Halaman:Si Umbut Muda.pdf/41

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Bertanja si Umbut Muda: „O ibu, udjarku ibu! dapatkah nan hamba katakan — dapatkah nan ibu tjari?

Tarab diambil hari sendja,
dibelah-belah dengan kapak.
Harap rasa akan ada,
tjemas rasa akan tidak.”

Mendjawab ibu si Umbut — suara sajup-sajup sampai — berkata tertahan-tahan — pajah badan bukan kepalang: „O bujung si Umbut Muda! djika itu engkau tanjakan — djika itu engkau siasat — hampir mati badan hamba — hampir karam badan hamba — hampir kita tidak bersua.

Memukat tentang Teluk Gosong,
kenalah akan ikan hadji.
Djika tak Allah nan menolong,
haram terdjedjak tanah tepi.

Lihatlah badju dibadan — sudah habis tjompang-tjamping — lihat kain dipakai — sudah habis kojak-kojak: pandanglah badan diri hamba — tidak seperti badan lagi — sebab berundjun-undjun dengan kala — beregang-regang dengan ikan — berhela-hela dengan naga — diempas-empaskan ombak — dipesong-pesong air gedang — diletjut-letjut ikan raja. Karena untung pemberi Allah — dapatlah talang perupuk ini — tetapi hanja seruas sadja. Inilah dia, wahai bujung!”

Konolah si Umbut Muda — serta melihat talang perupuk — riang hati bukan kepalang — suka tak dapat dikatakan. Ditarik lalu talang perupuk — dibawa sekali masuk bilik — lalu diraut akan puput. Puputpun'lah sudah diperbuat — bertanja ibu si Umbut:

42