Halaman:Rimba-Rimba.pdf/178

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

dari Sumbar, namun sudah fasih berbahasa Minang. Sebagai pasukan yang akan diterjunkan dalam penyusupan, menguasai bahasa daerah adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan bagi mereka.

Malah beberapa dari mereka juga sudah ikut dalam menyerang Belanda selama agresi Belanda II di Jogjakarta. Ikut beberapa kali menumpas gerakan- gerakan separatis.

Di lain pihak, pasukan Mangkuto dan puluhan pejuang lain mesti menyingkir ke arah bagian selatan. Setelah pasukan Beni keluar hutan, posisi mereka sudah tidak aman lagi. Hari kemarin tiga orang anak buah Mangkuto mati sia-sia.

“Kami segera menyingkir ke daerah selatan. Di daerah Sangir kondisi masih aman. Kami segera kesana.”

Hanya itu kata-kata Mangkuto kepada Johan sewaktu akan berangkat. Namun Mangkuto juga menyuruh salah seorang anak buahnya sebagai penunjuk jalan bagi Harimau Campo.

Anak-anak Harimau Campo betul-betul dalam posisi sulit karena ternyata Mangkuto tidak bisa membantu mereka. Di satu pihak mereka dikejar pasukan Beni, di pihak tain mereka juga akan menjadi sasaran pasukan pusat.

Setelah berpisah dengan pasukan Mangkuto, Johan dan anggotanya langsung menuju ke daerah Sungai Abu. Dari hutan Aic Dingin, kemudian pasukan kecil itu menuju rimba Galagah, mengambil jalan ke timur dan menembus hutan belantara yang perawan. Hanya itu jalan yang terdekat. Jika ingin jalan biasa melalui hutan Alahanpanjang dan kemudian ke Talang Babungo terus