Pedoman Umum Gizi Seimbang/Bab 2/Pesan 4

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas

Pesan 4. Gunakan Garam Beryodium[sunting]

Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan KIO3 (kalium iodat) sebanyak 30-80 ppm. Sesuai Keppres No. 69 tahun 1994, semua garam yang beredar di Indonesia harus mengandung yodium. Kebijaksanaan ini berkaitan erat dengan masih tingginya kejadian gangguan kesehatan akibat kekurangan yodium (GAKY) di Indonesia.GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium) merupakan masalah gizi yang serius, karena dapat menyebabkan penyakit gondok dan kretin. Kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari, dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan seseorang. Indonesia saat ini diperkirakan kehilangan 140 juta I.Q point akibat GAKY.

Perhitungan ini didasarkan pada klasifikasi pengurangan I.Q point sebagai berikut:

  • kretin (GAKY berat): 50 point
  • gondok: 5 point
  • bayi di daerah GAKY: 10 point
  • GAKY bentuk lain: 10 point

Catatan:

  • Rata-rata IQ manusia normal: 110 point.
  • IQ di bawah 80 point tergolong bodoh.
  • IQ point merupakan ukuran kemampuan seseorang dalam hal berpikir, memecahkan masalah, dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru.


Seperti halnya anemia gizi besi, anak sekolah yang menderita GAKY biasanya memerlukan waktu yang relatif lebih lama untuk menyelesaikan tingkat pendidikan formal tertentu. Bahkan mereka yang menderita GAKY tingkat berat (kretin, kretinoid) tidak mampu menyerap pelajaran pendidikan dasar.

Berdasarkan penjelasan tersebut, perlu ditumbuhkan kepedulian kita pada anak-anak di daerah gondok endemik. Selain mengkonsumsi garam yang beryodium setiap hari juga, mereka wajib minum kapsul yodium sesuai dosis yang dianjurkan.

Dosis pemberian kapsul Yodium adalah sbb:

  • Bayi 0 ‒ 1 tahun: ½ kapsul/tahun
  • Balita 1 ‒ 5 tahun: 1 kapsul/tahun
  • Laki-laki 6 ‒ 20 tahun: 2 kapsul/tahun
  • Ibu hamil dan ibu menyusui: 1 kapsul/tahun
  • Wanita 6 ‒ 35 tahun:2 kapsul/tahun

Mengingat dalam garam beryodium juga terdapat unsur natrium, maka konsumsi garam beryodium pun harus dibatasi. Kelebihan konsumsi natrium dapat memicu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko terjadinya stroke, yaitu pecahnya pembuluh darah otak. Stroke merupakan penyebab kematian pada orang dewasa di atas usia 40 tahun. Sedangkan, penyakit tekanan darah tinggi membawa resiko timbulnya penyakit jantung pada kelompok usia dewasa, karena itu hindari konsumsi garam yang berlebihan.

Untuk menghindari pengaruh sampingan dari konsumsi garam beryodium yang berlebihan, maka dianjurkan untuk mengonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram atau 2½ gram tiap 1.000 kilokalori, atau satu sendok teh setiap hari.

Dengan mengkonsumsi garam beryodium 6 gram sehari, kebutuhan yodium dapat terpenuhi, namun ambang batas penggunaan natrium tidak terlampaui. Dalam kondisi tertentu, misalnya keringat yang berlebihan, dianjurkan mengonsumsi garam sampai 10 gram atau dua sendok teh per orang per hari. Bagi seseorang yang harus mengurangi konsumsi garam, dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dari laut yang kaya yodium.

Demikian penting manfaat garam beryodium untuk mencegah dan menanggulangi GAKY, maka mutu garam beryodium yang beredar di pasar perlu dipantau.

Cara untuk menilai mutu garam beryodium tidak sulit, yaitu dengan Test Kit Yodina yang tersedia di Puskesmas dan apotik. Ambil garam, kemudian tetesi dengan cairan yodina. Warna yang timbul dibandingkan dengan petunjuk warna yang ada pada Kit. Garam yang bermutu baik akan menunjukkan warna biru keunguan. Semakin berwarna tua, semakin baik mutu garam.

Selain itu, pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan singkong parut. Caranya sebagai berikut : singkong (ubi kayu) segar dikupas, diparut dan diperas tanpa diberi air. Tuang 1 sendok perasan singkong parut ke dalam gelas bersih. Tambahkan 4-6 sendok teh munjung garam yang akan diperiksa. Tambahkan 2 sendok teh cuka makan berkadar 25 %. Aduk sampai rata, dan tunggu beberapa menit. Apabila timbul warna biru keunguan, berarti garam tersebut mengandung yodium. Semakin berwarna pekat, semakin baik mutu garam. Sebab, garam yang tak beryodium tidak akan mengalami perubahan warna setelah diperiksa dengan cairan yodina maupun cairan singkong parut.

Garam beryodium sebaiknya disimpan dalam wadah terbuat dari beling (kaca) dan bertutup, seperti stoples atau botol selai.