Halaman:Temuan Tim Gabungan Pencari Fakta Peristiwa Kerusuhan Mei 1998.pdf/61

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca
Seri Dokumen Kunci
No Nama Umur Kondisi Pekerjaan Pekerjaan Orang Tua


21. Untung 25 Lompat dari lantai 3, mati di RS Pekerja bengkel,
pencari nafkah utama
Buruh tani
22. Agung Kurniawan 16 Mati Terbakar Pelajar SMP kelas 3 Buruh bangunan
23. Yuniar 27 Mati Terbakar Penjual gorengan -
24. Nurhadi 19 Mati Terbakar Pelajar SMP kelas 3 Jagal
25. Rinawati 15 Mati Terbakar Pelajar SMP kelas 2 Penjual bumbu
26. Andreas Joko S. 15 Mati Terbakar Pelajar SMP kelas 2 Penjual buah
27. Umar 12 Mati Terbakar Pedagang asongan -
28. Rozi 14 Mati Terbakar Pelajar SMP kelas 2 dan pengasong -
29. Duladi 36 Mati Terbakar Penjual sayur -
30. Nurhayati 16 Mati Terbakar Pelajar SMP kelas 3 Sopir bajaj
31. Dede Irawan 17 Mati Terbakar - -
32. Sulaiman 15 Mati Terbakar Pelajar SMP kelas 1 -
33. Imam - Mati Terbakar Penjual Nasi goreng -
34. Patris Soni 29 Mati Terbakar - -
35. Rapi Udin Ubaidah 22 Mati Terbakar Lulus STM, menganggur -
36. Sukidah 20 Mati Terbakar Ibu rumah tangga,
sedang hamil 8 bulan
Suami: buruh
Orang tua: penjual nasi goreng
37. Martin 18 Mati Terbakar Pelajar SMA kelas 2,
penyemir sepatu dan pengamen
Bapak: menganggur
Ibu: jualan kue

Sumber: Survei Investigasi Lapangan ‘Tim Relawan Kemanusiaan’ di beberapa lokasi kerusuhan, 18-30 Mei 1998

 Dalam ‘konteks kecil’, tindakan penjarahan itu berlangsung sesudah sekelompok orang tak dikenal dan mengajak massa untuk merusak dan menjarah. Dari logika yang paling sederhana bisa diajukan pertanyaan ini: siapa yang membakar lokasi penjarahan, dan menyebabkan kematian dan luka begitu banyak penjarah? Terhadap pertanyaan itu, bisa diajukan satu jawaban dengan tingkat probilitas-kepastian yang tinggi: sangat mustahil pembakaran dilakukan oleh para penjarah warga setempat, karena kepentingan mereka adalah mengambil barang-barang dan keluar gedung dengan selamat.

 Ada satu indikasi besar menunjuk pada sebuah kepastian berikut: (1) kalau warga setempat pertama-tama adalah kerumunan penonton, (2) kalau pemulai perusakan adalah kelompok-kelompok orang yang didatangkan dan tidak dikenal oleh warga setempat, (3) kalau kepentingan warga setempat adalah keluar dari lokasi dan selamat, maka warga setempat bukanlah pelaku utama kerusuhan itu.

 Maka, masalah terpenting harus digeser ke pertanyaan berikut: siapa yang mengajak, memulai perusakan, serta kemudian membakar gedung-gedung di mana para warga setempat masih berada di dalam? Mengapa para pengajak pemula perusakan dan pembakaran lokasi kemudian pergi? Itulah masalah utama kita.

54