Halaman:Si Umbut Muda.pdf/62

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Tersesak padang kerimba,
terentak ruas kebuku,
tak dapat menjuruk lagi.

'Kan dikatakan rasa malu — tak dikatakan ibu mengamuk. Dikatakannja djua jang djadi — apa nan isi hati ketjil: „O ibu, udjarku ibu, —dengarkan benar ibu — dengarkan hamba ber'ibarat:

Guruh petus menuba limbat,
limbat dituba 'rang seberang.
Tudjuh ratus tjarikan obat,
bersua tuan Umbut maka senang.”

Mendengar kata demikian berkata ibu si Gelang — berkata kepada tuannja: „O tuan bapak si Gelang — berhelatlah sekali lagi — turunkanlah padi dilumbung — tjekaulah kerbau dikandang — djemput si Umbut Muda — keranah Kampung Teberau.”

Akan bagaimana pula lagi — berdjalan bapak si Gelang — berdjalan bergegas-gegas — keranah Kampung Teberau — dibawa tjerana sekali. 'Lah serentang perdjalanan — 'lah dua rentang perdjalanan — tjukup tiga rentang pandjang —dekat semakin 'kan hampir — hampir dekat 'kan tiba — 'lah tiba ia disana — diranah Kampung Teberau — dirumah ibu si Umbut. Mengimbau bapak si Gelang: „O Umbut dengarlah dengar ada dirumah engkau kini?”

Mendengar orang mengimbau — menindjau adik si Umbut — bernama Puteri Rambun Emas. 'Lah tampak bapak si Gelang — berkata si Rambun Emas: „O bapak, udjarku bapak:

63