Halaman:Wawacan Gandasari.pdf/94

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

81

Kemudian ajaran tasawuf yang heterodoks lebih berkembang di negara yang menerima Islam sebagai ajaran agama dan peradabannya.

4.3 Bentuk Penyajian Teks Wawacan Gandasari

Ada hal yang perlu dikupas terlebih dahulu sebelum meninjau lebih lanjut mengenai unsur-unsur tasawuf dalam Wawacan Gandasari (selanjutnya disingkat WG) ini, yakni sekilas mengenai istilah wawacan itu sendiri dalam khazanah susastra Sunda. Secara historis, wawacan sebagai salah satu bentuk karya sastra masuk ke dalam khazanah susastra Sunda diperkirakan pada pertengahan abad ke-17, dibawa oleh ulama Islam melalui pesantren dan kaum bangsawan (Ajip Rosidi, 1966: 12). Hal ini dapat dimaklumi, sebab agama Islam pada waktu itu dianggap sebagai agama baru dan banyak penganutnya. Pada zaman Mataram, banyak orang Sunda terutama dari golongan bangsawan dalam rangka keperluan birokrasi pemerintahan pulang-pergi ke sana, yang secara tidak langsung membawa pengaruh terhadap khazanah susastra Sunda, dalam hal ini yaitu wawacan, walaupun dalam beberapa hal tertentu terdapat modifikasi.

Wawacan sebagai salah satu jenis karya sastra Sunda, dari segi bentuknya adalah semacam hikayat (Melayu) yang ditulis dalam puisi tertentu yang dinamakan dangding, dan dengan kata lain ialah sebagai cerita panjang yang digubah menurut aturan pupuh (Ajip Rosidi, 1966: 112; Yus Rusyana, 1981: 111), sehingga secara umum wawacan adalah jenis (genre) sastra Nusantara yang khas dan di dalamnya aspek tulisan dan lisan menjadi padu. Artinya , wawacan yang ditulis dalam bentuk terikat (dangding) itu, baru dapat dinikmati penuh dan utuh lewat aktualisasi lisan dalam bentuk pembacaan melalui penembangan. Penembangan tersebut senantiasa didasarkan kepada corak dangding, yang secara konkret diwujudkan dalam pupuh, dan setiap pupuh itu memiliki karakter dan suasana tersendiri.

Adapun, nama-nama pupuh yang digunakan dalam teks WG, dari 17 nama pupuh yang dikenal temyat a hanya 9 pupuh yang