Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan atawa Sapoeloe Pil jang moestadjeb vol 15-21.pdf/107

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 1200 —

poenja diri atawa familie. Dari itoe, tjepetlah kau poelangken itoe oewang padanja; ia sendiri maoe dapet kasenangan ia moesti kerdjaken itoe perkara......."

„Hm, kau taoe apa!" menjentak Bauw Hian Djoesta sekali kaloe kau bilang perboeatan djahat di bales djahat dan perboeatan baek di bales baek! Denger akoe kasi taoe, di kampoeng Lam Tjhung Li ada saorang she Thio jang pendoedoek di sana pandang ia ada saorang djahat; mentjoeri, memboenoe dan bakar roema orang itoe ada ia poenja pakerdja'an jang paling di teroetamaken, tapi kenapa sekarang ia djadi saorang hartawan besar? Laen dari itoe ada bebrapa orang jang akoe dapetken sering berboeat perkara baek, mengamal pada orang-orang miskin dan sebaginja, tapi kamodian hari djadi melarat, idoep tiada mati tiada! Ini semoea kau bisa liat dan soenggoe kliroe kaloe kau ambil peroepamaän begitoe matjem!"

„Allah poenja pembalesan tiada bisa di liat seperti pakerdjahan menoesia, inilah swamikoe djangan sala mengartí," kata Tjhia Si jang saboleh-boleh memboedjoek soepaja lakinja djangan toeroetitoe prentahan kedji. „Di doenia orang tiada rasaken pembalesan-pembalesan atas ia poenja" berbagi-bagi perboeatan jang kedjem, tapi di...."

„Oh, di acherat kau maoe bilang brangkali!" kata Bauw Hian sembari tertawa. „Ah, soeda,