Kepalsuan Masjumi

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas

Kepalsuan
Masjumi





DEPAGITPROP CCPKI

Masjumi
mendjelang pemilihan umum
dengan
pemalsuan dan kepalsuan





oleh:
Departemen
Agitasi-Propaganda
Central Comite
Partai Komunis Indonesia





Depagitprop CC PKI
Djakarta 1955

Baru² ini „Pusat Komite Aksi Pemilihan Umum Masjumi” mengeluarkan sebuah siaran berkepala „Waspadalah menghadapi pemilihan umum”, jaitu sematjam manifes partai Masjumi dalam menghadapi pemilihan umum.

Sudah sedjak halaman pertama sampai pada jang terachir, siaran Masjumi itu menjalahgunakan agama dengan memaksakan bahwa semua „jang beragama Islam” „WADJIB” memilih „tjalon² Masjumi”. Lebih² lagi. Siaran itu me-nakut²i umat Islam dengan mengatakan, djika mereka tidak memilih „tjalon Masjumi”, mereka itu „melanggar perintah Allah”, „bertentangan dengan adjaran Nabi”, „tjidera terhadap Islam”, „kutuk Tuhan nistjaja akan djatuh padanja”, dsb.

Dari sini djelaslah, bahwa Masjumi menghadapi pemilihan umum j.a.d. tidak dengan azas sukarela, tidak dengan memberikan kebebasan kepada Rakjat untuk memilih sendiri partai atau pemimpin jang disukainja, melainkan dengan tjara² paksaan, antjaman, tjara intimidasi.

Tetapi siaran Masjumi itu merupakan suatu dokumen jang penting, karena uraian²nja, alasan²nja dan arah jang ditudjunja, seluruhnja membenarkan peringatan jang sudah dilantjarkan didalam „Manifes Pemilihan Umum PKI”, jaitu, bahwa memilih Masjumi (atau PSI) akan berarti „krisis ekonomi berlangsung terus”, artinja, bentjana besar akan menimpa Indonesia. „Manifes Pemilihan Umum PKI” sudah memperingatkan, bahwa djika kita memilih Masjumi (atau PSI) sama halnja dengan „kita biarkan Indonesia ini dikuasai oleh mereka jang membela kaum imperialis, komprador dan tuantanah, dan dengan demikian membiarkan penindasan, penghisapan, korupsi, birokrasi, kekatjauan terus berlangsung”. Peringatan ini sepenuhnja dibenarkan oleh siaran Masjumi. Baiklah kita bentangkan pendjelasannja.

Jang dipalsu dan diputarbalikkan

Per-tama² baik ditjatat, bahwa siaran Masjumi itu banjak sekali memalsu dan memutarbalikkan kenjataan² atau peristiwa². Sebagai tjontoh kita sebut beberapa diantaranja.

Siaran Masjumi itu mengatakan se-akan² „PKI memandang lahirnja Negara Republik Indonesia ... sebagai akibat dari pengumuman perang Sovjet Rusia terhadap Djepang”. PKI tidak pernah mengatakan demikian, dan memang tidak berpendapat demikian. Dalam dokumen² PKI maupun dalam tulisan² dan pidato² pemimpin² PKI selalu ditegaskan bahwa Proklamasi Agustus 1945 adalah hasil perdjuangan Rakjat Indonesia jang gagah-berani melawan Djepang, terutama sesudah pemberontakan² Singaparna dan Blitar. Didalam resolusi PKI „Djalan Baru untuk Republik Indonesia” hanja didjelaskan, bahwa „tjepatnja (Sovjet Uni) menduduki seluruh Mantjuria” dibulan Agustus 1945 „mengikat banjak tenaga militer daripada imperialisme USA, Inggeris dan Australia dan dengan demikian memberi kesempatan baik bagi Rakjat Indonesia untuk memulai revolusinja”. Siaran Masjumi „mengutip” apa jang dinamakannja „dokumen rahasia FDR ... jang berkepala Rentjana Front Demokrasi Rakjat Untuk Menggulingkan Kabinet Hatta”, dimana dikatakan se-akan² FDR menginstruksikan untuk „menimbulkan kekatjauan di-mana² ... menggerakkan segala organisasi pendjahat ... melakukan penggedoran², pentjurian² ... pentjulikan” dan sebagainja. Sebagaimana umum mengetahui ditahun 1948 Sekretariat FDR sudah mengadukan pemalsuan ini kepada kepolisian di Solo dan Djokjakarta. Pengaduan FDR ini tentu masih ada didalam arsif kepolisian. Meskipun demikian siaran Masjumi enak sadja memamahbiak pemalsuan ini dengan tidak (dan memang tidak mungkin bisa) menundjukkan sumber jang autentik. Pemimpin Masjumi Jusuf Wibisono didalam tulisannja „Beberapa adjaran terpenting dan taktik kaum Komunis” jang dimuat didalam buku „Bahaja Merah di Indonesia” djuga „mengutip” pemalsuan tsb., dan sebagai sumbernja disebut oleh Jusuf Wibisono buku „Red Banners over Asia” karangan tuan O.O. Trullinger!

