Halaman:Tiongkok Baru.pdf/52

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

tapi segala²nja adalah untuk bangsa sendiri, masjarakat sen- diri, rakjat sendiri dan negara sendiri jang sudah merdeka dan bebas dari tekanan dan pendjadjahan asing. Itulah sebabnja buruh giat bekerdja, giat berlatih dan beladjar, berlombah² untuk mendjadi ahli ini dan itu, pahlawan kerdja, mengeluar- kan hasil jang melebihi rentjana. Itu pula sebabnja maka di- paberik atau perusahaan2 tidaklah asing soal bekerdja 8 djam, 10 djam, atau 12 djam, Malah kaum buruh djuga insjaf bahwa mereka harus melipatgandakan tenaga jang diberikan, sebab paberik harus berputar terus, berhubung dengan djumlahnja belum mentjukupi. Buruhnja masuk setjara aplosan, dua tiga kali dalam sehari semalam. Tjerobong asap mengepul terus siang malam. Dengan begitu djumlah paberik jang 10 umpa- manja, mendjadi 20 atau 30, hasilnja idem sebab bekerdjanja 2 kali atau 3 kali lebih banjak. Soal kekurangan paberik dengan djalan begitu sebahagian sudah dapat dipenuhi. Keuntungan perusahaan dengan begitu bertambah banjak pula. Seorang jang punja paberik soda dan sabun di Tien-tsin, sdr. Ir. Ko mentjeritakan pada kami bahwa keuntungan jang diperolehnja, tahun jan lalu berdjumlah 2.500.- djuta rupiah (artinja sesu- dah uang Tiongkok kita kurskan ke uang rupiah Indonesia).

Begitu Serikat Sekerdja itu ditiap2 paberik mempunjai daftar peladjaran bagi anggautanja. Anggauta itu sekali se- minggu harus musjawarat, mempersoalkan djalannja serta madju mundurnja pekerdjaan. Hasil dari rapat anggauta di- bawa kerapat kepala2 bagian dipaberik dan hasil rapat kepala2 bagian dibawah kerapat pimpinan perusahaan, jang didalam- nja djuga hadir wakil2 Serikat Sekerdja. Pengetahuan buruh tambah lamah tambah tinggi, djuga jang mengenai tehnik. Kemadjuan ini lantas diwudjudkan dengan perobahan kedu- dukan. Dengan begitu djumlah kader naik terus dan djumlah buruh jang tjakap demikian pula. Ini perlu untuk perluasan nanti. Djadi tiap2 perobahan kedudukan ada alasannja, dapat dipertanggung djawabkan didalam rapat Serikat Sekerdja dan terhadap pimpinan perusahaan. Orang tidak bisa naik2 sadja, zonder ketjakapan, umpamanja karena kawan, famili sistem atau karena pandai omong, putar lidah, main pokrol bambu dan hocus pocus, pidato-amanat jang tidak ada isi. Dengan segala sunglap dan putar lidah djual pidato apa pun orang tidak bisa naik kedudukan kalau tidak dibarengi dengan isi, ketjakapan dan kepertjajaan buruh kepadanja. Untuk men- djaga nama baik Serikat Sekerdja, perlu didjaga betul agar tiap² perobahan dan kenaikan sungguh2 telah pada tempatnja. Sebaliknja bila perlu, Serikat Sekerdja djualah jang lebih dulu akan menjuruh tendang orang, kalau sudah kelihatan mulai djual omong, pandai bitjara tapi tidak sanggup kerdja. Orang seperti itu diturunkan dan harus dilatih dan dididik lagi. Pun tidak sembarang orang bisa djadi pahlawan kerdja dan begitu djuga untuk djadi pemimpin atau kader. Bila perusahaan itu kepunjaan negara, maka untuk didjadikan kepala disana, sa- ngat sukar. Biasanja orang jang didjadikan kepala itu termasuk