44
TJILIK-ROMAN'S
Mina mendjadi iboe-kadoea dari Ang Hwa.
Baboe setia ini pernah menikah dan pernah poenja anak, tapi soeami dan anaknja soedah lama meninggal doenia.
Pada soeatoe hari Mina pergi ka pasar. Sasoedah ia belandja dan maoe keloear dari Pasar Baroe, tiba-
tiba ia berpapasan dengen...... Ban Pwee, Pemoeda
badjingan itoe berpakean perlente sekali dan matanja teraling sama katja-mata item dan kepalanja ditoetoepin sama topi panama poetih. la laloe menegor pada Mina: „He, Mina, lee ada disini?”
Mina berpaling pada Ban Pwee dan dengen tida menjaoet satoe apa ia berdjalan teroes.
Ban Pwee mengoentit dari belakang. „Mina...... Mina...... mana loe poenja joo?” menanja poela itoe badjingan.
Djoega pertanjaan ini tida didjawab.
„Zeg, Mina, djangan loe poera-poera. Betoel loe sekarang sedikit koeroesan, tapi goea kenalin loe dari 1000 Mina, mengarti! Ha...... ha...... haa.....!"
Mina djalan teroes dengen tida meladenin Ban Pwee jang mengoentit sembari mengotje.
Mina biasanja poelang-pergi ka pasar djalan kaki, tapi soepaja terlepas dari gaegosonni ini orang, ia lantes naek deelman. Apa sebab Mina tida mase kenal pada Ban Pwee, jalah ia koeatir Ban Pwee nanti boeka resia pada njonja Gwan dan sinshe A Lioeng.
Ban Pwee poen laloe mengambil deelman dan titahken koesir boeat koentit teroes kemana sadja.
Mina jang taoe dirinja dikoentit dan ternjata ini prempoean tjerdik, ia telah sasarken pengoentitannja Ban Pwee dengen soeroe koesir menoedjoe: ka Astana-anjar. Deelman brenti depan satoe gedong.
Ban Pwee toeroen dari kedjaoehan dan mengawasin tindakannja Mina jang masoek dalem itoe gedong.