Halaman ini tervalidasi
Rimba-Rimba
kasar. Nasi jagung, walau terasa sekat di tenggorokan, namun terasa nikmat:
Ia sempat beberapa bulan di Padangpanjang.
Kemudian suasana berubah. Perang meletus.
"Mengapa sekarang aku berada di sini? Mengapa
kampung dibakar? Mengapa rakyat sengsara? Mengapa?
Mengapa harus berperang dengan saudara sendiri?”
Ia terlelap dalam seribu tanda tanya yang
menghujam dalam jiwanya. Tidur telentang di atas batu
di luar pondok. Di atas sana, bulan purnama bercahaya
terang. Bekas luka di dagunya terlihat dengan jelas.
{{|67}}