Lompat ke isi

Pedoman Umum Gizi Seimbang/Bab 3/A

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas

A. Angka Kecukupan Gizi Nasional

[sunting]

1. Perkembangan Penyusunan Angka Kecukupan Gizi di Indonesia

Pertama kali AKG di Indonesia disusun tahun 1958 oleh Lembaga Makanan Rakyat dengan pendekatan lintas sektor. Tujuan utama penyusunan AKG adalah untuk acuan perencanaan makanan dan menilai tingkat konsumsi makanan individu/masyarakat. Rujukan yang digunakan saat itu adalah Recommended Dietary Allowances (RDA) yang dikeluarkan FAO/WHO. AKG ini ditinjau kembali tahun 1968.

Pada tahun 1973 penyusunan AKG dikoordinasikan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dalam forum Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi dengan tetap mengacu pada AKG yang dikeluarkan FAO/WHO. Selanjutnya setiap 5 tahun sekali AKG dievaluasi sesuai dengan kemajuan Ilmu Gizi, perubahan kependudukan dan sosial ekonomi.

Untuk pertama kali AKG hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V pada tahun 1993 disyahkan oleh Menteri Kesehatan dengan SK No. 332/MENKES/ SK/IV/1994 tanggal 16 April 1994.

2. Data untuk Penyusunan Angka Kecukupan Gizi

Data yang digunakan untuk penyusunan AKG di Indonesia adalah sebagai berikut:

  1. standar FAO/WHO
  2. hasil survei tentang gizi
  3. kemampuan penyediaan makanan
  4. kependudukan
  5. sosial ekonomi

Data tentang penduduk dikelompokkan sesuai dengan anjuran FAO/WHO, yakni:

  • 0 ‒ 6 bulan
  • 7 ‒ 12 bulan
  • 1 ‒ 3 tahun
  • 4 ‒ 6 tahun
  • 7 ‒ 9 tahun

Pengelompokan di atas tidak membedakan jenis kelamin.

Untuk pengelompokan umur selanjutnya, adalah sebagai berikut:

  • 10 ‒ 12 tahun
  • 13 ‒ 15 tahun
  • 16 ‒ 19 tahun
  • 20 ‒ 59 tahun

Penggolongan di atas dibedakan antara laki-laki dan perempuan, kondisi hamil dan menyusui.

Untuk masing-masing kelompok umur ditetapkan berat badan dan tinggi badan standar. Sedangkan untuk kelompok laki-laki dan perempuan umur 20-59 tahun, ditetapkan pula pengelompokan berdasarkan jenis pekerjaan, yaitu: ringan, sedang dan berat. Pengelompokkan ini dilakukan karena kebutuhan gizi dari masing-masing kelompok itu berbeda.

Dengan mengetahui komposisi penduduk, maka dapat pula ditetapkan AKG rata-rata untuk penduduk Indonesia. Pada Repelita VI, AKG rata-rata pada tingkat konsumsi untuk penduduk Indonesia adalah 2.150 kilokalori dan 46,2 gram protein.

3. Zat Gizi dalam Angka Kecukupan Gizi

4. Kegunaan Angka Kecukupan Gizi