Siaran Masjumi mengatakan se-akan² apa jang disebut „perebutan kekuasaan di Madiun” itu „direntjanakan” didalam „keputusan² konperensi Komunis se-Asia Tenggara di Calcuta (Pebruari 1948)”. Pengarang Amerika, George Kahin, didalam bukunja „Nationalism and Revolution in Indonesia” mengakui bahwa „konferensi Calcuta” itu bukan suatu konferensi Komunis, melainkan „konferensi pemuda Asia Tenggara” dimana Indonesia diwakili oleh pemuda² Soepeno dan Francisca Fangiday. Selandjutnja tentang Peristiwa Madiun baiklah diingat tulisan wartawan Sugardo didalam madjalah „Mimbar Indonesia”, bahwa „Buku Putih tentang Peristiwa Madiun” jang diterbitkan oleh Departemen Agitprop CC PKI sampai sekarang belum pernah didjawab setjara memadai. Siaran Masjumi mengatakan se-akan² D.N. Aidit didalam Parlemen mengatakan bahwa ,,kabinet Ali inipun akan ... (di)robohkan, untuk ditukar dengan Kabinet jang sepuluh kali lebih kiri lagi". D. N. Aidit tidak pernah mengatakan ini; dimuka sidang Parlemen tgl. 7 Desember 1954 Aidit menerangkan bahwa ,,kabinet Ali sepuluh kali lebih baik daripada kabinet² sebelumnja, tetapi kita ingin kabinet jang ber-puluh² kali lebih baik lagi".

Siaran Masjumi mengatakan se-akan² Sakirman didalam Parlemen mengatakan bahwa PKI mau mendirikan ... negara komunis". Ini tidak mungkin dan ini tidak pernah dinjatakan oleh Sakirman. Arsif Parlemen adalah saksinja jang hidup.

Siaran Masjumi mengatakan se-akan² Mau Tje-tung diangkat sebagai ,,ketua kehormatan dari Partai Komunis Indonesia". Ini tidak pernah dan ini tidak akan terdjadi. Jang pernah terdjadi jalah pengangkatan Mau Tje-tung sebagai anggota kehormatan Presidium Kongres Nasional ke-V PKI.

Siaran Masjumi mengatakan se-akan² ,,pemerintah Ali setjara diam² membiarkan mempersendjatakan perhimpunan bekas pedjuang Perbepsi". Semua orang tahu bahwa setjara diam² maupun tidak diam², kedjadian seperti ini tidak pernah ada.

Teranglah, Masjumi mendjelang pemilihan umum dengan sebuah siaran jang penuh pemalsuan, pemalsuan jang kasar dan tak tahu malu. Harus diingat, bahwa jang disebutkan diatas itu baru tjontoh² sadja. Jang disebutkan diatas itu belum semuanja. Masih banjak lagi pemalsuan² lainnja.

Kalau kenjataan² dan peristiwa² jang disebutnja sadja sudah palsu, apalagi maksud dan tudjuan partai itu!

Jang ditutup-tutupi dan disembunjikan

Memalsu dan memutarbalikkan kenjataan bukanlah satu²nja tjara jang dipakai Masjumi dalam menjusun siarannja. Tjara lain jang djuga dipakai jalah hanja mengemukakan sebagian dari kenjataan², atau dengan perkataan lain, menggelapkan, me-nutup²i atau menjembunjikan kenjataan² jang lain.


Siaran Indonesia Masjumi mengatakan bahwa pemerintah² Masjumi jang memerintah sesudah ,,penjerahan kedaulatan" telah ,,bekerdja keras dan mengerahkan segenap tenaganja dilapangan pemulihan dan pembangunan Indonesia .. Sumber ekonomi kita seperti perkebunan, paberik2, tambang2, pengangkutan, sumber listrik, bank, perdagangan dll. semuanja dibangunkan kembali". Tetapi siaran itu tidak menerangkan dibangunkan untuk siapa! Bukankah berkat ,,penjerahan kedaulatan" itu perkebunan2 dikembalikan kepada maskapai2 Belanda, paberik2, tambang2, pengangkutan, dikembalikan kepada maskapai2 Belanda ? Pemerintah² Masjumi memang bekerdja keras dan mengerahkan segenap tenaganja untuk pembangunan, tetapi pembangunan untuk maskapai2 Belanda ! Inilah rupa²nja jang begitu di-bangga2kan oleh siaran Masjumi.


