Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/260

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

260

loe ditjobanja akan memperbaiki pemeliharaan tanam- tanaman dan tjara memoepoeki tanah itoe.

Maka adalah sebagai kebiasaan bagai Tek Lie sekali seboelan pergi ke Betawi akan mentjahari perobahan. Kehidoepan ditanah itoe tiadalah ragamnja. Siang bekerdja atau berboeroe, malam membatja soerat kabar dan boekoe- boekoe sebeloem tidoer. Demikian teroes sehari-hari. Soedah tentoe ia kadang- kadang merasa bosan. Maka merasalah ia bahwa pada hidoepnja ada soeatoe tempat jang kosong jang haroes dipenoehi, jaitoe perempoean jang mendjadi teman dalam kehidoepan.

Apabila ia merasa kebosanan itoe, pergilah ia ke Betawi. Disana ia mempoenjai roemah sendiri. Temannja di-Betawi tiada koerang, karena meréka itoe poen sering djoega mengoendjoengi roemah Tek Lie ditanahinja itoe, oempama hari Minggoe, kalau meréka itoe hendak pelesir keloear kota atau berboeroe.

Meskipoen ia merasa bahwa kepelisiran dikota itoe tiada djoega memenoehi hatinja, ia tiada dapat menahani hatinja. Melahan makin sering lagi ia pergi ke Betawi, karena pertjintaannja dengan Noni djantoeng hatinja itoe. Benar ia tiada dapat melihat anak itoe tiap-tiap hari, tetapi perasaan, bahwa jang ditjintainja itoe tiada djaoeh dari dia, adalah menawari hatinja jang rindoe itoe.