Manuel saja suruh untuk berhubungan dengan Haris setjara rahasia sekali. Dan djalan² jang saja tentukan kelak dalam perampokan, sementara itu Han Ping Lok harus ditangkap.
Dalam 24 djam selesailah rentjana² Haris melalui Manuel setjara rahasia dan ditanggung dengan njawa.
Han Ping Lok pada petang tgl. 5 itu mengadakan minum² sedikit untuk menghormati pekerdjaan jang akan saja lakukan dengan bantuan anak buahnja.
Tepat pukul 2 tengah malam, meluntjurlah mobil hitam milik Han sepandjang djalan dikota saja, dan pukul setengah tiga telah hadir didjalan Sumatera jang remang karena lampu djalan suram, dan tertutup beberapa gedung besar.
Mobil sedan hitam meluntjur terus. Mata saja liar mentjari sepandjang urutan djalan, dan hanja beberapa pengendara betjak jang lalu atau beberapa orang berdjalan kaki ataupun pendjual djadjan. Saja tahu, bahwa diantara sekian banjak jang menghadiri djalan Sumatera tentu ada anggauta kepolisian jang menjamar. Dibelakang mobil sedan ini ada mobil lagi, sebuah pick up car, jang djuga berisi gerombolan Han Ping Lok. Duapuluh meter sebelum sampai pada „Bank Nasional" jang gedungnja sudah tampak mata, sedan berhenti.
Saja turun, dan mendekati isi pick up.
„Kepada siapa sadja djangan menembak. Kalau mereka menjerah, djangan disakiti. Polisi jang mendjaga disana menurut penjelidikanku hanja lima orang, dan kita berkekuatan limabelas orang bertambah aku dan bung Manuel !"
Mereka mengangguk mendengar perintah saja itu.
„Tjara kita hanja memasukkan sedan ini, melompat dengan tjepat, nanti aku menembak untuk menakut-takuti, dan menjergap mereka menjuruh menjerah! Mengerti !"
Mereka mengangguk.
Tjara ini harus saja pakai. Kalau tidak, kasihan pada polisi jang sebelumnja sudah diberi tahu, bahwa kalau ada mobil masuk harus pura? tidak mengerti dan pura² menjerah sadja. Sebenarnja djumlah polisi disekitar sini puluhan djumlahnja. Mungkin sebagian bersembunji dalam gedung jang petang tadi dibarikade, mungkin pula dibelakang
80