Mohamed Ali Pacha/Bab 15

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
52310Mohamed Ali Pacha — Bab 15Gouw Peng Liang

XV.

MOELAIN BERMOESOE.


 Dengen tampik soerak jang amat rioe sekalian moerid dan pengikoetnja imam Reschid dateng menghampirken doesqen Isnik. Paling depan ada berdjalan bebrapa orang Albanie jang gaga perkasa, kamoedian ada berdjalan satoe baris pendoedoek Prilip dengen kaftan rombeng dan sorban mesoem; di ikoet oleh barisan bashi bozouk, jang dikapalaken oleh Soleiman bei dan doea officier laen jang toeroet pada orang peroesoehan aken boenoe orang Christen. Antara orang peroesoehan ada bebrapa imam, semoea djalan menoedjoe ka Isnik, di mana bebrapa roema soeda dibakar. Itoe orang orang peroesoehan madjoe ka bentengan, di mana ada berkibar bendera boelan sebla, bendera Ottomanie, dan di mana ada keliatan fez mera dan sendjata jang berkilat kilat dari balatentara Toerki. Djoega ada kadengeran swaranja tamboer jang membikin kaget pada orang peroesoehan.

 „Resia kita soeda terboeka," kata doea bei orang Albanie.

 „Demi Allah, tiada perdoeli lagi sama orang giaour!" treak bebrapa pendoedoek Prilip dengen mara.

 „Ati-ati!" kata Soleiman bei pada ia poenja kawan, Mahmoud bei. „Boleh djadi pamerenta soeda taoe resia kita orang dan semoea perkara tiada bisa berdjalan seperti soeda diharep.
 Samentara ini Mourad Femi bei berdiri di bentengan dan berkata dengen swara kras :
 „Orang orang Moslim! Atas nama Padisha dan Khalief, kita orang semoea poenja toean dan djoeng-djoengan, saja prenta kau orang lepas sendjata kau dan djangan ganggoe orang orang jang tiada berdosa dan jang moesti dilindoengken oleh balatentaranja Sultan. Di tepi soengi Donau, di mana orang Rus selaloe ada mengantjem, di sanalah kaki tangan kau ada bergoena, boekan di sini! Baliklah kombali ka roema kau masing masing, sasoedanja seraken sekalian officier dan orang orang jang soeda tipoé pada kau orang. Sekalian dosa kau nanti dibikin bebas."
 Itoe rahajat peroesoehan berdiri diam. Rahajat Albanie jang doeloe telah rasa bisa oendjoek satoe djasa pada Sultan dengen memboenoe orang orang Christen di Isnik, sekarang ada menanja satoe pada laen, apa imam Reschid betoel soeda tipoe iaorang. Tetapi pendoedoek di kota Prilip dan barisan bashi bozouk telah bertreak katanja, Sultan soeda trima soeapan dari orang Christen, maka sekalian orang Moslim moesti toeroet sadja titanja el Kor'an dan perkata'annja satoe imam jang soetji, jang soeda boeka ini prang sabil aken basmi bangsa kafir. Sambil mendjerit iaorang lantes madjoe ka depan benteng aken menjerang pada tentara negri.  Tetapi blon djaoe iaorang berdjalan, meriamnja angkatan prang Toerki soeda kasi dengen swaranja dan pelornja soeda binasaken bebrapa banjak itoe orang orang jang bantahan.
 Sekalian orang Prilip dan soldadoe-soldadoe bashi bozouk jang baroesan bersoerak dengen boeka moeloet besar, sekarang semoea tinggal berdiam meliat bebrapa kawannja soeda mati dan loeka, hingga tiada bisa toeroet berklai lagi. Marika itoe lepas snapan dan sendjatanja serta lari ka sawa: bebrapa orang poela tinggal berdiam dengen peloek tangan, seperti lakoenja orang Moslim. Soldadoe-soldadoe dateng tangkep serta iket marika itoe. Kira-kira lima poeloe orang, antara mana ada 20 soldadoe bashi bozouk bersama doea officiernja, Soleiman dan Mahmoud, telah dibawa mengadep pada Rifaat pacha.
