Halaman:Wayang Cina - Jawa di Yogyakarta.pdf/22

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

"Selain jang tersebut diatas itu maka pada masa sebelum Perang Dunia II, di Jogjakarta terdapat wajang jang disebut POTEHI (mirip wajang Tionghoa) jang pemah dipertontonkan dalam bahasa daerah dengan iringan gamelan Slendro serta mengikuti tehnik wajang-purwa".

C. Penyebaran

Mula-mula ruang lingkup penyebaran wayang Cina Jawa sebagai suatu bentuk pertunjukan, hanya terbatas dalam lingkungan masyarakat Cina, terutama golongan Peranakan. Rupanya lakon merupakan faktor utama yang menjadikan pertunjukan itu disukai mereka. Sebab semua lakon yang disajikan, merupakan gubahan dari perbendaharaan folklore Cina kuna yang sudah populer di kalangan orang-orang Cina perantauan dan orang-orang keturunan Cina di Nusantara. Penyajian lakon-lakon yang mengingatkan orang-orang Cina dan keturunan Cina kepada "negeri leluhur" itulah, yang membuat mereka merasa akrab dengan pertunjukan wayang Cina - Jawa. Penggunaan bahasa Jawa, cara penyajian dan iringan gamelan serta lagu-lagu Jawa dalam pertunjukan itu, bukanlah sesuatu yang asing bagi mereka yang sejak bayi hingga dewasa tinggal di Jawa, khususnya di Yogyakarta. Bagi mayarakat Cina, khususnya golongan Peranakan, pertunjukan wayang Cina - Jawa itu, komunikatif. Artinya, mudah diikuti, mudah dimengerti dan dinikmati sebagai suatu bentuk hiburan yang benar-benar mengesankan.
Dalam perjalanan masa, ruang lingkup penyebaran wayang Cina - Jawa itu, tidak lagi terbatas hanya di kalangan masyarakat Cina saja, tetapi meluas sampai di kalangan masyarakat umum. Para priyayi dan penduduk kampung biasa, tak sedikit yang minta agar wayang Cina - Jawa itu dipergelarkan di depan rumah mereka. Baik untuk memeriahkan sesuatu pesta keluarga, maupun untuk kaulan. Bahkan pemah pula dipergelarkan untuk upacara ruwatan[1] yang diselenggarakan oleh suatu keluarga Jawa.[2]
Masyarakat Jawa di Yogyakarta, ikut menyukai pergelaran wayang Cina - Jawa itu, karena hampir segala sesuatunya tak berbeda

  1. Lihat Daftar Kata dan Istilah.
  2. Keterangan lisan dari Gani Lukito

15