger keloeh-kesahnja anak negri?“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Sataoe sampe kapan prikeamanan bisa balik komkali sabagimana doeloe, “kata Jo Liem: „tapi sabegitoe lama dalem negri masi banjak dorna, sabegitoe lama djoega rahajat tentoe menampak roepa-roepa kasoesahan.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Sambil berdjalan marika beromong-omong, kamoedian toeroen dari itoe boekit, menoedjoe ka Jahouwpoh.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Waktoe tengahari marika sampe di itoe doesoen, jang kaliatannja soeda djadi sepi dan tida ada sabidji waroeng.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Marika berdjalan lagi sedikit dan saban-saban brenti di bawah poehoen boeat ilangken tjape Koetika hari ampir mendjadi sore Jan Tjeng lia di depan ada satoe pasanggrahan jang terdjaga oleh bebrapa ratoes soldadoe. Itoe soldadoe-soldadoe pengawal satelah liat Jan Tjeng dan Jo Liem poenja pakean, djadi merasa tjoeriga dan lantas madjoe ka depan boeat tangkep hingga membikin Jo Liem djadi amat goesar dan maoe hantem kapalanja.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Tapi Jan Tjeng jang beradat aloes, lantas mentjega sambil berbisik:
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Biarlah kasi ia tangkep aken dibawa mengadep pada pembesarnja, kerna kita toch boekan pendjahat, masa ia boleh bikin apa? Laen dari begito kita bisa katemoe djoega pada ia poenja kapala.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Mendenger ini perkatahan, baroe Jo Liem maoe serahken diri dan katiganja itoe lantas di bawa dalem pasanggrahan, serahken pada Tjoe
tjiangnja.
<td style="text-align: center; padding:0.3em; border: solid 1px #a3b1bf; font-size: 110%; background-color:- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Pembesar itoe ada saorang toea, jang ramboet dan koemisnja soeda tertjampoer oeban. Sikepnja gaga, sorot matanja ada mengoetaraken ha jang brani dan djoedjoer. Koetika itoe soldadoe-soldadoe pengawal bawa mengadep, tawanannja Lotjiang itoe mengawasi dengen roepa keren.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Itoe soldadoe jang tadi menangkep laloe membri taoe menoeroet sabagimana doegahannja, bahoewa ini tiga orang ada rahajat Song jang mendjadi spionnja orang Kim, dan datengnja kamari ada boeat mengintip ini pasanggrahan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] Jan Tjeng dengerken itoe rapportan dengen tida menjaoet, sedeng Jo Liem soeda kepingin ngamoek, kaloe tida ditjega oleh itoe kawan.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „He, kaoe ini ada rahajat negri jang tjoema pikir boeat kaidoepan dan kaoentoengan sendiri, dengen tida perdoeli negri djadi binasa,“ kata itoe pembesar sambil menoeding: „mengapa kaoe loepaken boedinja Keizer dan memblakangi pada negri sendiri, pergi bertaloek pada moesoe dan masoek djadi spionnja. boeat intip intip akoe poenja pasanggrahan? Kaoe taoe brapa besar hoekoemannja orang jang mendjadi spion, kaloe tertangkep?“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Tapi akoe boekannja spion;“ saoet Jan Tjeng: „hanja rahajat negri biasa jang katimpa kasoesahan dan maoe pergi ka Taybenghoe, dengen liwat di deket ini pasanggrahan.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Kaoe djoesta!“ kata itoe Lotjiang sembari titahken soldadoenja bawa ini tiga orang ka lapangan boeat didjalanken hoekoeman tabas.
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Boeat mendjatoken hoekoeman, sabenernja haroes ditjari taoe doeloe ikasalahannja orang,“ kata Jan Tjeng, jang sedikit poen tida kaliatan takoet: "kaloe dirikoe bersala, dengen senang hati akoe nanti djalanken itoe hoekoeman mati, dengen zonder merasa penasaran. Tapi kaoe jang djadi panglima dan mamegang kakoeasahan, kaliatannja ada barlakoe boeta-toeli sadja, dengen tida merasa kasian pada djiwanja rahajat."
