Halaman:SEJARAH KOTA PADANG.pdf/11

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

2

Pada awal abad ke XIV VOC mulai beroperasi di Indonesia. Mereka memasuki Padang melalui Pulau Cingkuk. Kemudian setelah beberapa tahun mereka mendirikan pula loji-loji di daerah Batang Arau sekarang. Dengan demikian daerah pemukiman juga berkembang menjadi wilayah di Muara Padang sekarang.

Mulai saat itu Belanda mulai menempatkan pejabat-pejabat dagangnya sekaligus membangun gudang-gudang untuk menumpuk barang-barangnya sebelum dikapalkan melalui pelabuhan Muara Padang.

Dari informasi yang diperoleh ternyata Belanda dari tahun-ketahun terus meningkatkan kegiatannya, sehingga pada akhir zaman VOC tahun 1799, Padang sudah merupakan pelabuhan terpenting di pantai Barat pulau Sumatera.Padang mulai menjadi tempat pemusatan penduduk yang berdatangan dari kampung-kampung sekitarnya dan mencari hidup dari kegiatan perdagangan Belanda tersebut.

Di samping Belanda, pedagang-pedagang bangsa Barat lainnya juga ada yang singgah di Padang. Sebagian dari mereka adalah orang lnggeris, Perancis dan Portugis. Kemudian diikuti oleh bangsa Cina. Dengan demikian daerah baru ini bukan hanya dihuni penduduk asli juga sejumlah orang asing. Dari satu perkampungan nelayan, Padang berubah menjadi pelabuhan dagang internasional.

Setelah VOC dibubarkan dan wilayah Hindia Timur menjadi koloni Belanda, maka fungsi kota ini berubah pula menjadi tempat kedudukan residen atau kepala pemerintahan untuk daerah Sumatera Barat. Dari Padang lah diatur penyerbuan-penyerbuan ke daerah-daerah lain di Sumatera Barat.

Pada saat bersamaan kebencian dan perlawanan rakyat terhadap kekuasaan Belanda mulai kelihatan. Pada awal abad ke XIX, tepatnya pada tahun 1821 perjuangan rakyat meledak dengan pecahnya Perang Paderi. Sampai abad ke 20 Padang tidak saja menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan, juga menjadi puat pemerintahan Belanda untuk Sumatera bagian Barat.