njapkan kami setjepat-tjepatnja. Inilah sebabnja Georgia, mengapa kau harus menolong kami, untuk keselamatan kami dan supaja kami bisa menolong ajahmu”.
„Ja, begitulah persoalan sebenarnja, nona!” Lynch mentjampuri pembitjaraan. „Sekarang saja tahu, bagaimana tjandu didatangkan kepulau ini, tapi bukanlah berarti penjelidikan kami sudah berachir. Saja masih harus tahu siapa jang menerima tjandu itu dikota dan siapa² lagi orangnja jang mendalangi penjelundupan ini Dan jang lebih penting lagi, saja punja kepertjajaan bahwa tersingkapnja tirai jang menjelubungi peristiwa pembunuhan terhadap Gubernur Bronson dulu, akan berarti pula berhasilnja tugas jang sekarang saja lakukan. Inilah sebabnja, mengapa kami terpaksa mentjampuri ajah nona”.
Georgia menggelengkan kepalanja: „Ini dapat kami terima. Tapi djalan apa jang akan tuan tempuh untuk menjelesaikan persoalan jang sudah berumur tigabelas tahun ini ?”
„Nona Cassel, saja punjai kejakinan bahwasanja djedjak jang saja tempuh sampai sekarang ini tidak meleset. Karena itu tolonglah kami keluar dari tempat ini, jang berarti pertolongan bagi ajah nona, saja sendiri dan............ dia, satu-satunja orang jang nona tjintai!” sahut Lynch sambil menundjuk pada Deane.
Baik Deane maupun Georgia mendjadi merahpadam. Terutama Deane jang mungkin karena marah. Dengan bibir dikatupkan erat² dia menatap kawannja itu. Meski begitu Lynch tetap tenang.
Tidak Robby, sebaiknja kau djangan bantah² dulu. Nona Cassel sendiri akan tjukup mengerti, bukankah begitu nona Cassel?”
„Entahlah”, djawab Georgia masih tersipu-sipu.
„Ah, djanganlah berpura-pura begitu”, sahut Lynch lagi setengah bergurau. Aku jakin bahwa tuan Deane ini terlalu memikirkan keselamatanmu. Dan kalau ada perasaan² tersembunji pada kalian, mustahillah kalau nona memungkiri perasakan itu dengan membiarkan kami diburu-buru bahaja”.
Mendengar ini Georgia tertunduk. Kata² Lynch itu bagi ga-
89