Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan.pdf/518

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 1079 —


la boeroe-boeroe berloetoet seraja berkata:

„Boekan sekali-kali hamba tiada menoeroet dan banta Nio-nio poenja kahendak, dari sebab hamba soeda dipertoendangken pada laen orang, ini membikin halangan boeat hamba poenja diri."

„Angkau soeda dipertoendangken sama siapa?" menanja Ang Hong Houw.

„Hamba soeda dipertoendangken pada Kou In Liong Kongtjoe, poetranja Han Lim di Djin Ho Koan. Padanja hamba soeda bersoempa boeat idoep sebagi laki istri" saoet In Liong.

„Oh, begitoe!" kata Ang Hong Honw: „Dan akoe nanti prenta orang pergi tjari di mana adanja kau poenja toendangan, kaloe ketemoe boleh lantas menika di sini."

Orang moeda kita membilang trima kasi.

Demikianlah sedari itoe tempo In Liong telah tinggal dalem astana dari keradjaän Pak Hoan. Itoe Ang Hong Houw sekalipoen ada prempoean asing tapi ada toeroenan orang bangsawan di sana ia mengarti baek dalem hal soerat menjoerat dan setiap hari bertjampoer gaoel pada anak poengoetnja, jang djoega haroes dibilang boekannja orang renda pengartiannja.

Semingkin keras pergaoelannja sama Ang Hong Houw, samingkin keras In Liong djaga dirinja, soepaja resianja, tiada terboeka dan diketahoei oleh itoe Permisoeri.