Halaman:Rimba-Rimba.pdf/198

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Rimba-Rimba

“Mengapa tidak kita serahkan barang-barang ini kepada APRI””

“Tidak sekarang. Kita belum tahu keadaannnya. Barang ini milik republik int, kelak juga akan kita pergunakan untuk membangun republik ini.”

Perintahnya jelas. Mangkuto tidak berkata apa-apa lagi.

“Johan...”

Lelaki itu memanggil nama Johan, Johan berdiri. Ia jadi sungkan. Ja tahu berhadapan dengan siapa saat ini. “Kawal para ulama sampai ke Alahanpanjang dengan selamat.”

“Siap komandan," jawab Johan.

Kemudian beberapa orang melangkah keluar mengikuti komandan itu. Johan tidak tahu sejak kapan komandan itu ada di tempat itu.

Namun ia mencoba merangkai-rangkai kisah sebclum sampai ke tempat itu. Ia tidak bisa merangkai semua kisah itu dengan baik, ia punya tugas besar. Tiga orang pasukan PRRI memindahkan sekitar enam buah peti ke sudut lain.

Johan masih bertanya-tanya apa isi peti-peti itu. Mangkuto terlalu arif untuk menjawab kegalauan Johan. “Peti ini isinya emas. Cukup untuk membangun sebuah negara,” katanya.

Johan tersentak. Ia tidak percaya. Tapi ia mengerti mengapa orang-orang itu berani melawan. Mereka punya modal yang besar. Emas.

Tiba-tiba saja Mangkuto mengambil belatinya dan membuka sebuah peti. Mata mereka terbelalak. “Kalian percaya?"

Johan dan Buya Malin Mandaro yang ada di dalam itu betul-betul masih belum percaya. Tanaka sedari tadi