 Sekalian orang Albanie soeda berdjalan poelang ka goenoeng, iaorang tiada melawan dan tiada bitjara apa-apa. Rahajat Skipi jang djoedjoer hati telah meliat soldadoe negri soeda tjega peroesoehan, maka iaorang tiada pertjaja lagi bitjaranja imam Reschid dan tiada maoe adoe djiwa dalem satoe perkara glap. Pemimpin-pemimpin dari marika itoe membri hormat pada officier officier dan prenta sekalian pengikoetnja brangkat poelang ka pegoenoengan, kasi tinggal orang orang peroesoehan jang soeda ditangkep dan moesti toenggoe hoekoeman jang bakal didjatoken.  Seperti hewan jang maoe dipotong, soldadoe soldadoe bashi bozouk dibawa mengadep pada generaal Rifaat pacha, dipisa dari orang orang Prilip, jang tiada dilakoeken begitoe kras. Ini pacha soeda djadi mara besar, sebab itoe soldadoe maoe menjerang orang-orang tani jang tiada berdosa; diapit oleh doea officier ia memandang dengen bengis pada itoe orang orang tawanan. Lebi mara lagi ini pacha soeda djadi setelah ia liat Soleiman dan Mahmoud djoega tjampoer dalem ini peroesoehan.
 „Angkau ada orang doerhaka dan koerang trima,” kata itoe generaal sambil gigit bibir. „Pamerenta kita maoe oendjoek pada Radja radja besar, begimana karadja‘an Toerki soeka kasi hak sama rata pada sekalian bangsa dan kaoem jang mendjadi rahajatnja. Angkau berdoea jang dapet gadji dari Baginda Sultan, aken djaga kasantausa‘an dan kasadjatra‘an negri, soeda melanggar atoeran orang peprangan dan pake soldadoe soldadoe kau boeat perkara chianat. Akoe nanti kirim kau ka Monastir, di mana seraskier (mantri prang) dan Baginda Sultan nanti kasi poetoesan begimana hoekoeman jang pantes boeat kau berdoea.”
 „Kaloe begitoe, Reouf pacha dan imam Reschid poen moesti ditangkep dan dikirim ka Stamboel, generaal,” kata Soleiman bei dengen tersenjoem dan tiada sedikit merasa takoet atas perboeatannja.
 „Reouf pacha?” menanja Rifaat pacha dengen heran dan merasa kaget, kerna Reouf pacha ada satoe toean tana besar di Albanie dan doeloe soeda mendjabat pangkat minister seperti Ali pacha dan selaennja begitoe ia telah menika pada satoe sultane *), hingga dengen begitoe ia mempoenjai senderan jang tegoe.
 „Ja, Reouf pacha," menjaoet Soleiman dengen swara angkoe. Itoe pacha ada saorang Moslim toelen, jang soedjoet betoel pada Allah, bentji pada bangsa kafir dan berichtiar sabole-boleh, soepaja karadja'an Toerki bisa ada sebagimana keada'an doeloe, koetika sekalian oetoesan dari Radja radja Europa soeda djadi gemeter, apabila iaorang dateng di Stamboel. Di itoe masa el Kor'an ada mendjadi wet negri, sekalian orang raja moesti berloetoet di pinggir, djika iaorang ketemoe pada Sultan. Reouf pacha ada bermaksoed melepasken Sultan dari tangannja bangsa kafir jang maoe rampas kekwasa'an serta kabesarannja Baginda. Bebrapa banjak orang besar, antara mana ada scheik ul Islam (kapala agama Islam, imam atawa moefti besar di Konstantinopel) dan. bebrapa poetra, anak anak orang besar telah bantoe pada Reouf pacha."
_______________

