Namun begitu, sekalipun sampai saat ini peristiwa itu hampir dilupakan orang, selama aku bekerdja perhatianku tertarik oleh alasan² tertentu jang menurut hematku sebab-musabab dari pembunuhan terhadap Gubernur itu sedikit banjak ada sangkut-pautnja dengan apa jang sedang kuhadapi sekarang.
„Rawa Caroni........."
„Sampai disini tjatatan² itu berachir. Dan sisanja tentu ada pada sipembunuh Graham", kata Lynch sambil menatap pada rekannja. Dan Deane sendiri tampak berpikir.
„Rawa Caroni ! Kebetulan sekali", kata Deane kemudian.
„Kebetulan? Tidak bisa kebetulan Rob! Grahampun memang anak tjerdik".
Tapi Deane masih belum mengerti.
„Djadi, kau jakin akan bisa menjingkapkan rahasia ini Bert?"
„Ja, jakin seperti jakinnja dua kali dua empat".
„Dan rentjanamu sekarang?"
„Tentu sadja menjel diki rawa Caroni".
„Dan peristiwa Graham, apakah akan kau biarkan begitu sadja ?"
Lynch mengumpulkan lembar² tjatatan Graham itu tanpa menghiraukan Deane, kemudian dibakarnja hela demi helai. Baru sesudah lembaran² itu dimakan api semuanja dia bersandar lagi didinding.
„Sementara ini biar sadja", katanja mendjawab pertanjaan Deane paling achir.
„Apa?", tanja Deane tidak mengerti.
„Soalnja begini: Dari pengalamanku, pembunuhan seperti jang terdjadi atas diri Graham itu sukar sekali pemetjahannja. Djadi aku tidak bisa begitu sadja memulai. Sebagaimana kau tahu, Graham diserang dengan mendadak, meninggal dan penjerangnja lenjap tanpa meninggalkan djedjak ketjuali djambul burung berwarna merah itu. Kedua, persoalannja sudah ada ditangan jang berwenang. Kau sendiri tjerita bahwa polisi berusaha merahasiakan peristiwa ini. Dan ini dapat kufaham. Ribut² malah akan menjebabkan pemeriksaan lebih
39