Siaran Masjumi mengatakan bahwa ,,selama masa kabinet ini" (Kabinet Ali-Arifin) ,,kaum buruh dan petani... oleh PKI ... di-tepuk2 belakangnja dan dinina-bobokkan supaja sementara tahan dan tabah menderita". Siaran itu tidak menerangkan bahwa PKI-lah jang tegar menuntut pembatalan undang2 larangan mogok, siaran itu tidak menerangkan bahwa PKI membela tanah jang sudah digarap oleh kaum tani dan jang berkat penjerahan kedaulatan" mau dikembalikan kepada onderneming2 Belanda, siaran itu tidak menerangkan bahwa PKI menuntut supaja semua tanah kosong dikerdjakan oleh kaum tani, siaran itu djuga tidak menerangkan bahwa kaum Komunis jang bekerdja didalam serikatburuh² memperdjuangkan nasib kaum buruh sampai melakukan pemogokan² sekalipun.


Siaran Masjumi mengatakan bahwa ,,selama pemerintah Ali kaum tani tertindas terus". Siaran itu tidak menerangkan bahwa pemerintah² Masjumi ber-sama2 dengan onderneming2 Belanda mentraktori sawah² dan tanaman serta rumah2 kaum tani, siaran itu tidak menerangkan bahwa Pemerintah Wilopo djuga terpaksa didjatuhkan oleh PKI ber-sama2 dengan tenaga demokratis lainnja karena menteri Masjumi dalam Pemerintah itu, Mr. Moh. Roem, djuga mentraktori sawah, tanaman dan rumah2 kaum tani.


Siaran Masjumi mengatakan bahwa selama Pemerintah Ali-Arifin ini ,,kaum buruh terdjepit". Siaran itu tidak menerangkan bahwa jang per-tama² dan terutama mendjepit kaum buruh jalah peraturan larangan Mogok Moh. Natsir dan undang2 darurat Tedjasukmana, siaran itu tidak menerangkan bahwa menteri perburuhan kabinet Ali-Arifin djustru bersedia memenuhi tuntutan kaum buruh untuk menghapuskan djepitan larangan mogok ala Masjumi itu.


Siaran Masjumi mengatakan bahwa selama Pemerintah Ali-Arifin ini gangguan² keamananpun semangkin bertambah dan dibeberapa daerah rakjat hidup dalam ketakutan". Siaran itu tidak menerangkan bahwa gangguan keamanan itu datangnja dari fihak jang selalu dibela, terang2an maupun tidak, oleh Masjumi, jaitu DI-TII, dan dari Daud Beureuh, anggota Masjumi. Bahkan, didalam seluruh siaran Masjumi itu tidak satu patah katapun ditulis tentang DI-TII, apalagi mentjela atau menghukumnja.


Siaran Masjumi mengatakan bahwa selama Pemerintah Ali-Arifin ini ,,(pe)masuk(an) gembong2 komunis Sovjet Rusia di Djakarta (pembukaan ambassadenja)". Siaran itu tidak menerangkan bahwa gembong² imperialis sudah djauh lebih lama meradjalela di Indonesia melalui ambassade2 Amerika Serikat, keradjaan Inggeris, keradjaan Belanda, dll., dan bahwa gembong2 Amerika misalnja djauh lebih banjak djumlahnja daripada gembong komunis Sovjet Rusia di Djakarta". Siaran itu djuga tidak menerangkan bahwa pertukaran diplomatik RI-URSS adalah pelaksanaan jang semestinja dari politik bebas jang aktif.

Teranglah, Masjumi mendjelang pemilihan umum dengan sebuah siaran jang penuh penggelapan, penggelapan jang kasar dan tak kenal malu. Jang disebutkan diatas ini belum semuanja. Masih banjak lagi penggelapan² lainnja.

Kalau kenjataan2 jang sederhana sadja sudah digelapkan, apalagi maksud2 djahat mereka!

Jang diputar-putar dan dibelat-belitkan

Karena tidak semua soal bisa dipalsu atau digelapkan setjara terang2an, maka tjara membelat-belitkan persoalanpun dipakai oleh Masjumi. Inipun pemalsuan dan penggelapan djuga, hanja sadja dilakukan setjara agak halus sedikit.