*). Sultane artinja poetri, soedara atawa anaknja Padisha. Permisoeri karadja'an Toerki ada diseboet KADINES. njonja moelia. Iboenja Sultan adalah SULTANE VALIDEH. Di antara orang orang prempoean kaoem Moslim di Toerki tjoema iboenja Sultan jang boleh berdjalan koeliling dengen tiada pake koedoengan moeka dan boleh berdjoempa pada sembarang orang lelaki boeat oeroes berbagi bagi perkara. Sringkali satoe Sultane valideh ada berkwasa di dalem oeroesan negri dan hal ini tiada selamanja ada baek.  „Ini perkara kau boleh kasi taoe pada pengadilan peprangan (krijgsraad)," menjaoet Rifaat pacha jang aer moekanja keliatan soesa apabila mendengar pengakoeannja Soleiman. „Akoe tjoema oeroes tita jang dibriken, tapi akoe tiada bisa bikin poetoes perkara resia jang boleh bikin soesa pada negri kita. Angkau soeda bersala, tiada tjega barisan bashi bozouk melanggar titanja Sultan, jang selamanja ingin, soepaja rahajat negrinja idoep roekoen, slamet serta beroentoeng, soepaja lebi gampang bisa ditahan penjerangannja Rusland. Sekarang kau moesti dikirim di Monastir."
 —Soldadoe djaga, sigra bawa ini semoea orang tawanan!"
 Atas prentanja Rifaat itoe semoea officier dan soldadoe tawanan dibawa kaloear dari doesoen Isnik dan dikasi masoek di satoe koeroengan. besar, jang didjaga oleh satoe baris soldadoe dan ditonton oleh orang banjak. Sebab sekarang tiada ada bahaja lagi, semoea orang Bulgaar soeda kaloear dari roemanja dan bergaoel sama soldadoe soldadoe negri, jang kebanjakan ada bangsa Toerki toelen dan tiada berboeat kedjahatan atawa bentji pada orang Christen.
 Soldadoe soldadoe nizam (barisan snapan) tetah tjerita, iaorang soeda dateng menoeloeng pendoedoek di doesoen Isnik atas titanja Sultan Abdul Medjid jang amat adil. Djoega iaorang tjerita, orang orang Albanie soeda moendoer lantaran takoet setelah meliat soldadoe soldadoe dari kaoem karadjaän Osmanli jang kesohor di koeliling negri.
 Tjoema pendoedoek di Prilip dan soldadoe soldadoe bashi bozouk jang tinggal bantahan dan sekarang marika ini moesti dapet hoekoeman brat.
 Rahajat Bulgaar mengoetjap trima kasi ataş itoe pertoeloengan. Tiada lama lagi orang orang Christen dan tentara negri soeda bitjara satoe sama laen sebagi sobat baek. Djoega pendoedoek Isnik soegoeken roti, kopi dan madoe pada itoe laskar prang jang soeda dateng menoeloeng. Ini tentara tjerita lagi, angkatan prang Toerki aken dikoempoel di tepi soengi Donau, di mana tiada lama lagi Baginda Sultan nanti berprang pada Rusland, satoe perkara jang nanti membikin kaget pada pendoedoek di Europa dan di Asia.
 Itoe orang orang tawanan masi tinggal ditoetoep di dalem koeroengan jang glap dan sanget boesoek baoenja, ampir tiada dapet makan, tjoema dikasi doea kaleng aer jang moesti diminoem satjoekoepnja sadja.
 Tetapi Soleiman bei soeda dapet toeloengan dari satoe onderofficier, ia dikasi doedoek di loear koeroengan, tapi tangannja di iket dan didjaga kras.
 Luitenant Soleiman tiada sedikit keliatan soesa hati atawa slempang, sebab ia harep dapet toeloengan dari Reouf pacha dan laen-laen pembesar di Stamboel.
 Memang di itoe masa sringkali satoe pendjahat besar jang terang kesalahannja bisa dapet bebas dari hoekoeman, manakala iaorang bisa kasi soeapan oewang mas atawa bisa menganter boedak prempoean jang tjantik parasnja, atawa djoega bisa kirim persenan satoe, pipa jang ditaboer dengen permata moelia.
 Dengen mendadak badannja Soleiman mendjadi gemeter, sebagi saekor singa jang masoek di djebak. Dari djaoe ia meliat Mohamed Ali beilagi bitjara sama soldadoe dan liwat di depan itoe koeroengan besar, Matjemnja Mohamed Ali ada keliatan senang hati, kerna bisa tjega niatnja orang-orang doerhaka, hingga djiwanja bebrapa banjak pendoedoek di Isnik jang tiada sala satoe apa, soeda bisa ditoeloeng.
 „Mohamed Al!," kata Soleiman koetika sobatnja ini liwat, di hadepannja. ,,Mohamed Ali, brenti sabentar di sini dan denger bitjara saja."
 „Apa kau maoe ?" menanja Mohamed Ali.
 ,,Kau ada satoe andjing, satoe bangsat besar!" kata itoe orang tawanan dengen mara. „Pertama kau soeda bikin siasia kau poenja agama, kadoea kau soeda berboeat chianat pada karadjaan Toerki dan pada imam Reschid jang anaknja kau soeda tjoeri. Allah nanti koetoek pada kau. Tentoe kau kira saja nanti binasa dan nanti dapet hoekoeman mati. Itoe doega'an ada kliroe. Bebrapa orang besar jang lebi berkwasa dari Ali pacha, nanti menoeloeng hingga saja terlepas dari ini tawanan dengen dapet pakerdja'an kombali seperti biasa pada barisan angkatan prang . Dan kamoedian, hei anak doerhaka dari satoe iboe jang terkoetoek, kamoedian saja nanti kedjer pada kau saoemoer idoep aken membales sakit hati dari ini hari. Di mana djoega kau pergi, saja nanti soesoel, sampe saja bisa binasaken angkau seperti satoe andjing. Saja soempa pada Allah, angkau moesti dapet pembalesan dari tangan saja."

„Lempar itoe orang tawanan jang koerang adjar ka dalem koeroengan," kata Mohamed Ali jang tinggal sabar mendenger perkata'an-perkata'an kasar dari bekas sobatnja itoe.

Setelah soldadoe djaga lakoeken itoe prenta, Mohamed Ali berdjalan teroes, dengen tiada sedikit merasa kwatir dan ia tiada kira, di satoe tempo sakit hatinja Soleiman bei pada Mohamed Ali bei di ini masa nanti dibales oleh Soleiman pacha pada Mohamed Ali pacha.


———


TJAN THIAN HAY