Halaman:Tiongkok Baru.pdf/63

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

negeri lagi. Barang2 jang tersedia dikota agar djangan ber- tumpuk harus pula dibagikan kedesa2. Sekuat2 paberik meng- hasilkan masih kurang untuk rakjat jang banjak itu dan sebanjak2 penghasilan bahan mentah didesa masih kurang untuk djadi makanan" paberik dikota. Dengan demikian kedua belah pihaknja harus bekerdja keras.

Dalam pertukaran barang ini jang harus didjaga betul ialah timbulnja dagang spekulasi, tjatut jang menjebabkan harga gila2an dan banjak orang jang litjin² mendapat keun- tungan dalam tempo jang pendek sekali dengan tidak bekerdja betul, hanja dengan spekulasi modalnja, bisa menerkam orang2 jang sedang dalam kesulitan atau kekurangan. Spekulasi jang begini jang djuga biasanja mendjadi pekerdjaan memeras dan memperdaja silemah oleh sikuat, harus dibasmi sama sekali. Pada waktu perkundjungan kami ke Tiongkok memang hal itu sudah dapat dikuasai. Inilah sebabnja maka keadaan harga mendjadi stabiel, diluar dugaan semua orang, diluar dugaan Ch. K. Shek dan penasehatnja, Amerika. Alat jang terutama untuk membasmi dagang spekulasi seluruh pengangkutan. Kedua, mengatur pendjualan dan pembelian kedesa dan seba- liknja kekota. Ketiga, dengan adanja Department Store Pe- merintah jang seolah2 mendjadi pemimpin dilapangan pertu- karan dan perputaran barang ini. Keempat, dengan djalan memusatkan seluruh keuangan di Tiongkok, dibawah pimpinan Bank Rakjat (Negara). Bukan berarti bahwa bank2 partikelir sudah hilang, tidak. Mereka tetap berdiri, hanja tuntunan dan peraturan bagi seluruhnja bank disatukan, dalam soal penjim- panan, pemberian kredit, soal bunga d.1.1. jang mengenai ke- giatan2 dan pergaulan diantara bank2, dan diantara bank de- ngan pedagang dan pengusaha. Dengan djalan begini, soal uang di Tiongkok mendjadi terkendali seratus persen. Nafsu kepada mentjari uang jang banjak tidak ada. Artinja orang ti- dak memasukkannja kedalam peti besi d.s.b. akan tetapi tjukup dengan surat berbagai matjam, sebab pokoknja toh, dapat membeli atau menerima harga pendjualan barang. Dimana letaknja duit itu tak djadi soal. Dikalangan rakjatpun nam- paknja nafsu memegang uang itu tidak begitu besar, sebab bila ia mendjual hasilnja dengan sebentar itu djuga dapat membeli keperluannja jang lain, dengan tidak usah tunggu datang dulu barang dari Amerika. Keperluan2 hidup sekarang bukan da- tang dari luar, sehingga tak ada kechawatiran, besok lusa kursnja ada turun naik. Uang luar negeri dilarang keras, tidak seperti dizaman Ch. K. Shek, pembesar2 sendiri lebih suka pe- gang uang Amerika daripada uang negerinja sendiri, karena tak ada harga.

Bila pedagang dll. tidak bersedia membeli sesuatu barang jang tersedia, maka Pemerintah bersedia membelinja seluruh- nja dan bila sesuatu paberik sukar atau dengan harga mahal harus membeli bahan mentah maka dari Pemerintah ia bisa mendapat bahan jang diperlukannja itu dengan harga resmi.