Halaman:Taman Siswa.pdf/75

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

jang lebih berpihak „barat”, jang pada umumnja tidak mempunjai sympati terhadap gerakan Taman Siswa. Anehnja djuga, bahwa kebanjakan dari mereka hampir tidak mengenalnja sebagai seorang Djawa, djadi kelihatannja ia termasuk prototype orang Indonesia tulen. Hal ini tidaklah djuga mengherankan benar, kata Said, sebab hidung saja memperlihatkan liuk hidung Arab dan mata saja memilih djurusan mata orang Tionghoa dan sifat² ini bukanlah taktulen sama sekali. Murid²nja ada mempunjai ukuran sendiri untuk mentjoba masing², mana keindonesiaan jang baik, ukuran jang tidak luput dari ketjerdikan semata-mata. Mereka misalnja mengatakan kepada seorang teman dengan edjekan jang diperlukan, bahwa ia adalah seorang Sunda. Apabila teman ini tidak marah, ia telah menang dan membuktikan, bahwa ia memenuhi sjarat² keindonesiaan. Bagaimana djauhnja mereka „antidaerah”, kelihatan, apabila waktu peladjaran ternjata, bahwa untuk sesuatu pengertian tertentu belum ada istilahnja dalam bahasa Indonesia, djadi mereka harus mentjari sendiri. Apabila Said mengingatkan, bahwa bahasa Djawa ada mempunjai kata jang tepat untuk itu, maka datanglah djawab: „Tetapi itu bahasa Djawa.” Dan mereka ternjata lebih suka kepada kata jang sama sekali asing, misalnja istilah Arab.

Tetapi dalam pandangan-hidupnja sendiri tidaklah pernah Said merasa perlu untuk menjembunjikan djiwa Djawanja. Djustru kelapangan dan kekuatan perasaan tjara berpikir Djawa ini merupakan unsurnja jang tulen, sehingga ia dengan pendidikannja (selfmade) jang lebih luas itu mendapat kesempatan untuk merangkum djuga beberapa aliran² filsafat modern, dengan synkretismus agama jang kentara. Inilah pendapatan jang aneh untuk prof. Kraemer jang djuga menjebutkan dirinja seorang synkretist, tetapi jang maksudnja tidaklah lebih dari Kalvinismus jang telah menjesuaikan dirinja dengan berbagai-bagai kebudajaan. Pertukaran pikiran dengan Said, berdasarkan kechilafan persamaan istilah aliran kesukaan keduanja, akan membuatnja tentu melompat dengan langkah seribu, apabila jang lain mengatakan dengan tenang, bahwa ia menganggap ideaal pandangan-dunia jang mempersatukan kekristenan dengan adjaran Nietzsche. Apakah tjita² kepada kekuasaan selainnja dari tjita² kepada kebahagiaan? Dan kebahagiaan jang paling tinggi ialah kesenangan hati. Djadi menurut Nietzsche haruslah Kristus disebutkan manusia jang paling berkuasa, jang kebal, kebadjikan jang memberi. Tetapi orang² kristen dengan kerendahan hati mereka sebagai kemauan akan kekuasaan jang „salah”, adalah orang² jang bermusuhan dengan hidup. „Saja pertjaja, bahwa Nietzsche, kalau ia tidak gila, akan kembali kepada kekristenan.”

Selandjutnja Said menerangkan, bahwa segala mistik pada hakekatnja nistjajalah synkretis, djadi djika diambil setjara teliti, untuk orang² kristen berarti fasik. Sebagai agama wahju kekristenan sebenarnja mengenal karunia pada satu pihak dan pada pihak lain kerendahan hati, djadi pada prinsipnja bukan kesatuan. Sebaliknja untuk kami orang² Djawa berlaku pengertian kawulo-gusti, pengertian budak dan tuan sebagai kesatuan *). Saja tidak memerlukan historisitet tokoh

____________

  • ) Kesatuan ini berarti, bahwa kita dalam tiap² keadaan bukan hanja kawulo tetapi djuga gusti, bukan hanja objek tetapi djuga subjek, dan karena itu mempergunakan reaksi-walaupun begitu jang membuat „nerimo” mungkin. Dalam kereligian „deemoed” (kerendahan hati jang pessimistis) berubah mendjadi „ootmoed” (kerendahan hati jang optimistis) seperti telah diterangkan didepan ini.

66