Halaman:Taman Siswa.pdf/19

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Tullinghatraat, ia mengingat lagi. ― Saja selalu memikir ini, bahwa azas² tuan banjak mengambil unsur² Montessori. Suasana kebebasan dan menghormati individualitot seseorang misalnja.
― Saja seorang bebas, djadi saja suka, supaja orang lain djuga mengembangkan dirinja dengan bebas. Azas² oksperimontil jang mula² lama-kelamaan mendjadi azas² fundamentil. Tetapi djustru saja hendak memperbaiki individualismus sekolah Montessori jang menurut pendapat saja terlalu besar itu. — Ja, sebab individualismus demikian tidak begitu mudah kita temui disini.
— Djangan tuan berkata begitu, individualitet dahulu dalam hidup orang² Djawa penting, tetapi telah diperbaiki oleh tradisi. Demikianlah Z. Th. Karsten, arsitek Gedung Komedi Djawa di Semarang, pernah berkata: „Orang tidak kenal akan kebudajaan Djawa, kalau disebutkannja bahwa kebudajaan Djawa itu tidak individualistis”, Dalam sedjarah djuga ada eksessen (tambahan²) individualismus. Tetapi dalam kesusasteraan kuno telah didapat orang utjapan jang memberi syntese jang tepat. Utjapan itu dikutip dari peraturan² permainan wajang. Djika saja menterdjemahkannja untuk tuan, maka kira² begini bunjinja: (pada mukanja tampak kesenangan hatinja, karena dapat begitu sadja menghafalkan kesusasteraannja sendiri dan suaranja mendjadi lebih sungguh-sungguh sebentar seperti pada upatjara). „Engkau ronggeng, berusahalah sebaik-baiknja untuk menari indah. Djangan hiraukan bonang. Apa jang baik untuk bonang, barangkali tak baik untuk ronggeng. Tetapi turutlah hanja garis jang ditentukan oleh gendang.” Djadi demikianlah kami berpendapat, bahwa suatu perkumpulan pemain² kelas satu kadang² dapat kalah terhadap suatu perkumpulan pemain² pertengahan jang anggota²nja sesuai benar.

Saja mengerti betul, sebab saja segera teringat kepada berita suratkabar, jang mengabarkan hasil gemilang koorkamar Belanda dibawah pimpinan Felix de Nobel, dalam perdjalanannja melalui Italia, negeri jang mempunjai solist² opera gemilang, dimana koorkamar belum pernah mereka dengar: penjanji² jang menunggu dengan tidak bergerak-gerak tiap² tanda dari pemimpinnja, tanda jang paling ketjil sekalipun, dengan tidak berusaha, dalam njanjian bersama jang selaras benar untuk meninggikan dirinja sendiri. Tetapi selain dari itu saja teringat djuga kepada kesebelasan Taman Siswa jang suka oper²an sendirian.

Tetapi pertjakapan itu dihentikan oleh suara pengeras jang memanggil penumpang² kelapangan dan kami berpisah dengan djandji untuk bertemu di Djokja: malam Rebo, apabila murid² berlatih tarian² serimpi.

Hampir seminggu saja telah menginap di Djokja dan mempunjai kesempatan melihat-lihat suasana kota ini. Golongan elite revolusioner jang „menguasai” straat kota, telah pergi dan bagi saja adalah sulit untuk mengenangkan mereka dalam pawai sandalan Malioboro jang tenang itu. Djalan ini lebar, dikiri-kanan toko² Tionghoa dan didepan toko² ini berdjualan pedagang² ketjil dikakilima, kebanjakan perempuan dengan kain² atau dengan buahan, Sebagai djalan kehormatan ia membawa kita melalui aloon² kepintu gerbang keraton, dimana sekarang dalam pendopo² jang paling depan bersimpang siur mahasiswa Universitet Gadjah Mada. Walaupun tembok depan dengan salah satu menara sudut telah sebagian besar dirombak, kompleks keraton jang berkumpul dalam satu kilometer kwadrat dan bertembok

16