„Sederhana sekali. Langsung pergi kekota, apa sadja disana pasti dapat dengan mudah".
Dan sepuluh menit kemudian kedua orang itu sudah menudju kota. Seperti dalam mimpi sadja rasanja mereka berlenggang memasuki keramaian itu. Kalau mula² turun dari kapal dengan berpakaian perlente dan sebagai pelantjong biasa, maka pagi itu pakaian mereka lebih buruk dan kumal lagi dari buruh² kasar jang banjak bergelandangan disana.
Disebuah kios Lynch membeli beberapa helai suratkabar untuk mengetahui peristiwa terachir dari sekitar kota itu. Dan ia terpaku ketika matanja tertumbuk pada sebuah iklan mengenai „Kapal² jang berangkat dimana dibawahnja tertulis „Browne, njonja Berinice Endicott, dengan Ss. Princess Elizabeth ke New York".
„Sukur dia telah pergi", sahut Deane jang turut membatja.
„Ja. Dan ini ada lagi".
Deane mengalihkan perhatiannja dan membatja sebuah berita lainnja jang berbunji:
Berita kepulisian.
„Satu patroli polisi dibawah pimpinan Inspektur Lenley kemarin sore telah melakukan pemeriksaan disekitar rawa Caroni dalam usahanja mentjari dua orang laki² bernama Lynch dan Deane. Kedua orang itu diduga telah melakukan pentjurian perhiasan² dalam salah satu hotel dikota ini. Pada fihak kepulisian dilaporkan bahwa kedua orang itu paling achir disinjalir berada disekitar rawa, tapi sampai berita ini ditulis pentjarian itu belum mentjapai hasil jang diharapkan".
„Bert, apakah artinja ini?" tanja Deane menoleh pada Lynch.
„Nanti kita ketahui. Tapi masih ada lagi jang mungkin menarik perhatian engkau", djawab Lynch sambil menundjuk kedalam sebuah iklan kematian jang tertulis beberapa nama :
Aberthny, H.B.
Graham, George
Pondage, Hassan.
„Terusterang sadja Robby, ruangan iklan jang ketjil inilah jang bagkiu paling menarik".
94