Siaran Masjumi mengatakan bahwa sesudah djatuhnja kabinet Amir Sjarifuddin dan terbentuk kabinet Hatta, ,,sesuai dengan kebiasaan internasional, kabinet-Hatta terpaksa harus melaksanakan Persetudjuan Renville". Setiap ahlihukum internasional tahu bahwa ,,kebiasaan internasional" sematjam ini tidak ada. Kalau Masjumi memang menentang ,,Renville" dan bukan mendjatuhkan kabinet Amir Sjarifuddin se-mata² untuk merebut kekuasaan, tidak ada seudjung rambutpun keharusan, juridis maupun politis, jang mewadjibkan kabinet Hatta dan Masjumi melaksanakan ,,Renville", sebaliknja, tidak ada seudjung rambutpun rintangan jang tidak memungkinkan kabinet Hatta dan Masjumi membatalkan ,,renville. Perbedaan antara PKI dan Masjumi djuga terletak dalam hal moral: PKI terang²an menerima ,,Renville" (meskipun sikap itu keliru dan kemudian terang²an pula diakui keliru oleh PKI) sedangkan Masjumi hanja berani menerimanja setjara tidak terang, bahkan dengan tidak djudjur Masjumi menerimanja setjara sembunji tangan. Sebetulnja, prinsipiil Masjumi memang setudju ,,Renville" dan setudju berkapitulasi kepada Belanda, seperti kemudian terus dibela oleh Moh. Natsir dalam hal Irian Barat ketika dia Perdana Menteri (batja pidatonja dimuka Parlemen, 3 Djanuari 1951, ketika dia mendjandjikan akan ,,memelihara ... semua kepentingan Belanda di Irian Barat").


Siaran Masjumi mengatakan bahwa usaha kabinet Ali-Arifin ,,untuk memasukkan Irian kedalam Republik Hasilnja: Irian semangkin djauh dari Republik Indonesia... Malah sokongan moril jang diminta oleh Indonesia kepada ,,PBB" untuk penjelesaian soal Irian ini ditolak oleh PBB". Formil PBB memang menolak tuntutan Indonesia, tetapi setiap orang tahu bahwa PBB itu bukan suatu kebulatan, bahwa PBB itu terdiri dari anggota2 jang pro-pendjadjahan dan jang anti-pendjadjahan. Dan setiap orang tahu bahwa lebih dari 30 negeri jang anti-pendjadjahan menjokong tuntutan Indonesia atas Irian Barat, sedangkan mereka jang tidak menjokong atau menolak, artinja, mereka jang pro-pendjadjahan, djustru Amerika Serikat dan satelit²-nja, jaitu negara jang begitu di-banggakan dan di-pudja² oleh Masjumi! Tentang ,,Irian semangkin djauh"? Ini hanja membuktikan bahwa kebandelan Belanda harus kita lawan dengan pengerahan tenaga jang lebih besar. Djika dituruti resep Moh. Natsir seperti sudah disebut diatas, Belanda memang mungkin ,,menjerahkan" Irian Barat, tetapi dalam arti, paling2 ada seorang ,,gubernur bangsa Indonesia", sedang selebihnja kekuasaan atas segala sesuatu dipegang oleh Belanda dengan persetudjuan Indonesia !

Siaran Masjumi mengatakan bahwa ,,akibat dari pemogokan barang membubung harganja, ongkos2 hidup naik, sedang jang merasakan segala itu jang paling pertama dan utama, ialah kaum buruh dan kaum tani sendiri". ,,Teori" ini bukan barang baru. Sudah lebih, 100 tahun jang lalu pemimpin kaum buruh Karl Marx menerangkan bahwa kenaikan upah tidak perlu berakibat kenaikan harga; bahwa kenaikan upah itu bisa dipikulkan pada kaum kapitalis, dengan djalan mengurangi keuntungan kaum kapitalis, dan tidak harus dipikulkan pada kaum buruh dengan djalan menaikkan harga2 barang. Tetapi Masjumi rupa²nja memang berpendirian bahwa keuntungan kaum kapitalis itu tidak boleh diganggu-gugat, sedangkan kaum buruh mereka larang mogok, mereka larang menuntut kenaikan upah, ketjuali ... kalau mau membajar sendiri ongkosnja!


Teranglah, apa² jang dikemukakan Masjumi itu kelihatannja sadja benar, tetapi sesungguhnja dibelat-belitkan hanja untuk menutupi kepalsuan²nja. Hanja sepintaslalu, dan hanja oleh orang2 jang tak tahu apa² pernjataan² itu mungkin dianggap benar, tetapi begitu didalami sedikit, begitu kelihatan maksud2 jang sesungguhnja.


Jang kita setudjui

Tetapi tidak semuanja dari siaran Masjumi itu kita tentang. Ada bagian2 jang kita setudjui, malahan sangat kita setudjui.

Siaran Masjumi itu mengatakan bahwa ,,Dewan Perwakilan Rakjat Sementara sekarang ini susunannja pintjang sekali dan sama sekali tidak mentjerminkan aliran² jang sebenarnja hidup dalam masjarakat Indonesia ........

