Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan.pdf/493

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 1054 —

tetapi apa djadinja sekarang . . . . . istri soeda tinggalken akoe dalem kasedian. Anak jang satoe ilang blon dapet di tjari, sekarang satoe lagi tiada ketaoean ada di mana .... oh, . . . . .”

Ini orang bangsawan tiada sanggoep tahan rasa sedi jang menjerang hatinja di itoe waktoe, maka ia lantas menangis tersedoe-sedoe. The Koen, Nio Si dan An Gin poen toeroet menangis, tapi ini tiga orang, swami-istri dan anak, dengen berbagi-bagi perkataän hiboerken hatinja itoe orang bangsawan.

Demikianlah soeda terdjadi dengen perdjalanannja The Koen dari Gie Jang ka Leng Lam, di mana ia soeda sampe dan bertemoe pada madjikannja, jang ia djoengdjoeng tinggi seperti ajahnja sendiri. Sekarang kita tinggalken itoe toean dan boedjang jang soeda berkoempoel satoe dengen laen, sebaliknja kita liat pada Kou Kongijoe, jang kita telah tinggalken padanja dalem keadaän jang menakoetin.

Dari sebab kwatir itoe doea orang djoega ada sebangsa dengen kawanan ketjoe, maka pada itoe hari In Liong lari teroes, dengen tiada ambil perdoeli orang poenja prenta boeat ia menoenggoe di sitoe. Tapi dalem hatinja ini orang moeda tiada oeroeng bersoekoer pada itoe doea orang, kerna kaloe tiada ia-orang, nistjaja dirinja kena tertawan oleh itoe orang orang jang menge-