Halaman:Taman Siswa.pdf/27

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

barat, deradjat penduduk asli diangkat selekas mungkin sampai ketingkat kema- djuan Barat. „Annexasi djiwa jang dikehendaki pemuka² politik ini bukanlah karena paksaan terdjadi, tetapi diminta oleh lapisan-atas masjarakat penduduk asli sendiri. Sebagian besar dari mereka masih tetap tidak bergerak dan tidak menghendaki apa²”. (Scouck Hurgronje). Walaupun demikian, tukang² kritik jang hanya mau melihat aspek ekonomi, menjebutkannja politik „jang disebut” ethis: masjarakat meminta tenaga² pekerdja jang terdidik baik dan murah, jang dapat diambil dari negeri itu sendiri.

Pertama-tama masuk ke sekolah² rendah Belanda (Europese lagere scholen) dipermudah bagi penduduk bumiputera. Kemudian sekolah kelas satu bagi penduduk bumiputera, jang telah mendjadi sekolah prijajai dan makin lama makin mengikuti arah pengadjaran Barat, diganti dalam tahun 1914 dengan Hollands Inlandse school (H.I.S.). Disekolah ini diusahakan untuk menjelesaikan rentjana peladjaran sekolah rendah Belanda dalam tudjuh tahun dan murid²nja, disamping bahasa Melaju, harus djuga beladjar bahasa Belanda. Tetapi maksud semula, supaja dengan itu diperoleh sambungan kepengadjaran menengah Belanda (H.B.S.) tidaklah tertjapai seluruhnja. Kesulitan² ternjata masih terlalu besar dan djenis² sekolah jang serasi sebagai sambungan H.I.S. adalah Mulo jang tiga tahun lamanja, jang untuk itu dilepaskan dari sekolah rendah Belanda (E.L.S.) dan karena itu dalam pengadjaran Barat dinegeri ini, berlainan dengan Nederland, mendapat tempat jang organis mendjadi „batu sudut gedung pengadjaran” jang dikelilingi dengan segala perhatian. Sebab sebagai tingkat atas sesudah Mulo ini ada terdapat dalam tahun 1919 Algemene Middelbare School, jang djuga tiga tahun lamanja dengan tudjuan ilmu alam dan pasti (bagian B), dan idjazahnja mempunjai hak² jang sama dengan H.B.S. Dalam tahun 1920 ada didirikan di Bandung bagian klassik barat, dengan bahasa Latin sebagai induk mata peladjaran, tetapi dengan tidak ada bahasa Junani, tetapi selandjutnja sekolah seperti ini tidak didirikan lagi. Umumnja di A.M.S. persentase jang tidak lulus tetap agak tinggi, karena sjarat harus menguasai benar² bahasa Belanda, „mata peladjaran jang mematikan” itu.

Djuga pengadjaran umum untuk rakjat, jang mempunjai salah satu bahasa penduduk bumiputera sebagai bahasa pengantar, tetapi isinja selandjutnja sebenarnja adalah isi barat, diusahakan memadjukannja, lebih² setelah didirikan dalam tahun 1907 sekolah desa, dan dengan itu kita madju selangkah kearah pemetjahan keberatan² keuangan. Kemudian sekolah² ini dengan begitu sadja disebutkan sekolah² desa. Lamanja tiga tahun, tetapi sebagai tambahannja timbullah sekolah² sambungan (vervolgscholen) jang dua atau tiga tahun lamanja, sehingga achirnja sekolah² bumiputera kelas dua jang dahulu tidak berguna lagi dan dalam tahun 1929 djuga dihapuskan. Malahan beberapa sekolah² schakel didirikan dengan maksud mengadjarkan mempergunakan bahasa Belanda selandjutnja kepada murid² sekolah vervolg, jang disana beladjar bahasa Belanda sedikit, supaja dengan demikian mereka dapat mengikuti peladjaran Mulo Belanda. Tetapi sekolah² ini tidaklah sedemikian menarik seperti jang disangka semula. Djuga djumlah sekolah² vervolg masih tetap terlalu sedikit dan apa jang dipeladjari disekolah desa sering hilang.

22