Pun orang2 jang duduk dalam DPRS itu masih banjak jang belum memenuhi sjarat2 sebagai wakil rakjat". setudju sekali dengan pernjataan ini. Tetapi siapa jang tidak tahu akan kenjataan ini! Ketika persetudjuan KMB baru ditandatangani, PKI sudah memperingatkan bahwa DPRS itu pintjang sekali, karena wakil2 Republiken hanja sepertiga, sedangkan jang dua pertiga wakil2 federalis. Ketika itu Masjumi membela DPRS, karena DPRS ketika itu masih menguntungkan mereka. Sesudah DPRS tidak lagi menguntungkan mereka, mereka marah² terhadap DPRS dan berniat melempar sadja DPRS itu kelaut. Itulah sebabnja mengapa Masjumi tidak menentang kudeta 17 Oktober jang djuga mau membubarkan DPRS, bahkan diam² menjokongnja. Itulah sebabnja mengapa Masjumi sampai sekarang mengkal sekali terhadap DPRS jang tidak menguntungkan mereka ini. Bahwa ,,orang2 jang duduk dalam DPRS itu masih banjak jang belum memenuhi sjarat2 sebagai wakil rakjat"? Memang! Benar! Benar sekali! Tetapi wakil2 jang mana jang tidak memenuhi sjarat itu? Ambillah orang2 federalis seperti misalnja M. Ardiwinangun dan Arso Sosroatmodjo, bukankah orang2 ini sudah ganti bulu dari terompet2 Belanda mendjadi terompet2 anggota fraksi Masjumi? Ambillah Kaharkusmen Sosrodanukusumo, orang polisi anak emas Van der Plas itu, bukankah dia anggota fraksi Masjumi?


Siaran Masjumi mengatakan: ,,kenangkanlah selalu pengalaman² pahit jang telah kita alami dimasa jang lampau". Kita setudju sekali dengan andjuran ini. Kita memang sudah terlalu banjak menelan pengalaman² pahit. Larangan mogok itu sungguh pahit, tetapi bukan-kah ini berkat Masjumi? Gunting uang itu sungguh pahit, tetapi bukankah ini berkat Masjumi? Razzia Agustus itu sungguh pahit, tetapi bukankah ini berkat Masjumi? Traktor maut itu sungguh pahit, tetapi bukankah ini berkat Masjumi?


Siaran Masjumi itu djuga mengatakan: ,,PKI tidak akan ichlas rela dengan pemerintahan Masjumi ataupun Masjumi duduk didalamnja". Benar sekali! PKI setudju untuk tidak mengizinkan Masjumi memerintah kembali atau duduk kembali dalam pemerintahan, PKI memang berpendirian begitu. Tetapi mengapa? Djustru karena PKI selalu mengenangkan pengalaman² pahit jang telah kita alami dimasa jang lampau!


Bagaimana kalau Masjumi memegang Pemerintahan?


Achir siaran Masjumi itu, jaitu bab 14 dan seterusnja, memuat program Masjumi dibawah kepala ,,Bagaimana kalau Masjumi memegang pemerintahan?" Rakjat bukan hanja sudah ber-tanja², tetapi djuga sudah tahu djawabnja bagaimana kalau Masjumi memegang pemerintahan !


Setjara umum dan tidak djelas Masjumi mengadjukan sembojan ,,Memilih Masjumi berarti ... memperbaiki keadaan masjarakat umumnja". Sudah terang bahwa sembojan umum sematjam ini mudah dibuat, tetapi apa artinja sembojan begitu setjara praktis? Masjumi memang suka pada sembojan² jang tidak djelas dan samar². Sembojan²nja jang lain a.l. berbunji ,,Memilih Masjumi berarti mengadakan reklasering", ,,Memilih Masjumi berarti mengakui adanja serikat² buruh", ,,Memilih Masjumi berarti mengakui kaum tani sebagai faktor sosial dan politik jang menstabilisasi", dll. Tetapi kita harus mengakui, sembojan² Masjumi tidak semuanja samar2, ada djuga sembojan²nja jang terang. Baiklah kita telaah jang terang2 sadja.


Siaran Masjumi itu mengadjukan sembojan ,,Memilih Masjumi berarti menegakkan Negara-hukum jang mendjamin keselamatan djiwa dan harta benda semua penduduk Indonesia, baik warga negara maupun asing". Perhatikanlah apa jang diutamakan oleh Masjumi : ,,mendjamin keselamatan djiwa dan harta benda ... baik warga negara maupun asing". Ini berarti, bahwa menurut Masjumi harta benda onderneming2 asing tidak boleh digangggu-gugat, harus didjamin oleh negara hukum. Ini berarti, bahwa menurut Masjumi harta benda kaum tuantanah djuga tidak boleh diganggu-gugat, harus didjamin oleh negara hukum. Tetapi apakah ini berarti bahwa Masjumi mau mempertahankan status quo, mau mempertahankan keadaan sekarang sebagaimana adanja? Tidak! Sembojan ini djuga membuka pintu untuk adanja harta benda baru dari onderneming2 baru, harta benda baru dari tuantanah² baru jang akan lebih menghisap tenaga Rakjat Indonesia — semua ini dimintakan djaminan oleh Masjumi!


