Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/228

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

200

272. Paja tu sabana-bana panakuik.

'anak itu sungguh-sungguh penakut'
Anak itu sungguh-sungguh penakut.'

Kalau paja dalam kalimat (272) berarti satu, arti kata itu dapat berubah bila perulangan yang dialami oleh sabana (inteks) berpindah ke KS sehingga menjadi:

Contoh:

273. Paja tu sabana panakuik-panakuik.

'anak itu sebenar penakut-penakut'
'Anak itu sungguh penakut.'

Dengan demikian, tampak bahwa perpindahan perulangan frase yang sama mengubah arti yang mempunyai sifat yang disebutkan dari tunggal menjadi jamak. Dengan kata lain, perulangan panakuik mengandung arti jamak yang mengacu kepada KB.

Contoh:

274. Baju paja tu sabana cabiak-cabiak.

'baju anak itu sungguh robek-robek'
'Baju anak itu sungguh robek-robek.'

275. Rumah di situ sabana tinggi-tinggi.

'rumah di situ sungguh tinggi-tinggi
'Rumah di situ sungguh tinggi-tinggi.'

276. Anaknyo sabana pandai-pandai.

'anaknya sungguh pandai-pandai'
'Anaknya sungguh pandai-pandai.'

Perulangan cabiak pada kalimat (274) mengandung arti baju yang mempunyai sifat cabiak itu cuma satu atau dengan kata lain, tidak jamak. Namun, perulangan kata cabiak dapat diartikan bahwa robekan baju itu memang lebih dari situ, maksudnya ialah banyak tempat pada baju itu dijumpai robekan-robekan, robekan itu mengandung arti jamak.

Perulangan kata tinggi dan pandai pada kalimat (275) dan (278) di atas mempunyai arti yang lain dar cabiak. Kejamakan tinggi atau pandai tidak dapat dirasakan seprti kejamakan yang diperoleh pada cabiak. Namun, ada satu perbedaan arti yang lebih nyata. Perulangan tinggi dan pandai tidak dapat tidak mengandung arti kata yang mempunyai sifat yang disebutkan berjumlah lebih dari satu atau jamak. Jadi, (KS + {-MU)) frase ini mempunyai arti jamak yang mengacu kepada subjeknya.