jang kami terima, djam delapan lebih sembilanbelas tadi pagi anda telah mengirimkan sebuah bungkusan dengan alamat njonja B.E. Browne di Greenwich, Conneccticut. Betulkah itu?”
Pertanjaan ini benar² mengedjutkan Deane. Dan baginja tiada djalan lain ketjuali mengaku dan diapun mengangguk.
Inspektur Lenley menjandarkan badannja dikursi.
„Doctor Deane, tentunja tuan tidak akan berkeberatan untuk mengatakan apakah isi bungkusan itu !”
„Tentu sadja tidak”, djawab Deane. „Isinja tjuma sebuah buku jang saja tulis sendiri dan saja kirimkan buku itu setelah saja bubuhi tandatangan saja sebagai hadiah langsung kealamat njonja Browne”.
„Wah, menarik sekali keterangan anda ini”. kata Ispektur itu dengan ketawa dibuat-buat. Kemudian dengan senjum sinis dia berkata :
„Doctor Deane, djanganlah anda menjalahkan kami kalah saja tidak begitu sadja mempertjajai keterangan anda itu”.
Dan Deane tjuma mengangkat bahu. „Tuan ada hak untuk pertjaja atau tidak”, katanja.
„Sebab itulah tuan Deane, saja tidak ada pilihan lain. Kepada fihak atasan saja akan minta perintah untuk menahan tuan. Dan bungkusan jang tuan kirimkan tadi terpaksa akan kami sita. Djam enam nanti, perintah itu akan saja terima”.
Seperti tak atjuh Deane melihat kearah djam didinding jang menundjukkan djam tiga lebih duapuluh menit.
„Dan sementara duapuluh menit.
„Dan sementara itu?” tanjanja pada Lenley.
Dengan sopan Inspektur Leniey menuding kearah pintu.
„Saja harap tuan memaafkan saja, karena saja sibuk sekali”.
Deane mengangguk. Dan sesaat kemudian diapun sudah ada didjalan, menunggu perintah penahanan terhadap dirinja.
Dengan fikiran katjau dia berdjalan menudju taman Woodfort dan duduk diatas sebuah bangku.
„Masih ada waktu duasetengah djam lagi”, pkirnja. „Dan sekalipun sekarang berada diluar, tapi setiap saat Lenley bisa
32