Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/177

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

153

38. Anak ketek tu jatuah-jatuah sajo.

'anak kecil itu jatuh-jatuh saja'
Anak kecil itu jatuh-jatuh saja.'

Sisipan ka- muncul dalam jamak kerja, dalam pemakaian.

Contoh:

39. Inyo pai ka pai sajo.

'dia pergi ke pergi saja'
'Dia pergi-pergi saja.'

40. Tamu tu makan ka makan sajo.

'tamu itu makan ke makan saja`
'Tamu itu makan-makan saja."

Sisipan ka ini mempunyai pengaruh terhadap arti dalam kalimat-kalimat itu. Dalam kalimat (39) sisipan ka menjadikan kalimat itu berarti bahwa 'Dia ingin mau pergi saja', sedangkan kalau ka ditinggalkan kalimat itu dapat berarti bahwa 'Dia pergi saja tanpa memberi tahu', begitu halnya dengan kalimat (40). Dengan ka, berarti bahwa "Tamu itu ingin makan saja', sedangkan tanpa ka kalimat itu dapat berarti bahwa Tamu itu makan saja tanpa memberi tahu yang punya rumah. Di samping itu, perlu diperhatikan bahwa adanya perulangan KK terdapat dua kemungkinan arti; pertama, KB-nya berarti tunggal, tetapi KK-nya jamak.

Contoh:

41. Anak tu jatuah-jatuah sajo.

'anak itu jatuh-jatuh saja'
'Anak itu jatuh-jatuh saja.'

Ini berarti bahwa anak yang satu itu jatuh-jatuh atau sering jatuh. Kedua, KD-nya berarti jamak yang ditunjukkan oleh KK-nya yang jamak pula.

Contoh:

42. Karambia tu jatuah-jatuah sajo.

'kelapa itu jatuh-jatuh saja'
'Kelapa itu jatuh-jatuh saja."

Kalimat ini berarti bahwa kelapa (yang ada di pohonnya) sering jatuh. Namun, kalimat ini tidak menutup kemungkinan arti yang pertama, yaitu bahwa kelapa yang satu itu sering jatuh, jatuhnya yang berulang-ulang.