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Rahajat jang seperti kaoe, jang djadi spionnja moesoe dan berhianat pada negri, apatah lagi jang moesti dikasiani ? “membentak itoe Lotjiang dengen soeara bengis: „dengen loepaken boedinja Keizer menaloek pada orang Kim dan lakoeken prentanja moesoe, boeat menjilakai barisan negri sendiri.“
- CEE0F2; width: Kesalahan ekspresi: Karakter tanda baca "[" tidak dikenal.%;">[[{{{link}}}|{{{tab}}}]] „Kliroe, kaloe kaoe masi mendoega jang akoe djadi spionnja moesoe, “kata Jan Tjeng sembari tertawa: „kaoe bitjaraken perkara negri, perkara rahajat Tapi Tiauwteng, sadiaken pasoekan boeat melindoengi negri dan rahajat, mengapatah kaoe tida menahan madjoenja moesoe sabisa-bisa hingga orang Kim sampe bisa masoek dan mengadoek di doesoen-doesoen aken menjoesaken rahajat? Dan menoeroet pengliatankoe, itoe sagala mantri-mantri besar, panglima-panglima jang ternama, tjoema mengharep sadja gadji besar dan di waktoe negri ada bahaja, tida satoe jang bisa berboeat apa-apa, hingga doea Keizer sampe kena tertawan, itoelah betoel-betoel amat katjiwa. Tapi sekarang, dengen zonder preksa terang akoe bertiga poenja kasalahan, Lotjiang tetepken toedoehanmoe jang tida-tida, sakedar boeat djatoken hoekoeman pada rahajat jang tida berdosa. Apa perboeatan hegitoe, haroes dibilang
Pupantes ?"
Kabranianja Jan Tjeng, dengen perkatahan-perkatahannja jang tadjem, soeda membikin itoe Lotjiang djadi seperti kasima. la mengawasi Jan Tjeng dengen tida berkata-kata, kerna taoe dirinja ada bersala.
,,Tapi sabenernja kaoe ini siapatah ?" menaaja ia kamoedian.
,,Akoe belon pernah toekar nama atawa she, saoet orang jang ditanja:,akoe jalah Liangsan poenja Long-tjoe Jan Tjeng,"
,,Apa, orang dari Liangsan ?"
,,Itoelah bener."
Tapi, kaloe bener orang gaga di itoe tempat,
kape tentoe kenal djoega pada Kioe-boenliong Soe Tjin?"
Tentoe! mengapatah akoe tida kenal.--Orang jang diseboet itoe ada teritoeng golongan Thian kong-tjhe dalem roewangan Tionggitiong."
Itoe panglima berpaling pada sala satoe pang- lima jang di sebla bawahannja, kamoedian orang jang dibisiki itoe berdjalan ka dalem, jang tida islama kamoedian telah kaloear kombali bersama Satoe panglima laen.
Satelah meliat pada Jan Tjeng, djaoe-djaoe itoe panglima jang baroesan dipanggil dari daslem lantas berseroeh: ,,He, Siauw-it-ko!, kaoe ada di sini ?!" Mendenger itoe seroehan, itoe panglima toea tida bersangsi lagi atas pengakoeannja Jan Tjeng. Sigra ia bangoen dari tempat doedoeknja sembari membri hormat dan berkata:
,,Sabenernja soeda lama akoe kenangken kaoe poenja nama, soenggoe beroentoenglah jang ini hari bisa bertemne. Harep tida ketjil hati dan soedilah membri maäf atas Lohoe poenja kakliroean."
Jan Tjeng poen tjepet bales membri hormat. Sigra djoega satoe pada laen djalanken peradatan dan berdoedoek depan itoe kantoran, hingga itoe soldadoe jang soeda kliroe menangkep, djadi katakoetan dan minta diampoeni kadosahanja.
Panglima jang tadi dipanggil boeat mengenajin pada Jan Tjeng, jalah Leng Tjin. Ini doea sobat lama jang sekarang telah bertemoe, djadi girang dan satoe pada laen laloe menanjaken sedikit apa-apa.
