Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan.pdf/208

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 769 —

oleh kerna roepa dan paras moekanja soeda beroba begiloe banjak. Menginget, begimana Ko Kong itoe seeda blasan taon memboeang tenaga boeat goena negri, sampe kamodian boeat itoe semoea ia dapetken gelaran jang begitoe moelia, ini pembesar djadi mengela napas, hakim begimana ini orang besar soeda di bikin sebagi persakitan dari lantaran penoedoean jang boekan-boekan.

Aken tetapi, sebagi hakim jang di wadjibken preksa ini perkara, Souw Gie-soe merasa perloe aken ambil tindakan atas ia poenja kewadjiban. Tapi diam-diam hatinja meminta dan berdo'a, soepaja ini orang bangsawan bisa dapetken penjaoetan serta oendjoek boekti-boekti jang paling terang, agar dirinja bisa terbebas dari segala toedoean. Djoega ia mengharep, soepaja itoe generaal poenja pikiran dan tiada djadi djenga kaloe sebagi hakim ia haroes bikin pepreksa'an sebagimana patoet, tiada pandang sanak soedara atawa sobat ande.

Pepreksaa'n lantas di moelai: „Sepandjang apa jang soeda berdjalan njatalah haroes di bilang Ko Kong ada sala satoe ponggawa jang paling troetama dalem karadjaän," begitoelah Souw Gie-soe moelai dengen perkata'annja. „Bilang blas taon lamanja kau beroembang-ambing dalem doenia peprángan; berpoeloe dan bratoes bahaja maoet selama itoe kau hadepin, tapi itoe