Siaran Masjumi itu mengadjukan sembojan,Memilih Masjumi berarti menghapuskan sistim tuan-tanah menurut hukum". Perhatikanlah apa jang diutamakan oleh Masjumi: ,,menurut hukum". Ini berarti bahwa sistim tuantanah belum tentu dihapuskan menurut kenjataan. Setiap orang tahu, bahwa menurut hukum, tanah² garapan atau tanah² sanggan didesa misalnja, tidak boleh didjual atau pindahtangan begitu sadja, bahwa menurut hukum pendjualan atau pindahtangannja harus melalui rembug desa. Tetapi setiap orangpun tahu bahwa menurut kenjataan, meskipun petok atau kohir tanah² itu ditangan kaum tani, sesungguhnja tanah² itu banjak jang sudah dikuasai oleh kaum tuantanah. Teranglah, jang penting bukan penghapusan sistim tuan-tanah menurut hukum, melainkan menurut kenjataan. Sembojan Masjumi ,,Menghapuskan sistim tuan-tanah menurut hukum" malahan akan berarti tempat persembunjian legal bagi kaum tuantanah untuk memperkuat kedudukannja dan untuk memperhebat penghisapannja atas kaum tani — inilah jang dikehendaki oleh Masjumi!


Siaran Masjumi itu mengadjukan sembojan ,,Memilih Masjumi berarti mendjaga dan mempertahankan ditjapainja kegembiraan bekerdja dan perdamaian kerdja dalam proses produksi". Perhatikanlah apa jang diutamakan oleh Masjumi: ,,perdamaian kerdja dalam proses produksi". Ini berarti bahwa kaum buruh tidak perlu menuntut, tidak perlu mem-protes², tidak perlu berdemonstrasi, tidak perlu mogok, ja, tidak perlu beraksi. Ini berarti bahwa kepada kaum kapitalis akan diberikan kebebasan untuk mengenjam kenikmatan ,,perdamaian kerdja dalam proses produksi", bahkan kepada kaum kapitalis akan diberikan kebebasan untuk memperhebat penghisapannja atas kaum buruh inilah jang dikehendaki oleh Masjumi, partai pentjiptanja peraturan larangan mogok itu!


Baiklah kita landjutkan uraian ini dengan beberapa tjatatan atas sembojan² Masjumi jang lain.


Masjumi mengadjukan sembojan ,,Menasionalisasi perusahaan vital menurut rentjana tertentu, dimana pelaksanaannja didjalankan mengingat keadaan dan keuangan negara". Perhatikanlah: ,,mengingat keadaan"! Perumusan karet jang sudah terlalu kita kenal, dan jang didalam praktek biasanja berarti nol besar! Kita ingat sadja sikap Masjumi terhadap tambang minjak Sumatera Utara !


Masjumi mengadjukan sembojan ,,Menjesuaikan undang² agraria dari djaman kolonial dengan kepentingan masjarakat". Perhatikanlah: ,,menjesuaikan"! Bukannja mengganti, bukannja merombak, melainkan,,menjesuaikan". Se-olah² jang kolonial itu bisa disesuaikan dengan jang nasional !


Masjumi mengadjukan sembojan ,,Menjederhanakan sistim padjak jang ada". Perhatikanlah: ,,menjederhanakan !" Menjederhanakan itu belum tentu berarti meringankan ! Bisa djuga sebaliknja ! Demikianlah djika kita teliti sembojan² Masjumi. Memang digunakan sembojan² jang muluk2, tetapi maksudnja samasekali tidak muluk.


Apa jang sebetulnja dikehendaki Masjumi?


Untuk membelokkan perhatian, siaran Masjumi itu menuduh kaum Komunis ,,tiada dapat membuat lain dari menurut perintah jang datang dari Moskow". Tetapi tuduhan ini bukan hanja murah, tuduhan ini djuga basi. Van Mook dan Van der Plas, djendral Eisenhower dan Tjiang Kai-sjek sudah sedjak lama me-nuduh² kaum Komunis berbuat ,,menurut perintah Moskow". Dan siapa jang tidak tahu akan kepalsuan² tuduhan Van der Plas dan sebangsanja! Sebaliknja, bukankah Moh. Natsir jang pada tgl. 2. Oktober 1948, ketika ia Menteri Penerangan kabinet Hatta, diatas majat pemimpin² buruh jang ditembaki sonder proses, menerangkan bahwa kabinet Hatta dan Masjumi akan lebih berorientasi ke Barat, chususnja ke Amerika"? Bukankah Masjumi jang mau menjelundupkan MSA-Amerika ke Indonesia? Bukankah Masjumi jang menjetudjui embargo Amerika dan SEATO-Amerika? Lebih² lagi. Didalam ,,Tafsir Azas Partai Masjumi" dinjatakan terus-terang bahwa negara jang di-tjita²kan Masjumi jalah jang memakai sistim Amerika.


