Dari sedjarah Islam.
DJEDJAK CHALIPAH OEMAR IBN ABD. AZIZ
Oleh:
ASA BAFAGIH.
KITA sekarang ini hidoep dalam masa peperangan, zaman pantjaroba. Hidoep hemat dan sederhana, berlakoe tjermat dan bertindak bidjaksana kerap-kali diandjoer²kan. Dan sesoenggoehnja perloe sekali di-ikoeti sebagaimana mestinja. Berkenaan dengan itoe, ada baiknja kalau kita membalik² lembaran sedjarah Islam, mentjari djedjak moelia pentolan² Islam dizaman lampau. Pada zaman Islam berada diatas mertjoe ketinggian dan kaoem Moeslimin mengembangkan sajap pemerintahannja kebeberapa pendjoeroe. Sekali ini, kita akan tjoba menindjau djedjak Oemar Ibn Abd. Aziz, salah seorang Chalifah Islam pada zaman pemerintahan Bani Oemajah. Beliau terkenal, karena sikapnja, karena tabi’at serta kelakoeannja jang me„laini” chalifah² Bani Oemajah jang lain². Beliau hidoep hemat, sederhana dan bersikap adil. Beliau memerintah dari tahoen 99 sampai 101 Hidjrijah. Lamanja koerang lebih 2 tahoen
5 boelan.
Oentoek mengetahoei djiwa Oemar Ibn. Abd. Aziz, mari kita sadjikan kemoedian kita koepas salah soeatoe pidatonja. Ketika beliau pada tahoen 99 Hidjrah dinobatkan mendjadi chalifah, beliau mengoetjapkan pidato seperti berikoet: „Saja berpesan kepada kamoe sekalian, soepaja bertakwa kepada Allah. Berboeatlah oentoek acherat kamoe, karena siapa bekerdja oentoek acheratnja, Allah akan mentjoekoepi oeroesan doenianja. Dan benarkanlah perboeatan bathinmoe, nistjaja Allah akan memperbaiki perboeatan lahirmoe. Perbanjakiah daripada mengingat maut dan siap²kanlah dirimoe sebatk²nja sebeloem maut mendatangi kamoe. Dan bahwasanja ini oemmat, tidak berselisih ditentang Toehannja, tidak ditentang Nabinja, tidak poela ditentang Kitabnja, akan tetapi jang mereka perselisihkan, ialah: oeang! Saja bersoempah demi Allah, tiada akan saja beri seseorang jang tidak semestinja, dan tidak poela akan melarang seseorang daripada haknja. Kemoedian beliau mengangkat kepalanja dan dengan soearanja jang njaring-keras, oedjarnja poela: Wahai manoesia! Barang siapa menoeroet perintah Allah, soedah sewadjibnija ditoeroeti.
Dan barangsiapa berma’siat akan Allah, tidak boleh di-ikoeti. Toeroetlah saja, selagi saja berboeat tha’at, bakti kepada Allah, dan apabila saja berma’siat, djanganlah kamoe toeroeti”.
Demikianlah „choetbatoel chilafah”nja, pidatonja setelah mendjadi chalifah. Pidato jang meroepakan soeatoe perdjandjian jang diperboeat oleh Oemar Ibn Abd. Aziz kepada
Oemmat Islam sebagai chalifah.
Kalau kita perbandingkan pidatonja itoe dengan pidato² jang lazim dioetjapkan sekarang oleh pemimpin² pemerintahan atau ketika hendak memboeka sidang parlemen dan sebagainja, nistjaja dapatlah kita melihat adanja persamaan didalam garis² besarnja, walaupoen terdapat poela perlainan² didalam beberapa hal. Bersamaannja, ialah didalam menjatakan keadaan pemerintahan dan tentang siasat jang akan didjalankan. Sedang perlainannja, ialah karena keadaan masjarakat dan oemmatnja, keadaan zaman dan aliran masanja! Mari kita selami pidatonja. Kita moelai! Oemar melihat semangat keagamaan ketika itoe moelai gontjang dan Oemmat Islam berselisih, tidak mempoenjai pendirian jang tentoe² atau
persatoean jang boelat, jang enggaboengkan segala aliran dan faham. Adjaran Agama tidak kembang sebagaimana mestinja. Padahal tiap² gerombolan manoesia, haroes mempoenjai satoe pendirian jang melipoeti seloeroeh masjarakatnja, jang bisa mempersatoekan
―――――――――――――――――――――――――――――――――――
PERDIALANAN Si:
KOKI PANDEI
Tanah Djawa dan Madoera
adalah poesat koendjoengan Si „KOKI PANDEI”
Setiap hari tidak ada satoe ploksok jang diloepakan. Ini tak oesah diboeat heran,
berhoeboeng dengan perhatian dan pesanan jang tidak berhenti membandjiri kita.
ROOMMARGARINE
„KOKI PANDEI”
ada pengoendjoeng jang setia dari: roemah sakit, roemah-penginepan, roemah-makan, bengkel
roti, bengkel-koewe, dan toko-makanan dan minoeman.
Poesat Pendjoealan:PEROESAHAAN „MERCURIE”
Djalan Tjemara 1 — Telepon 5421/5441 — Djakarta ―――――――――――――――――――――――――――――――――――
24