Jan Tjeng lantas perkanalken Jo Liem pada itoe doea panglima; sedeng Leng Tjin poen perkenalken itoe Lotjiang, jang ia kata:
,,Kawan sadjabatkoe ini ada bernama Ong Tjin, Kioe-boen-liong Soe Tjin poenja goeroe, jang doeloe ada mendjadi Kausoe dari delapanpoeloe laksa tentara Gikoen di kota Radja."
Pembalesan Kawanan Liangsan Dan ini satoe ada Kim-pah tjoe Jo Liem," kata poela Leng Tjin pada Ong Tjin:,,bahoewa ia ada sala satoe dari akoe poenja Giheng."
Kamoedian marika beromong-omong, dan atas pertanjahannja itoe doea panglima, Jan Tjeng kasi tape, bahoewa ia maoe pergi ka Taynenghoe boeat menoeloeng Andjin berdoea Siotjia, jang tertawan oleh pamerenta negri, lantaran tida bisa kasi tjoekoep oewang teboesan.
Sasoeda membitjaraken oeroesan-oeroesan sendiri, Jan Tjeng moelai menanja: kenapa Ong Tjin diriken pasangrahan dalem ini padoesoenan.
Ong Tjin toetoerken satoë persafoe, jang mendjadiken lantaran ia doedoeki ini doesoen Jahouwpoh, kerna berhianatnja Ong Pah, membikin pasoekaneja jang mendjaga di wates soengei Hongho dapet kakalahan besar. Sebab balatentaranja sekarang tjoema tinggal -lima-anamratoes orang, jang tida bisa madjoe atawa 'moendoer itaka terpaksa ia berdiam sadja doeloe di ini tempat.
Lebi djave ia tjeritaken, Leng Tjin sabenernja ada bekerdja di barisannja Nio Taykam, tapi sebab itoe pasoekan djoega soeda dapet karoesakan, dan Taykam itoe telah merat, maka Leng Tjin dateng berkoempoel di sini.
Djoega Lotjiang itoe tjeritaken, bagimana lantaran berhianatnja Ong Pah, hingga pasoekan Kim djadi bisa menjebrang itoe soengel dan masoek dalem kota Piankeng.
„Sabetoelnja akoe maoe madjoe boeat djaga serangannja moesoe," kata poela Ong Tjin: "tapi balatentara sabegini, mana bisa tempoer orang Kim jang berlaksa-laksa banjaknja, hingga terpaksa akoe berdiam sadja doeloe di sini."
Jan Tjeng menjataken pikirannja, bahoewa kadoedoekannja ini doesoen ada terlaloe lemah, sebab dari ampat pendjoeroe gampang dipoekoel moesoe, dengen zonder dapet perlindoengan. Kaloe ini Lotjiang tida lekas menjingkir, tida lama kamoedian soldadoe moesoe tentoe bakal dateng menjerang.
Ong Tjin mengoetjap trima kasi dan nanti perhatiken itoe nasehat.
Sasoedanja beromong-omong panglima itoe prenta orang sadiaken barang santapan, dan malemnja Jan Tjeng menginep dalem itoe pasanggrahan.
Esoknja pagi-pagi Jan Tjeng kasi taoe, bahoewa ia moesti berangkat lagi. Ong Tjin dan Leng Tjin, jang soeda taoe ada kaperloean apa berangkatnja ini sobat-sobat ka Taybenghoe, djadi tida brani menahan, hanja berkata:
„Sabetoelnja akoe ingin bisa berkoempoel lamahan. Tapi menginget perdjalananmoe ada satoe kaperloean jang begitoe besar, maka akoe tida brani menahan lagi. Tapi harep djangan tampik boeat bersantap doeloe sabentaran, soepaja bisa enak berdjalan."
Jan Tjeng dan Jo Liem trima itoe oendangan jang sahabisnja dahar marika laloe hatoerken trima kasi dan Louw Seng laloe pikoel kombali boengkoesannja, berangkat ka Taybenghoe.