Untuk membelokkan perhatian, siaran Masjumi mengatakan bahwa ,,KMB sebenarnja adalah hasil dari perbuatan tangan berdarah PKI sendiri. Keadaan jang timbul karena keganasan dan kekedjaman pemberontakan komunis di Madiun itulah, jang menimbulkan garis tracee baru dalam perdjuangan bangsa Indonesia". Bagus benar! Djadi menurut Masjumi KMB itu bikinan PKI? Karena Peristiwa Madiun? Tetapi soal Peristiwa Madiun tambah hari sudah tambah tersingkap tabirnja, tambah hari sudah tambah terang. Tidak hanja ,,Buku Putih tentang Peristiwa Madiun", tetapi djuga pembelaan D.N. Aidit dimuka pengadilan Djakarta, ketika dia menggugat Peristiwa Madiun, membukakan kenjataan² mengenai Peristiwa Madiun setjara begitu djelas dan begitu mejakinkan, sehingga bagi umumpun mendjadi terang, bahwa PKI lebih berhak menuntut daripada di-tuntut. Mengenai Peristiwa Madiun ini pemimpin² Masjumi tidak pernah keluar dengan kenjataan² atau fakta², mereka selalu datang dengan tjutjimakian, dengan fitnahan. Kalau mereka merasa tidak bersalah, mengapa ,,Buku Putih" dan gugatan Aidit sampai sekarang tinggal tidak terdjawab? Tidak sanggup, tidak mampu, atau karena ,,Buku Putih" memang tidak mungkin didjawab? Enak sadja mereka katakan KMB itu bikinan PKI! Tetapi baiklah kita setudjui pernjataan mereka memang, karena Madiunlah maka ada KMB. Lebih2 lagi: Madiun itu diadakan djustru untuk mengadakan KMB! Dan siapa jang mengadakan Provokasi Madiun? Toh Masjumi! Masjumi, jang ber-sama² dengan wakil2 impérialis berkomplot di Sarangan !


Tetapi apa jang sebetulnja dikehendaki Masjumi, sudah diterangkan oleh siaran Masjumi itu sendiri. Masjumi mengkal bahwa Pemerintah Ali-Arifin ,,tetap dapat berdiri" karena dipertahankan ,,mati2an" oleh PKI. Artinja, Masjumi ingin supaja Pemerintah jang dalam beberapa hal madju ini diganti dengan Pemerintah jang dalam semua hal tidak madju, Pemerintah jang reaksioner, Pemerintah Masjumi. Masjumi djuga mengkal karena KMB dinamakan ,,pokok pangkal kesengsaraan rakjat". Artinja, Masjumi memang mati²an mempertahankan KMB.. sesuai dengan kepentingan mereka mengembalikan tanah² kepada onderneming2 asing, mengembalikan tambang minjak Sumatera Utara kepada BPM, pendeknja mengembalikan hidup sorga bagi imperialisme Belanda di Indonesia. Siaran Masjumi itu memilih sebagai kepala untuk bab ke-10nja kalimat jang ditekankan: ,,Bukan soal KMB, tapi soal komunis hendak berkuasa". Padahal, apakah KMB itu? Hak2 istimewa bagi imperialisme Belanda di Indonesia! Apakah kaum Komunis Indonesia itu? Sebagian dari kekuatan didalam persatuan nasional Indonesia! Djadi, bagi Masjumi soalnja bukan menentang kekuatan Belanda, melainkan menentang kekuatan Indonesia! Ini sesuai benar dengan pernjataan pemimpin2 Masjumi bahwa musuh mereka nomor wahid jalah kaum Komunis, dan bukan kolonialisme Belanda


,,KMB ini didjadikan bulan²an dan dipropagandakan sebagai sumber segala kemelaratan jang ada di Indonesia", kata siaran Masjumi itu. Siaran itu kemudian mengatakan bahwa KMB ,,hendak menjelamatkan perdjuangan bangsa Indonesia"! Bukankah suara ini presis seperti suara tuan Drees atau tuan Romme ?

Lalu siaran Masjumi itu menggerutu karena barang siapa jang tidak mau membubarkan KMB di-maki² sebagai agen imperialis". Lihatlah: mati²an membela KMB — inilah jang dikehendaki oleh Masjumi!


