Halaman:Rimba-Rimba.pdf/50

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

Sudah lewat lima menit namun Khaidir tidak juga menampakkan batang hidungnya. Sesuai kata-kata tadi, Johan mesti membawa kabur truk itu. Ia tahu apa yang mesti dilakukannya.

Johan menekan pedal gas sekuat-kuatnya. Lari truk tidak beraturan. Namun ia mesti lari dengan cepat. Samar-samar ia mendengar tembakan dari belakang. Johan kian mejauh. Semua penjaga di pos itu ingin mengejarnya, namun tidak jadi.

"Dor...dor...”

Beberapa letusan didengarnya. Mungkin saja Khaidir yang ditembak mereka. tapi Johan tidak peduli. la harus lari dengan cepat.

la ketakutan dan tidak menyangka semua itu akan terjadi. la ingin saja meninggalkan truk itu untuk menghilangkan tanggung jawab. Tapi ia yakin, ia butuh truk itu agar cepat sampai di kampung.

Apalagi kata Khaidir tadi ada benarnya juga. Wajahnya sudah dikenali musuh. Apalagi sekarang ia melarikan truk. Apalagi ia yang membawa mobil, pasti akan dikira dia adalah orang penting dari pasukan rimba.

Johan tidak mengerti apa yang terjadi. Tapi yang pasti, ia harus membawa lari truk itu dengan semua sekam muatannya. Kini truk itu dan semua barang yang ada di dalamnya adalah miliknya dan ia tahu tempat untuk menyembunyikan truk itu. Sebuah tempat yang tak akan mungkin ditemukan dalain waktu cepat. Lantas, truk itu disembunyikannya dengan sempurna.

'Mengapa saya jadi terlibat dengan semua ini?' batinnya. Tiba-tiba ia merasa dirinya seperti seorang pahlawan, bukan seorang santri. Jika aku ceritakan kisah ini kepada Syabilla, akankah ia percaya?" batinnya. Kini

36