Halaman:Sejarah Daerah Bengkulu.pdf/120

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

naskah Melayu yang berada di tangan seorang Belanda lain bernama Wendly pada tahun 1736.

Mulai bulan April 1825 Belanda berkuasa di Bengkulu, berdasarkan Traktat London 1824. Pada waktu itu perdagangan lada sudah merosot. Tindakan pertama yang diambil pemerintah Hindia Belanda ialah mengumumkan tentang cara pembelian lada. Kelihatan ada sedikit kemajuan dalam perdagangan lada, tetapi pada pertengahan abad ke-19, mengalami kemerosotan lagi. Pada tahun 1833, pemerintah menggunakan peraturan Tanam Paksa bagi kopi. Tetapi hasilnya tidak memuaskan, hanya di daerah Krui sedikit lumayan. Pada waktu itu pula Asisten Residen Belanda Knoerle tewas dibunuh rakyat. Apakah motif pembunuhan itu ada hubungannya dengan politik tanam paksa, masih perlu penelitian. Tanam paksa juga dikenakan pada lada.

Selanjutnya pada tahun 1870, sistem tanam paksa untuk lada dan kopi dihapuskan dan untuk mengisi kas negara, rakyat dikenakan pajak kepala. Peraturan ini membawa keributan. Pada tanggal 2 September 1873 Asisten Residen Van Amstel dan Kontrolir Cartens dibunuh rakyat. Pada saat ini (1977) batu peringatan

109