Halaman:Rimba-Rimba.pdf/68

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

keluar, silahkan bergabung dengan tentara pusat. Mereka akan dianggap musuh dan diburu," ujar Zakir lagi.

"Kita berharap semoga Buya dibawa lari pasukan rimba bukan PKI," kata Kamil.

"Mudah-mudahan saja," ujar mereka serempak.

"Jadi sekarang bagaimana?" tanya Johan.

"Ya. Hanya itu cara kita. Kemana pun di Sumatera ini sudah tidak aman. Kalau ingin aman, larilah ke Jawa atau Kalimantan. Mungkin di sana tidak akan ada pemberontakan. Tapi kalian tahu apa cap untuk pengecut seperti itu?” ujar Johan.

"Jadi bagaimana teman-teman?" kata Imron.

"Ya. Kita mesti bergabung dengan pasukan rimba. Setidaknya jadi tukang masak di dapur umum, tidak apalah."

"Ya. Pasukan yang mana? Sekarang ini semua pasukan rimba sudah lari ke hutan. Tidak satupun yang bertahan di kampung. Sebentar lagi kalau kita tidak segera pergi, antek PKI atau tentara pusat yang akan menemukan kita."

"Entah. Saya juga tidak tahu. Tapi saya dengar-dengar sekarang ini para pemimpin PRRI tengah berada di daerah Talang Babungo, mungkin kita bisa ke sana," ujar Imron lagi.

"Pas kalau begitu. Talang Babungo," kata Ali. Kemudian lima orang itu; Johan, Ali, Kamil, Imron, dan Zakir sepakat untuk bergabung dengan pasukan rimba. Mereka memilih Johan sebagai komandan.

Kecuali Johan, yang diberi pangkat Letnan, yang lainnya diberi pangkat sama, yaitu sersan. Johan dipilih karena diantara mereka ilmu bela dirinya paling hebat

52