Halaman:Warisan Seorang Pangeran 01.pdf/26

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

leng, sudah lantas bertindak, Waktu suatu pasukan polisi dan tentara dikirim ke Peng-san-tjoen, Kok Ban Tjiong lantas diangkut, untuk ditahan.

Ban Tjiong tidak melawan, ia tjuma menjangkal dan mohon pertolongan.

„Biarlah aku pergi kekota untuk berurusan dengan tiekoan!“ kata Djie Ie.

„Djangan sembrono“, Tie Tiauw Lan mentjegah.

Njonja Kok djuga tidak setudju melawan dengan tjara keras. Ia ingin kirim orang jang bisa bitjara dengan tiekoan (tjamat), supaja suaminja dibebaskan.

Ang Soe Sioe muda dan keras hati, akan tetapi ia djuga berpendapat djangan lawan keras dengan keras.

„Mari kita tjoba tjari orang perantara“, berkata Mauw San Tjit Yoe jang nomor dua, ialah koan-tjoe atau imam dari kuil Hian Hie Koan di Kouw-sie-po. Ia bernama Lauw Hay Djiak. Aku punja sanak pernah ko-thio, seorang she Tong lepasan Siang-sie, „jang tinggal di Kangleng. Kalau ia suka membantu, harapannja besar“.

Pikiran ini disetudjui, lalu Hay Djiak diminta bekerdja.

Esok harinja Lauw Hay Djiak berangkat ke Kangleng, sedang Tjit Yoe jang ke-enam, jaitu Bek-Kie-lin Yo Kong Tie, si Kielin Hitam, dengan membekal uang, pergi kekantor tiekoan Kie-yong, guna mendajakan pembebasan Ban Tjiong dan supaja selama ditahan, kakak itu tidak mengalami gangguan.

Tapi kenaasan tidak berhenti sampai disitu. Ibu Ban Tjiong Jang sudah tua dan sakitan, jang baru sadja mengalami kaget, mendjadi sangat berduka karena puteranja dapat perkara dan ditahan. Ia tidak kuat menahan dukanja, dan sebelum sampai Ban Tjiong dapat ditolong, ia telah menutup mat. Karenanja, disamping repot dengan perkabungan, orang terus berdaja.

Mengesankan sekali adalah sikap semua tetangga Kok Ban Tjiong, dengan dikepalai beberapa orang. Mereka itu sudah memberikan bantuan, lantas dengan djalan menulis surat kepada pembesar negeri menuturkan, bahwa Kok Ban Tjiong adalah penduduk baik², dan benterokan dengan Thio Tiansoe disebabkan karena tiansoe itu bertindak terlalu keras, sampai karencnja ibu Ban Tjiong meninggal dunia.

Tiekoan dari Kie-yong telah terima uang seribu limaratus tail dari keluarga Kok, iapun lihat urusan djadi berubah hebat, maka

23