Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/125

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

101

1) Unsur KK pada umumnya dapat mengalami perulangan.
2) KKet3 dapat juga mengalami perulangan. seperti bentuk-bentuk makan siko-siko, lalok situ-situ, tasalek di suduik-suduik dapua, bajalan dari ujuang-ujuang bukik. Perulangan di sini berfungsi sebagai penanda intensitas.
3) Perulangan pada unsur-unsur frase hanya terjadi secara alternatif.
Rumusnya :
((KK 4 KKet3) ((-MU)) —
 a) (KK 4 4(-MU) & KKet3))
 b) ((KK 4 KKet) t (-MUj))
2.2.2.24 (KK + KS))
 KS yang mengikuti KK terdapat antara lain pada contoh-contoh berikut.
Contoh:

105. Urang tu babini rancak.
'orang itu beristeri cantik”
'Orang itu beristeri cantik."
106. Urang tu barumah gadang.
orang itu berumah gadang”
'Orang itu berumah gadang."
107. Inyo tu baati lapang.
'dia itu berhati lapang
"Dia itu berhati lapang!

 Perulangan sebagai penanda jamak pada KD babini menjadi babini-bini "mempunyai istri lebih dari satu' juga berlaku pada KK barumah menjadi barumah-rumah mempunyai rumah lebih dari satu daripada KK baati menjadi baati-ati. Yang terakhir ini hanya mungkin terjadi, bila pelaku KK itu lebih dari seorang, misalnya dalam urang tu baati-ati lapang 'di sini dimaksudkan orang yang jumlahnya tebih dari satu. Dengan demikian. dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk KK dalam Frase (KK + KS)) ini dapat mengalami perulangan.
 Perulangan juga dapat dialami oleh unsur KS seperti babini rancak-rancak, barumah gadang-gadang dan baati lapang-lapang. KS yang berulang ini berfungsi mengkualifikasikan KD KLK yan mendahuluinya, seperti rancak-rancak, gadang-gadang. Kata sifat yang, berulang ini berfungsi mengkualifikasikan KDKK yang mendahuluinya, seperti rancak-