Halaman:Tiongkok Baru.pdf/28

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini belum diuji baca

komunis, tidak mungkin, dan tak guna. Bahwa hanja Partai Komunis jang menguasai segala²nja di Tiongkok, tidak mung- kin, tidak perlu dan berbahaja. Oleh sebab itu satu²nja pendirian dan sikap jang benar ialah kerdjasama, bersama segala golongan dan partai membentuk front nasional, per- satuan perdjuangan, mengedjar tjita2 bersama, kebesaran dan kemuliaan bangsa dan Tanah Air, untuk rakjat dan negara Tiongkok jang ditjintai. Dimana sadja, golongan apa sadja, bisa bekerdja, tjinta pada negara dan bangsa, mau berkorban untuk kebesaran Tiongkok. Oleh sebab itu kooperasi diantara segala golongan, inilah satu²nja sikap, dan itulah jang di- djalankan dan telah berdjalan sekarang.

Untuk memahamkan jang diatas ini, pembatja dapat me- noleh kebelakang sedikit, banjak hal2 jang masih diingat, sebab baru kedjadian. Diantaranja ialah: Setelah Djepang kalah, Kungchantang tidaklah lekas2 bermusuhan dengan Kuomintang, walaupun jang belakangan ini sebenarnja ber- maksud hendak membasmi habis jang tersebut duluan. Untuk kepentingan kerdjasama itulah maka Mao Che-tung bersedia pergi ke Chungking untuk berembuk, pada bulan Agustus 1945.

Principe kerdjasama dari Partai Komunis itu telah men- djadi kejakinan di Tiongkok dan sudah ada sedjak zaman Sun Yat-sen. Permusuhan mulai, sesudah bapak Republik Tiongkok itu wafat, dan pihak Kuomintang tidak mau tahu dengan kerdjasama. Perang saudara berkobar sesudah Chiang Kai-shek dibeberapa tempat melakukan pembunuhan besar2an terhadap komunis, tar dan buruh jang revolusioner. dan progressief. Dalam bulan Mei 1927, Chiang Kai-shek mem- bubarkan dan melarang serikat2 tani dan buruh. Kaum Kung- chantang lalu mengatur perlawanan dan memundurkan diri kesebelah Kiangsi. Perang saudarapun berkobar. Lamanja 10 tahun. Tahun 1937, melihat kemadjuan2 dari tentara Kung- chantang, maka diadakan perdamaian, dan didirikanlah Front Persatuan, dengan pengakuan pada Tentara Merah sebagai Tentara ke-VIII. Tahun berikutnja berdiri pula Tentara ke-IV jang terdiri dari geurilla2 Kungchantang di Tiongkok-Tengah.

Djadi untuk melandjutkan kerdja-sama itulah maka Ketua Mao Che-tung terbang ke Chungking. Beberapa bulan sebelum itu beliau telah mengeluarkan brosure, dimana diterangkan bagaimana mentjapai satu Pemerintah-Koalisi.

Tapi apakah djawab dari pihak Kuomintang? Dalam bulan Djuli 1946 terdjadilah pembunuhan atas dirinja Wen Yi-to dan Li Kung-po dan bulan Maret 1947, tentara Kuomintang mem- bombardir dan menduduki Yen-an, ibu-kota Kungchantang. Dalam bulan Desember tahun itu djuga, barulah Ketua Mao Tse Tung menjatakan bahwa Perang Revolusi telah berobah, dari mengambil sikap defensief (bertahan) selama ini, mulai sekarang harus mendjadi perang offensief, menjerang. Musuh tak ditjari, bila bersua pantang dihindarkan! Dalam bulan April 1048, Yen-an telah dapat direbut kembali. Sedjak itu berturut2lah kemenangan gemilang jang ditjapai oleh Tentara Pembebasan Rakjat.