Halaman:Rimba-Rimba.pdf/67

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

dan ayahnya mantan tentara. Selain itu ia juga anak pesantren. Ilmunya dipandang lebih dibanding yang lain.

"Kita harus mencari senjata. Paling kurang tombak atau parang," ujar Zakir.

"Tidak usah," kata Johan.

"Tidak usah? Itu namanya bunuh diri. Kita tidak tahu kemana arah dan tujuan."

"Siapa yang pernah ke Talang Babungo?" ujar Johan.

"Saya," kata Kamil.

"Lewat mana?” tanya Johan.

"Pasar Alahanpanjang," jawab Kamil.

"Saya dengar Alahanpanjang sudah direbut tentara pusat kawan. Melewati pos penjagaan mau cari mati apa?" kata Zakir menimpali.

"Kalau begitu kita mesti melewati hutan dari arah Tambang Aro," ujar Johan.

"Tapi siapa yang tahu jalan?" desak Kamil lagi.

"Saya pernah sekali," ujar Ali.

"Bagaimana senjata kita?" ujar Ali lagi lagaknya seperti tentara benaran.

Johan hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada teman-temannya agar segera berangkat.

Dari beberapa orang yang mereka temui tersiar kabar pasukan pusat memang sudah sampai di Pasar Alahanpanjang, yang jaraknya hanya sekitar tujuh kilometer dari Aie Dingin. Itu berarti, kampung itu memang sudah tidak aman lagi.

"Ayo berangkat," ujar Johan.

Kemudian mereka berebut keluar dari pintu depan. Namun dengan cepat Johan mencegah.

53