Halaman:Rimba-Rimba.pdf/79

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

Tanpa diduga, harimau itu melompat ganas. Johan tertegun. Ia tak mengira harimau ita akan berbuat demikian.

Aumannya memekakkan telinga.

la ingat kata ayahnya sewaktu menunggui ladang. Kalau suaranya terdengar dekat itu berarti dia jauh. namun kalau jauh, itu berarti dekat. Hanya itu pesan ayah yang ia ingat tentang harimau.

Sekarang Johan mendengar persis suara harimau itu begitu dekat. Tapi bukannya harimau itu jauh, ia melihat taring itu yang putih dan tajam.

“Ini bukan harimau sebenarnya, tapi harimau jadi-Jadian," pikirnya.

Namun belum sempat ia berpikiran lebih jauh, harimau itu menyerang tiba-tiba. Johan bergerak cepat menghindari serangan harimau itu. Sesekali Johan bergerak lincah dan sepakannya mengenai tepat di pinggang harimau itu.

“Plukkk. ” Harimau itu mengerang kesakitan. Terjatuh. Berguling di tanah yang merah. Menggeliat. Namun kemudian bangkit lagi dan bersiap menyerang kembali. Setiap tendangan mematikan yang dihadiahi Johan dibalas dengan cengkaraman kuku yang kuat dan menggapai-gapai.

Tiba-tiba saja dengan lentikan pinggul yang khas,harimau itu menegakkan badannya. Johan terpana. Kini harimau itu tegak di atas kedua kaki belakangnya, Sementara dua kaki depan siap mencengkeram.

Johan betul-betul terdesak dan secepat kilat taring harimau itu akan mencabik-cabik tubuhnya. Kilatan Cahaya putih dari langit sudah datang. Sebentar lagi ia akan mati. Ia tahu tak bisa berbuat apa-apa.

Ia menjerit dan, “Allahuakbar”.

63