Halaman:Tjinta dan Hawa Nafsoe.pdf/176

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

176

itoe. Bagaimana besar si Ani akan pemberian itoe boekan boeatan. Sebenarnja soedah lama ia ingin akan dia, tetapi tiada berani ia memintanja. Akan mengambil diam-diam, sebagai dilakoekan beberapa orang gadjian, tiada sampai hatinja.

„Hari ini soedah moelai dingin, baiklah kita masoek kedalam,”katanja, setelah ia sampai di roemah.

Soerdjima tiada menjahoet. Ia menarik tangan si Ani soepaja anak ini datang dekat. Kemoedian ia memeloek anak itoe.

„Moga-moga engkau hidoep dengan selamat”, katanja seraja ia mentjioem pipi anak dara itoe. Si Ani merasa, bahwa peloek dan tjioem ini mempoenjai arti. Ia menoenggoe, kalau-kalau iboenja itoe berkata lagi. Akan tetapi soeatoe poen tiada didengarnja, hanja air mata jang dingin jang bertjoetjoeran keatas moekanja. Ia poen mengertilah akan peloek kekasihnja itoe. Tiadalah dapat ia lagi menahan tangisnja. Sebentar itoe maka ia poen menangis tersedoe-sedoe, sambil ia mendekap badan orang sakit jang koeroes itoe. Adalah ia seolah-olar berkata. „Djangan, djangan. Djanganlah tinggalkan saja”.

„Diam, diamlah Ni. Djanganlah kita terlaloe menjoesahkan jang akan datang. Boekanlah kita jang mengatoer nasib kita. Oléh sebab itoe seba-