Halaman:Warisan Seorang Pangeran 01.pdf/15

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Tjiong, Ia pulang dengan ter-buru², la membawa uang sepuluh tail perak. Djadi ia tidak pergi setjara sia² belaka, Ia heran mendapatkan Lioe Hong Hoa berada dirumahnja bersama banjak tetangganja. Ia mendjadi terlebih heran tak melihat njonja mantunja serta tjutjunja.

,,Dimana A Hong dan Mauw Mauw ?” tanjanja.

,,Mereka pergi untuk menemui anakmu, jang katanja hendak dibawa ke Kangleng”, djawab seseorang, jang pun mendjelaskan— bagaimana perginja mantu dan tjutju itu.

,,Njonja tua itu berhati sangat baik”, Kwee Liok memudji ibu Ong Kam-seng apabila ia sudah dengar keterangan tetangganja itu.

,,Sekarang baik kau lekas menjusul kekota untuk menemukan 7 anakmu”, kata seorang tetangga lain.

,,Lebih baik kau tunggu sadja”, seorang lain memberi nasehat. Oleh karena ia sudah mempunjai uang, Kwee Liok pikir lebih baik ia pergi kekota, Ia harap dapat bertemu dengan orang jang suka membantu padanja, agar anaknja diberi kembali kemerdekaannja. Ia anggap lebih tjepat lebih baik untuk menolong anaknja itu. Hanja ia berduka tak ada kereta untuk dipakainja kekota.

Selama itu Lioe Hong Hoa duduk diam sadja mendengar orang bitjara. Ia agaknja lagi berpikir; waktu kemudian dengar putusan Kwee Liok itu, baru ia berbangkit.

,,Akur, kau memang harus pergi!” katanja, ,,Tjouw Po lagi sempat, biar dia menunggang kuda mengantarkan kau kekota. Sekarang kau berkemaslah dia menjamper kau. Saudara², sekarang silakan kamu tinggalkan tempat ini, tunggu sampai empé Kwee pulang, baru kamu berkumpul pula akan dengar bagaimana djalannja urusan”.

Se-olah² dia wakilnja Kwee Liok, Hong Hoa minta tetangga*nja pulang. Ia sendiri lantas berdjalan pergi, guna memberikan titahnja kepada Tjouw Po, katjungnja.

Kwee Liok tidak dapat memperhatikan sikap Lioe Siangkong itu. Ia terbenam dalam pikiran katjau. Ia tidak usah menanti lama kembalinja Hong Hoa bersama Tjouw Po dengan Tjouw Po menuntun kudanja jang berbulu putih bagaikan saldju.

,,Sekarang lekaslah berangkat !” Lioe Siangkong mendesak. Kwee Liok hendak menguntji dulu pintu rumahnja.

,,Tak usah !” kata siangkong itu, hingga Kwee Liok mendjadi heran.

12