Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/164

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

tas tanpa perulangan, seperti disebutkan pada 3.3.2, dengan maksud atau pernyataan yang bersifat netral.

Contoh:

111. Jan datang juo ka mari.

'jangan datang juga ke mari'
'Jangan datang juga ke sini.'

112. Jan datang-datang juo ka mari'

'jangan datang-datang juga ke mari'
'Jangan datang-datang juga ke sini."

113. Kami manunggu bantuan pamarintah.

'kami menunggu bantuan pemerintah'
'Kami menunggu bantuan pemerintah.'

114. Kami manunggu-nunggu bantuan pamarintah.

'kami menunggu-nunggu bantuan pemerintah'
"Kami menunggu-nunggu bantuan pemerintah'.

Kata kerja yang berarti resiprokal atau saling tampaknya tidak mempunyai fungsi intensitas dalam perulangannya. Perlu ditambahkan di sini bahwa dengan KK perulangan ini berfungsi menunjukkan perasaan, seperti contoh di bawah ini.

Contoh:

115. Sabuik tarapuang di ateh aia.

'sabut itu terapung di di atas air'
"Sabut itu terapung di atas air.'

116. Sabuik tarapuang-rapuang di ateh aia.

'sabut itu terapung-apung di atas air'
'Sabut itu terapung-apung di atas air."

Pada kalimat (116) terlihat gerakan terapungnya sabut itu di atas air, sedangkan pada kalimat (115) kalimat tersebut merupakan pernyataan biasa saja.


3.3.3 Perulangan dapat Dipakai untuk Menyatakan Kejengkelan

Bentuk perulangan yang ketiga dari subbagian ini adalah suatu yang diasosiasikan dengan ekspresi kejengkelan. Dalam banyak hal perkiraan situasi yang dikemukakan tidaklah seperti apa yang sebenarnya. Perulangan menyatakan kejengkelan dan ketidaksabaran pembaca.