Halaman:Si Djamin dan si Djohan.pdf/85

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

69

Si Inem tidoer dengan tijada karoean. Sebentar-sebentar ija membalikkan kepalanja kekanan dan kekiri dengan tijada berketentoean; tangannja dihempas-hempaskannja sekali-sekali. Meskipoen kaki atau tangannja kadang-kadang terantoek di tepi tempat tidoer itoe, ija seolah-olah tijada merasa sakit. Makin gelisah si Inem tidoer, makin takoet si Djohan, sehingga ija memboengkoek dan menjesakkan badannja ke dinding, soepaja ija djaoeh djoega hendaknja dari si inem. Tijada lama setelah ija tertidoer, maka sekonjong-konjong terdjagalah ija, karena kaki si Inem menendang sisi tempat-tidoernja, hampir kena dadanja. Dengan perlahan-lahan si Djohan meninggalkan tempat-tidoernja, laloe pergi tidoer ke soedoet bilik itoe diatas tikar dan kain-kain boeroek, jang terletak disana.

„Djamin! Djamin! marilah kesini," katanja menjeroe abangnja, jang ijada di roemah itoe. Akan tetapi tijada berdjawab seroeannja itoe. Ketika itoe ijapoen teringatlah, bahwa saudaranja tijada di roemah; beloem poelang lagi semendjak dioesir emak tirinja. Si Djohan menangis dengan tersedoe- sedoe tertahan-tahan, soepaja djangan ketahoean oléh si Inem. „Djangan-djangan ija tijada poelang. . . . . . ." kata si Djohan seolah-olah mengerang. Maka air matanja keloewarlah dengan tijada berhenti-henti, sambi ija mengatoer kain-kain boeroek akan ditidoerinja dan mendirikan seboewah karoeng, jang berisi barang-barang, pelindoengi dirinja daripada angin, jang masoek dari djendéla didekat tempat ketidoerannja itoe, karena sebilah papan dalam djendela itoe telah tanggal.

Tiba-tiba terdengarlah oléh boedak itoe soewara langkah orang naik tangga. Sebentar itoe djoega ija berhenti menangis dan memasang telinganja. Si Djaminkah jang datang itoe?

Maka terbajanglah kegirangan*) pada moekanja, karena disangkakannja tijada lain, abangnjalah jang datang itoe. Barangkali abangnja membawakan barang soewatoe apa oentoek dija.

Tetapi sebentar lagi ija terkedjoet poela. Dengan segera ija bersemboenji ke soedoet itoe dengan amat ketakoetannja. Dengan gementar ja mendengar soewara bapanja jang perau berseroe-seroe: „Inem ! boeka pintoe !"

——————

*). Soekatjita.