Halaman:Sistem Perulangan Bahasa Minangkabau.pdf/122

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

2.2.2.2.31 Kata Keterangan Cara (KKet1))

Kata keterangan cara dapat muncul dalam lima bentuk masing-masing berawalan maN, ba-, ta-, sa--nyo, bersama KD, beberapa contoh diberikan di bawah ini. Contoh:

1) lalok manungkuik 'tidur menelungkup'

2) mandi batilanjang 'mandi bertelanjang'

3) makan basuokan 'makan disuapi'

4) mamarentah bakapanjangan 'memerintah berkepanjangan'

5) duduak taunjua 'duduk terunjur'

6) lari sakancang-kancangnyo 'lari sekencang-kencangnya

7) makan malu-malu 'makan malu-malu'

Kata-kata, seperti manungkuik, batilanjang, basuokan, bakapanjangan, taunjua, sakancang-kancangnyo, dan malu-malu seluruhnya dikategorikan dalam KKet, bukan sebagai KK atau KB atau kata lainnya. Pengelompokkan seperti ini dilakukan karena seluruh kata itu mempunyai ciri yang sama, yaitu menerangkan KK, Seluruhnya menjawab pertanyaan yang sama, yaitu baa 'bagaimana".

Beberapa kesimpulan dapat ditarik, sehubungan dengan kemungkinan bentuk perulangan yang dapat dialami oleh frase (KK + KKet1) sebagai berikut.

1) Pada umumnya KK1 dapat mengalami perulangan untuk melemahkan arti sesungguhnya dari KKD yang diulang.
2) Sehubungan dengan KKet1, ada beberapa gejala yang memerlukan pembicaraan khusus antara lain :
a) Kata keterangan cara dalam contoh 1, 2, 3, dan 5 dapat mengalami perulangan, sehingga terdapat bentuk-bentuk seperti manungkuik-mungkuik, batilanjang-tilanjang, basuok-suokan, dan taunjua-taunjua.
b) Kata keterangan cara dalam contoh 4 tampaknya tidak memerlukan bentuk perulangan. Bentuk baka KD an seperti ini, jumlahnya tidaklah banyak. Beberapa contoh lain KKet₁, ialah bakataruihan, berkelerusan', dan bakaputuihan 'berkeputusan'.
c)Kata keterangan cara dalam contoh 6 sebagai kualifier KK selalu muncul dalam bentuk perulangan karena itu tidak akan mengalami perulangan lagi.