Halaman:TDKGM 01.150a Salinan oleh Badan Pertimbangan Kebudayaan dari Surat Kabar “Pedoman”, 3 Desember 1951 halaman 3 berjudul “Bahasa Belanda” oleh P. Moekido.pdf/2

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

- 2 -


Dikatakan umumnja, sebab tidak semua akan asing terhadap bahasa Belanda. Tidak, pada waktu ini, betapa djanggalnja djuga tordengar, bahasa Belanda tetap masih berkembang sebagai bahasa sehari-hari dikalangan sebagian bangsa Indonesia. Ja'ni dikalangan kaum atasan dan setengah atasan, kaum elite.

Anak2 orang upper-class ini akan mengerti bahasa Belanda karena dirumah digunakan, karena kerap kali mereka disekolahkan ke sekolah Rakjat (Lagereschool) dimana masih terpakai bahasa Belanda, kalau dapat, ia dimasukkan keconcordante Middelbare School atau H.B.S. Malah salah satu sekolah taman kanak2 Indonesia di Djakarta djepro2 berbitjara Belanda dengan anak2 dari upper-class ini.

Apa ini sesuai dengan azas demokrasi kemungkinan dan kesempatan jang sama dalam pendidikan jang memberikan hak kepada setiap warga-negara untuk menuntut ilmu menurut bakat dan kehendaknja?

Politik

Djanggal benar, bahasa Djerman dan bahasa Perantjis diadjarkan di S.M.A. tetapi bahasa Belanda jang lebih2 penting dari pada kedua bahasa tadi malah dapat dikatakan sementara ini lebih penting dari pada bahasa Inggris untuk menuntut ilmu di Indonesia, tidak diadjarkan. Sungguhpun guru-guru jg. kapabel memberikan peladjaran bahasa Belanda lebih banjak dari djumlah guru jang baik untuk ketiga bahasa asing lain.

Apa sebab sikap Pemerintah demikian? Kita semua tahu: "politieke overwegingen", tetapi apakah "politieke overwegingen itu tjukup memberi alasan untuk tetap membiarkan keadaan jang merugikan beribu-ribu peladjar dan karenanja masjarakat Indonesia!

Ja telah kerap kali diadjukan kepada Pemerintah untuk mengubah hal ini dan anehnja banjak orang tinggi2 di Pemerintahan mengakuinja, seperti Menteri P.P.K. jang sekarang, pada pertemuan Interuniversitair jang terachir... akan tetapi perubahan toh tidak diadakan. Salah satu sebab: Irian Barat.

Tetapi hendaklah kita pisahkan soal Irian dan bahasa Belanda.

Kita harus pandang soal bahasa Belanda setjara nuchter, setjara tenang dan terus terang.

Apa kita sekarang sudah begitu "verpolitiekt" sehingga untuk mendjaga djangan sampai sentimen politik palsu segerombolan orang mungkin tersinggung, kita sudi membiarkan ilmu pengetahuan di Indonesia akan dimonopoli terus oleh suatu upper-class.

Dan apakah karena kita menolak bahasa Belanda sebagai mata peladjaran untuk pemuda2 kita, Irian akan lebih lekas masuk ke wilajah Indonesia?

Ada orang berkata: kita takut akan "culturele overheersing", pendjadjahan dilapangan kebudajaan, karena itu bahasa Belanda ditolak.

Kita harus pertjaja pada diri kita sendiri. Bahasa Belanda tidak mungkin mendjadi sama pentingnja dengan ketika djaman pendjadjahan; sebab kita sekarang mempunjai bahasa persatuan Indonesia jang akan kita buat makin lama makin sempurna jang akan mendjadi bahasa ilmu pengetahuan jang lengkap.

Kalau kita memang takut akan pengaruh asing, mengapa kita tidak konsekwen menolak film Amerika, madjalah dan buku2 Amerika, jang memasukkan kebudajaan dan "way of life" Amerika ke Indonesia, jang-datang sampai dipelosok2 kota ketjil? Mengapa kita berani beladjar bahasa Inggeris?

Usaha2

Kita warga-negara Indonesia wadjib turut menjelesaikan masalah ini setjepat mungkin. Djalan jang dapat kita tempuh ialah antara lain dengan memberi penerangan jang djelas tentang kenjataan2 berhubung dengan soal bahasa itu kepada mereka jang masih terpengaruh oleh sentimen. Kemudian dengan mendesak kepada Pemerintah untuk segera mengambil sikap jg. tegas sesuai dengan kepentingan masjarakat dan berdasarkan kenjataan2 jang ada.

Supaja Pemerintah menggiatkan usaha2 dalam penjusunan daftar istilah ilmu pengetahuan Indonesia; supaja Pemerintah memberi dorongan serta bantuan sebesar-besarnja kepada usaha2 sardjana Indonesia dalam mengarang ataupun menterdjemahkan buku ilmu pengetahuan; supaja Pemerintah mengerahkan tenaga Perguruan Tinggi maha-guru serta maha-siswa dalam usaha2 tsb. diatas; supaja Pemerintah dalam masa peralihan ini segera mengadakan kesempatan jang luas bagi peladjar2 S.M.A. untuk memperoleh peladjaran bahasa Belanda agar mereka sedikit-dikitnja memahami bahasa itu setjara pasif; supaja Pemerintah mengadakan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh

kuliah...