Kalahkan Masjumi! Pilihlah PKI dan partai-partai demokratis lainnja!


Sifat2 pokok apa jang kita djumpai didalam siaran ,,Pusat Komite Aksi Pemilihan Umum Masjumi" jang berkepala ,,Waspadalah Menghadapi Pemilihan Umum itu ?


Pertama, bahwa dia tidak anti Belanda, tidak anti kolonialisme. 70% dari siaran jang 32 halaman itu dipakai untuk mem-fitnah2 PKI, tetapi tidak satu patah kata pun ditulis tentang Belanda, tentang kolonialisme, apalagi.tentang melawan Belanda, melawan kolonialisme. Kedua, bahwa dia tidak anti DI-TII, tidak anti gerombolan2 subversif. Tidak sedikit dari siaran itu dipakai untuk men-djelek²kan Pemerintah Republik, tetapi tidak satu patah katapun ditulis tentang DI-TII, tentang gerombolan2 subversif anti-Republik.


Ketiga, bahwa dia anti semua jang demokratis. Hanja PSI sadjalah jang diantara partai2 Indonesia tidak ditentang oleh siaran itu. Tiap² orang oleh siaran Masjumi itu dikatakan ,,WADJIB memilih hanja tjalon² Islam", jang berarti ,,tjalon2 Masjumi". Djelaslah, bahwa tidak hanja tjalon2 Komunis, tetapi djuga tjalon² Nasionalis, tjalon² Protestan, tjalon² Katolik tidak boleh dipilih oleh Masjumi. Djuga tjalon² partai² Islam jang demokratis, seperti Perti, PSII, NU dll. menurut Masjumi tidak boleh dipilih, karena Masjumi mengandjurkan pilihlah tjalon² Masjumi" sadja. Masjumi djuga menentang kaum jang ,,netral agama", dan semua orang tahu bahwa jang dimaksudkan Masjumi dengan golongan ini jalah kaum Nasionalis, partai Nasionalis.


Tidak anti Belanda, tidak anti gerombolan subversif, tidak anti PSI, tetapi anti semua jang demokratis, anti inilah semua partai2 dan golongan demokratis — inilah Masjumi.


Dan Masjumi tidak hanja mati'an mempertahankan Republik KMB, Masjumi djuga mau mengganti Republik Indonesia jang berpandji Merah-Putih, berhimne ,,Indonesia Raya" dan berlambang ,,Bhineka Tunggal Ika" ini. Siaran Masjumi itu terus-terang mengatakan bahwa kalau Masjumi memegang pemerintahan ,,Republik Islam Indonesiapun akan mendjelma dengan sendirinja". Artinja, kalau Masjumi memegang pemerintahan, ,,Republik Islam" jang sudah diproklamasikan Kartosuwirjo akan meluas keseluruh Indonesia ! Mengingat, bahwa tjalon² Masjumi terdiri a.l. dari Moh. Natsir, tukang larangan mogok, Sukiman, tukang Razzia Agustus, Sjafruddin Prawiranegara, tukang gunting uang, Moh. Roem, tukang traktor maut, Jusuf Wibisono, tukang bela embargo, Kasman Singodimedjo, tukang bela DI, maka djelaslah betapa benarnja ,,Manifes Pemilihan Umum PKI" jang memperingatkan djangan diserahkan pimpinan pemerintahan kepada Masjumi, karena memilih Masjumi berarti ,,bahwa gunting uang akan kembali lagi, larangan mogok akan kembali lagi, Razzia Agustus . . . akan kembali lagi, DI-TII makin mengganas, harga barang makin meningkat dan harga karet tambah merosot".


Oleh sebab itu, sesudah keluarnja siaran Masjumi jang kita bitjarakan ini, lebih daripada di-waktu² sebelumnja, Rakjat Indonesia tentu semakin menjedari lagi, betapa besarnja bentjana jang akan timbul, djika Masjumi menang dalam pemilihan umum nanti.


Demi kepentingan Republik dan Rakjat Indonesia, demi kepentingan demokrasi, kemerdekaan dan perdamaian, kita ulangi seruan kita didalam ,,Manifes Pemilihan Umum PKI":


Bersatu, menudju kekotak pemilihan untuk mengalahkan Masjumi-PSI !

Bersatu, menudju kekotak pemilihan untuk memilih PKI dan partai2 demokratis lainnja!

Karya ini berada pada domain publik di Indonesia karena penciptanya telah meninggal dunia lebih dari 70 tahun yang lalu atau dipublikasikan pertama kali lebih dari 50 tahun yang lalu. Masa berlaku hak cipta atas karya ini telah berakhir. (Bab IX UU No. 28 Tahun 2014)